Upaya menambah fungsi pondok pesantren (ponpes) sebagai simpul kegiatan ekonomi terus dilakukan berbagai pesantren di Jawa Barat. Pondok pesantren kini diupayakan tak hanya sebagai pusat kegiatan pendidikan ilmu agama. Lebih dari itu, pesantren bisa menjadi pusat kegiatan wirausaha.
Sehingga lulusan santri yang dihasilkan tak hanya cakap dalam ilmu agama, namun juga memiliki kemampuan wirausaha. Kegiatan wirausaha di pesantren juga tentunya akan berdampak positif bagi kemandirian pesantren.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan oleh Ponpes Bustanul Ulum di Dusun Cigadung, Desa Karyamukti, Kota Banjar. Ponpes ini tengah meretas asa mengembangkan budi daya melon. Walau pun kapasitas bisnisnya masih skala rintisan, geliat agrobisnis di Ponpes Bustanul Ulum mulai menunjukkan progres positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Insyaallah nanti hari Senin depan kami akan panen perdana melon yang ditanam oleh para santri," kata Muhammad Wilda Burhanuddin, pengasuh kegiatan agribisnis di Ponpes Bustanul Ulum Kota Banjar, Kamis (21/10/2021).
Dia menjelaskan pihaknya baru beberapa bulan menjalankan green house budidaya melon. Buah manis yang mereka tanam ada 2 jenis yaitu melon golden emerald atau inthanon dan melon Jepang atau wakatobi.
![]() |
Wildan mengatakan budidaya ini dia dapatkan dari bantuan program yang digagas Bank Indonesia dan himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren). "Ya kami dapat kesempatan untuk mengakses fasilitas ini. Akhirnya kami kirimkan 3 orang santri untuk mengikuti kegiatan pelatihan budidaya melon dengan sistem green house ini," ujar Wildan.
Setelah itu, sebanyak 70 santri Ponpes Bustanul Ulum jadi punya kegiatan baru. Mereka bersama-sama mengurus budi daya melon di sela kegiatan pendidikan. Selepas pengajian Subuh dan di sore hari mereka merawat kebun green house seluas 30x25 meter persegi itu. Di waktu senggang, para santri juga menggali literasi seputar argrobisnis, khususnya budi daya hingga penjualan melon.
"Santri ikut terlibat, kan mereka sendiri yang mengikuti pelatihannya. Mereka yang punya ilmunya dan langsung diaplikasikan," kata Wildan.
Baca juga: Cikal Bakal Tugu Santri di Karawang |
Pada awal budi daya, para santri ini sempat gagal. Rupanya ada perbedaan antara sistem budi daya konvensional dengan sistem green house. Sehingga benih yang ditanam rusak akibat serangan hama. "Tapi itu jadi pelajaran berharga. Kami tanam lagi, alhamdulillah sekarang hasilnya mulai terlihat," tutur Wildan.
Kini menjelang panen perdana, buah kerja keras para santri itu sudah terlihat hasilnya. Mereka optimistis target produksi 1,5 kilogram per pohon itu akan tercapai. Jika ada 1.000 pohon, artinya tak lama lagi mereka akan panen total sekitar 1,5 ton buah melon.