Kasus Santriwati Diperkosa Herry, P2TP2A Garut: Ortu Korban Shock

Hakim Ghani - detikNews
Kamis, 09 Des 2021 16:25 WIB
Ilustrasi kasus kejahatan seksual (Ilustrator: Zaki Alfarabi/detikcom)
Garut -

Mayoritas santriwati korban pemerkosaan guru pesantren di Bandung merupakan warga Garut. Orang tua mereka shock bukan main kala mengetahui anaknya jadi korban kebejatan pelaku, Herry Wirawan (36).

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut Diah Kurniasari mengungkapkan ada 11 orang dari 12 santriwati korban pemerkosaan yang berasal dari Garut. "Dari hasil koordinasi dengan jajaran Polda Jawa Barat yang juga menindaklanjuti laporan kepala desa dan warga yang jadi orang tua santri, diketahui ada 11 santri perempuan dari Garut yang jadi korban hingga diketahui punya anak dan ada yang tengah hamil," kata Diah dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (9/12/2021).

P2TP2A Garut menerima laporan dari seorang kepala desa dan orang tua salah satu korban pada Juni 2021. Setelah itu, P2TP2A Garut berkoordinasi dengan Polda Jabar yang menangani perkara tersebut.

Menurut Diah, 11 santriwati asal Garut yang menjadi korban kebejatan Herry Wirawan itu berasal dari beberapa daerah berbeda. "Dari 11 santri tersebut, karena berasal dari daerah yang berbeda dengan kepala desa yang melapor ke P2TP2A, sebagian orang tuanya belum mengetahui masalah yang menimpa anaknya. P2TP2A berinisiatif memanggil para orang tua korban dan diberitahu perihal masalah yang menimpa anak mereka di pesantren oleh tim psikolog," tuturnya.

Para orang tua korban kaget bukan kepalan berkaitan kasus tersebut. "Semua orang tua shock begitu mengetahui permasalahan yang menimpa anaknya. Setelah diberi pemahaman dan pendampingan, akhirnya para orang tua bisa menerima permasalahan tersebut," kata Diah.

Diah tidak menyebut dari kalangan keluarga mana mereka berasal. Namun, dapat dipastikan 11 dari 12 korban pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan merupakan warga Garut. Beberapa di antara mereka bahkan hamil dan melahirkan.

"Hingga saat ini, upaya pendampingan masih terus berjalan. Berupa pendampingan korban dalam menghadapi persidangan, hingga pendampingan kesehatan. Mengingat, ada korban yang masih menunggu proses melahirkan setelah sebelumnya, satu orang korban juga telah melahirkan dengan fasilitas P2TP2A Garut," kata Diah.




(bbn/bbn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork