'Hai Angklek Maya Ratu Kusuma, Anjeun Ulah Samar Ulah Silo, Kula Anak Putu Balagedog'. Itulah kalimat yang sering diucapkan warga Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka saat hujan turun disertai petir.
Dengan mengucap kalimat itu, warga Balagedog percaya jika petir atau kilat yang muncul pada saat hujan turun tidak akan menyambar mereka.
"Kalau hujan besar dimanapun mantranya begitu, jadi kalau lagi pergi kemana terjadi hujan besar orang Balagedog mengucap itu. Walaupun itu hanya sebuah mitos tapi percaya gak percaya ya memang manjur," kata Nana Supriatna (43) tokoh masyarakat Desa Balagedog saat berbincang dengan detikcom, Kamis (18/11/2021).
Nana menceritakan kalimat yang mampu membuat warga Balagedog bisa terlindung dari sambaran petir bermula dari kisah Buyut Koda. Buyut Koda merupakan seorang sesepuh yang tinggal di Desa Balagedog dan dipercaya memiliki ilmu tinggi.
Menurutnya pada zaman dulu, Buyut Koda diminta oleh seorang Sultan Cirebon untuk membabat hutan. Ilmunya yang tinggi membuat Sultan Cirebon kala itu percaya Buyut Koda mampu melaksanakan tugas tersebut.
"Buyut koda adalah seorang tokoh di Balagedog dan nenek moyang kami, beliau ada orang yang berilmu tinggi pada zaman itu. Cerita turun temurun, beliau dipanggil Sultan Cirebon untuk membabat hutan karena orang-orang dari manapun tidak ada yang bisa membabat hutan itu," ujarnya.
Namun kata Nana, dalam melaksanakan tugasnya Buyut Koda menemukan beberapa masalah. Salah satunya adalah badai petir yang beberapa kali menyambar tubuh Buyut Koda.
"Saat melaksanakan tugasnya ternyata benar banyak gangguan, ada maung (macan), ular dan yang terakhir yang paling sulit itu hujan besar disertai petir yang kemudian menyambar tubuhnya," jelas Nana.
"Jadi pekerjaan itu tidak selesai-selesai, dia (BuyutKoda) mencari cara gimana petir ini bisa diatasi lah bahasanya," ucap dia menambahkan.
(mud/mud)