Aksi Bertani-Beternak Para Penghuni Banyulana Ciamis

Hari Santri

Aksi Bertani-Beternak Para Penghuni Banyulana Ciamis

Dadang Hermansyah - detikNews
Jumat, 22 Okt 2021 22:12 WIB
Ponpes di Ciamis
Aktivitas santri di Pesantren Banyulana Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom)
Ciamis -

Pesantren Banyulana berada di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Sejak berdiri tahun 1979, tempat ini tetap bertahan sebagai pesantren salafiyah.

Jumlah santrinya sebanyak 80 orang, yang mayoritas warga Ciamis. Sebagiannya asal Garut, Cianjur, Brebes hingga Sumatra. Menariknya, sebanyak 60 persen santri disubsidi oleh pesantren. Selain itu, pesantren ini mandiri dengan mengandalkan hasil pertanian dan peternakan untuk membekali para santrinya.

Mereka menanam padi, sayuran, buah-buahan dan peternakan ikan mujair. Bahkan, kini pesantren tersebut memiliki green house untuk mengembangkan pertanian. Seluruh pengelolaannya dilakukan oleh santri, mulai menanam hingga produksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak pesantren ini berdiri dan ada santri, kita bergerak pada pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan lahan sekitar setengah hektare. Tujuan utamanya untuk membekali para santri supaya memiliki keterampilan saat kembali ke masyarakat. Bukan hanya punya ilmu agama, jadi para alumni pesantren ini bisa mandiri," ujar Pimpinan Pesanten Banyulana KH Darif Haidarifan, Kamis (21/10).

Ponpes di CiamisAktivitas di Pesantren Banyulana Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom)

Darif menjelaskan kegiatan santri sehari-hari selain mengaji juga aktif di ladang. Dari mulai menanam, memelihara hingga panen. Bahkan produksi pupuk atau jamu sehat tanaman.

ADVERTISEMENT

"Intinya pertanian dan peternakan ini bukan berorientasi pada materi. Tapi kami melakukannya untuk memenuhi kebutuhan pesantren, kebutuhan para santri. 60 persen santri di sini bersubsidi, tidak membawa bekal dari rumah," kata Darif.

Darif menjelaskan sejauh ini pesantren tidak mengalami banyak kendala selama beraktivitas tersebut.

"Seperti pada saat Pandemi COVID-19, ketika ikan susah keluar. Sedangkan ikan harus tetap diberikan pakan. Kita mencari solusinya dengan beternak maggot untuk mengatasi kekurangan pakan ikan," ucap Darif.

Selain itu, Pesantren Banyulana telah meluncurkan 'Magrib' atau Madrasah Agrikultur Banyulana. Sehingga belajar pertanian di pesantren ini memiliki kurikulum.

Para santri pun bisa mengembangkan pengetahuan bidang pertanian dan perikanan secara langsung. "Mentornya juga dari tenaga ahli, ada dari BP3K dan Dinas Pertanian. Alhamdulillah, Pemkab Ciamis pun sangat mendukung. Bahkan membantu dalam hal legalitas, seperti P4S, pusat penyuluhan pertanian swadaya. Para santri nantinya punya sertifikat dan bisa memberikan praktik langsung ke masyarakat," tuturnya.

"Jadi santri kami itu ceramah bisa di pematang sawah. Memberikan praktek pertanian ke masyarakat," ucap Darif menambahkan.

Camat Barebeg Edy Yulianto menyebut Pesantren Banyulana ini satu-satunya pesantren bergerak di bidang pertanian dan peternakan di wilayahnya. "Mereka tidak hanya konsentrasi pada keagamaan. Tapi juga memberikan bekal kepada santri untuk kehidupannya. Tidak tergantung pada dunia luar, tapi mandiri. Bisa disebut juga pesantren pertanian. Setelah kembali di masyarakat, mereka juga akan membantu masyarakat di bidang pertanian, di samping dalam hal keagamaan," tutur Edy.

Ponpes di CiamisPeternakan ikan di Ponpes Banyulana Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom)

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads