Bandung -
Pengelola di sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Bandung khawatir terjadi penumpukan sampah, imbas terganggunya layanan di TPA Sarimukti akibat krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional alat berat.
Salah seorang pengelola TPS Ciroyom, Tanto, khawatir terjadi penumpukan sampah bila dalam dua hari ke depan tak ada pengangkutan sampah. Pasalnya, TPS Ciroyom sehari-harinya menampung sampah dari pasar dan juga warga sekitar.
"Ini juga ada penumpukan karena yang dari Rajawali penuh, jadi dibuang ke sini dengan mobil. Segini masih ada lahan, tapi kalau dua hari ke depan tidak diangkut takutnya tidak tertampung lagi," ujar Tanto saat ditemui detikcom, Minggu (7/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah petugas kebersihan dalam lingkup RW atau kelurahan pun diminta untuk mengurangi jumlah sampah yang dibawa. "Kalau bisa diturunkan ya sampahnya ya bisa, tapi kalau misal tidak bisa diturunkan karena terlalu banyak yang mau tidak mau diambil lagi," ujar Tanto.
Biasanya, ujar Tanto, dalam sehari ada empat kali pengangkutan sampah dengan menggunakan truk tronton. Namun, dalam dua hari terakhir tak ada pengangkutan yang dilakukan.
Pantauan detikcom, tumpukan sampah telah memenuhi hampir tiga perempat lahan TPS Ciroyom. Hujan yang mengguyur pun membuat suasana di TPS menjadi semakin tak sedap dipandang mata.
"Harapannya sih cepat beres ya, agar sampah bisa terangkut. Masyarakat kadang suka buang sampah ke selokan kalau telat diambil sampahnya. Kalau gini mah inginnya cepat-cepat beres di Sarimuktinya agar normal lagi, apalagi kalau di pasar ya mau tidak mau harus diambil karena kan dipakai untuk dagang," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di TPS Sarimadu di Kecamatan Sukasari. TPS tersebut juga memuat sampah-sampah dari Pasar Cibogo dan wilayah sekitar seperti Cibogo dan Sarijadi. Pengelola pun hanya menerima sampah yang dibawa warga dengan menggunakan sepeda motor.
"Kalau kami sih menolak dulu ya misal ada dari motor triseda dari RW, karena takutnya tak tertampung. Biasanya sih di sini juga kosong, karena dalam sehari enam kali diangkut, kami juga khawatir tak tertahan sampahnya," kata Ujang, salah satu pengelola.
Sebelumnya, operasional alat berat di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat terkendala akibat krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM). Hal itu berbuntut pada terhambatnya pengangkutan sampah dari wilayah Bandung Raya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengatakan, TPA Sarimukti masih melayani pengangkutan sampah. Namun, karena BBM untuk alat berat untuk kegiatan sanitary landfill terhambat.
"Memang ada sedikit permasalahan terkait stok BBM yang menipis, hal ini dikarenakan suplai BBM yang digunakan oleh alat berat untuk melakukan kegiatan sanitary landfill sedikit terlambat, sehingga proses pengaturan pembuangan sampah menjadi lambat dan sedikit terganggu," ujar Prima, Minggu (7/11/2021).
Ia mengatakan, keterlambatan pengiriman ke Sarimukti ini karena ada penyesuaian anggaran di proses perubahan anggaran 2021 yang sebagian terelokasi untuk penanganan COVID-19. "Penyesuaian anggaran diproses perubahan anggaran 2021," ujar Prima.
Meski demikian, pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah di Kota Bandung menjadi terhambat. Hal itu diakui Kepala DLH Kota Bandung Dudy Prayudi, sementara ini sampah-sampah di TPS belum bisa diangkut ke TPA.
"Iya ada dampaknya, saat in sampah yang ada di TPS belum bisa terangkut ke TPA," ujar Dudy saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (6/11).
Saat ini pihaknya tengah menunggu langkah DLH Jabar terkait pengiriman BBM dari Pertamina untuk alat berat di Sarimukti. "Mudah-mudahan dapat cepat dilakukan pengiriman BBM untuk operasional loader di TPA Sarimukti," katanya.
 Sampah di TPS Bandung mulai menumpuk. (Foto: Yudha Maulana/detikcom) |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini