Bandung -
Operasional alat berat di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat terkendala akibat krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM). Hal itu berbuntut pada terhambatnya pengangkutan sampah dari wilayah Bandung Raya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengatakan TPA Sarimukti masih melayani pengangkutan sampah. Namun, karena BBM untuk alat berat untuk kegiatan sanitary landfill terhambat.
"Memang ada sedikit permasalahan terkait stok BBM yang menipis, hal ini dikarenakan suplai BBM yang digunakan oleh alat berat untuk melakukan kegiatan sanitary landfill sedikit terlambat, sehingga proses pengaturan pembuangan sampah menjadi lambat dan sedikit terganggu," ujar Prima, Minggu (7/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, keterlambatan pengiriman ke Sarimukti ini karena ada penyesuaian anggaran di proses perubahan anggaran 2021 yang sebagian terelokasi untuk penanganan COVID-19. "Penyesuaian anggaran diproses perubahan anggaran 2021," ujar Prima.
Meski demikian, pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah di Kota Bandung menjadi terhambat. Hal itu diakui Kepala DLH Kota Bandung Dudy Prayudi, sementara ini sampah-sampah di TPS belum bisa diangkut ke TPA.
"Iya ada dampaknya, saat in sampah yang ada di TPS belum bisa terangkut ke TPA," ujar Dudy, Sabtu (6/11).
Saat ini pihaknya tengah menunggu langkah DLH Jabar terkait pengiriman BBM dari Pertamina untuk alat berat di Sarimukti. "Mudah-mudahan dapat cepat dilakukan pengiriman BBM untuk operasional loader di TPA Sarimukti," katanya.
Terhambatnya operasional di TPA Sarimukti ini mendapatkan sorotan dari Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Folmer Siswanto. Tak bisa beroperasinya alat berat di TPA Sarimukti membuat angkutan sampah dari Bandung Raya tertahan di tempat pembuangan sementara (TPS).
Melihat hal itu, Folmer mengkhawatirkan potensi terjadinya Bandung lautan sampah terjadi lagi akibat sampah kota yang tak terangkut ke TPA Sarimukti. "Ini menjadi salah satu kekhawatiran kami. Pada saat kita menyetujui pengelolaan sampah Legoknangka yang pembangunannya selesai 2023, tapi sampai saat ini progres masih lambat. Kalau dibiarkan tidak ada action plan jangka pendek, terjadi permasalahan di TPA Sarimukti berimbas langsung pada sistem pengelolaan sampah kota," ujar Folmer, Sabtu (6/11).
"Iya (potensi Bandung lautan sampah) bisa terulang lagi, kalau truk tertahan di Sarimukti menunggu giliran, armada terbatas," ujarnya melanjutkan.
Berkaca dari kejadian ini, Folmer berharap pemerintah kota memiliki kemandirian untuk mengolah sampah. Sebab itu, program PLTSa Gedebage harus menyeriuskan kelanjutan pembangunannya.
"Itu harus diselesaikan tidak bisa diabaikan dan kita mikir konsep lagi, sementara Pemkot Bandung masih tergantung ke Sarimukti," tutur Folmer.
Informasi mengenai tak bisa beroperasinya TPA Sarimukti karena pasokan BBM ini juga tersebar di media sosial. Salah satunya diunggah oleh akun Info KBB di Facebook. Dalam narasinya, terpampang deretan truk sampah milik DLH Kabupaten Bandung Barat terparkir di halaman UPT Kebersihan KBB di Jl Gedong V, Padalarang.
"Selain menimbulkan pemandangan kurang bagus, air rembesan sampah dari truk yang diguyur hujan sepanjang hari ini menyebabkan jalanan menjadi becek disertai bau yang sangat tidak sedap," tulis akun tersebut.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini