Duh! 80 Persen Sampah di Lebak Dibuang ke Kebun-Sungai

Fathul Rizqoh - detikNews
Senin, 10 Jan 2022 17:00 WIB
Foto: Petugas kebersihan tengah merapikan tumpukan sampah di Rangkasbitung, Lebak (Fathul Rizkoh/detikcom).
Lebak -

Sebanyak 80 persen sampah di Kabupaten Lebak belum bisa ditangani dengan maksimal. Dari 553,70 ton sampah per hari hanya 132 ton sampah yang dapat ditangani.

"Sampah yang masuk ke TPA sekitar 20 persen saja atau 132 ton sampah. Sisanya, jika di perkampungan akan dibuang ke kebun, menimbun sampah, atau masih ada juga yang buang ke sungai atau selokan," ujar Kasi Pengurangan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Lebak Uding, Senin (10/1/2022).

Dalam menangani sampah, Pemkab Lebak hanya mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 2 M. Anggaran itu dibagi untuk armada, honor petugas dan BBM.

"Penanganan (sampah) di sana kita bisa buat kompos tapi SDM nya tidak ada. Kompos juga perlu BBM, anggarannya tidak ada. Kemudian jika berhasil membuat kompos, hasilnya dibawa kemana? Ini belum ada solusinya," ujarnya.

Dengan anggaran yang ada, dirinya mengakui belum bisa menangani persoalan sampah. Baik di TPA Dengung untuk Rangkasbitung dan sekitarnya, maupun di TPA Cihara untuk Kecamatan Malingping, Cihara, Panggarangan dan Bayah.

Meskipun penanganan sampah masih minim, namun ia mengklaim ada gas metan yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat disekitar TPA. "Ada gas metan, 5 keluarga yang dapat manfaat dari TPA. Jadi mereka tidak beli gas," tandasnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga cukup kewalahan dalam menangani tumpukan sampah di Pasar Rangkasbitung. Tumpukan sampah di lokasi tersebut sudah mendapat keluhan dari warga karena menimbulkan bauk tidak sedap.

"Setiap bak kontainer penuh diangkut. Hanya pengangkutannya tidak bisa dilaksanakan pagi dan siang hari karena aktivitas di pasar begitu padat, dan pengangkutan selalu dilaksanakan sore hari setelah aktivitas di pasar tidak begitu ramai," katanya kepada detikcom, Senin (10/1/2022).

Udin menyebut minimnya armada membuat petugas berkejaran dengan waktu untuk mengangkut sampah. Produksi sampah di Kabupaten Lebak kurang lebih 553,70 ton per hari.

Jika kapasitas maksimal 1 unit armada mengangkut empat sampai lima ton sampah, maka dengan jumlah armada yang ada tidak semua sampah bisa diangkut.

"Selama ini 9 unit armada tidak ada masalah. Memang kadang menumpuk, tapi mungkin dua atau tiga hari baru diangkut," ujarnya.

Guna mengatasi hal ini, DLH Lebak telah menganggarkan pembelian 2 unit armada. Anggaran itu berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU). "1 unit mobil ambrol yang bisa narik hidrolik dibandrol Rp 600 jutaan," tandasnya.




(mso/bbn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork