Manis Melon di Ponpes Bustanul Ulum Kota Banjar

Hari Santri

Manis Melon di Ponpes Bustanul Ulum Kota Banjar

Faizal Amiruddin - detikNews
Jumat, 22 Okt 2021 15:07 WIB
Ponpes di Kota Banjar
Budi daya melon di Ponpes Bustanul Ulum. (Foto: Faizal Amiruddin/detikcom)
Kota Banjar -

Upaya menambah fungsi pondok pesantren (ponpes) sebagai simpul kegiatan ekonomi terus dilakukan berbagai pesantren di Jawa Barat. Pondok pesantren kini diupayakan tak hanya sebagai pusat kegiatan pendidikan ilmu agama. Lebih dari itu, pesantren bisa menjadi pusat kegiatan wirausaha.

Sehingga lulusan santri yang dihasilkan tak hanya cakap dalam ilmu agama, namun juga memiliki kemampuan wirausaha. Kegiatan wirausaha di pesantren juga tentunya akan berdampak positif bagi kemandirian pesantren.

Upaya tersebut salah satunya dilakukan oleh Ponpes Bustanul Ulum di Dusun Cigadung, Desa Karyamukti, Kota Banjar. Ponpes ini tengah meretas asa mengembangkan budi daya melon. Walau pun kapasitas bisnisnya masih skala rintisan, geliat agrobisnis di Ponpes Bustanul Ulum mulai menunjukkan progres positif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insyaallah nanti hari Senin depan kami akan panen perdana melon yang ditanam oleh para santri," kata Muhammad Wilda Burhanuddin, pengasuh kegiatan agribisnis di Ponpes Bustanul Ulum Kota Banjar, Kamis (21/10/2021).

Dia menjelaskan pihaknya baru beberapa bulan menjalankan green house budidaya melon. Buah manis yang mereka tanam ada 2 jenis yaitu melon golden emerald atau inthanon dan melon Jepang atau wakatobi.

ADVERTISEMENT
Ponpes di Kota BanjarBudi daya melon di Ponpes Bustanul Ulum. (Foto: Faizal Amiruddin/detikcom)

Wildan mengatakan budidaya ini dia dapatkan dari bantuan program yang digagas Bank Indonesia dan himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren). "Ya kami dapat kesempatan untuk mengakses fasilitas ini. Akhirnya kami kirimkan 3 orang santri untuk mengikuti kegiatan pelatihan budidaya melon dengan sistem green house ini," ujar Wildan.

Setelah itu, sebanyak 70 santri Ponpes Bustanul Ulum jadi punya kegiatan baru. Mereka bersama-sama mengurus budi daya melon di sela kegiatan pendidikan. Selepas pengajian Subuh dan di sore hari mereka merawat kebun green house seluas 30x25 meter persegi itu. Di waktu senggang, para santri juga menggali literasi seputar argrobisnis, khususnya budi daya hingga penjualan melon.

"Santri ikut terlibat, kan mereka sendiri yang mengikuti pelatihannya. Mereka yang punya ilmunya dan langsung diaplikasikan," kata Wildan.

Pada awal budi daya, para santri ini sempat gagal. Rupanya ada perbedaan antara sistem budi daya konvensional dengan sistem green house. Sehingga benih yang ditanam rusak akibat serangan hama. "Tapi itu jadi pelajaran berharga. Kami tanam lagi, alhamdulillah sekarang hasilnya mulai terlihat," tutur Wildan.

Kini menjelang panen perdana, buah kerja keras para santri itu sudah terlihat hasilnya. Mereka optimistis target produksi 1,5 kilogram per pohon itu akan tercapai. Jika ada 1.000 pohon, artinya tak lama lagi mereka akan panen total sekitar 1,5 ton buah melon.

Wildan mengatakan hasil dari kegiatan usaha itu nantinya akan dimanfaatkan untuk membantu pesantren dan tentunya para santri yang terlibat akan ikut menikmati hasilnya. Jauh sebelum budidaya melon, Ponpes Bustanul Ulum selama ini menjalankan budi daya ikan air tawar. Mulai dari ikan gurame, nila dan lele.

"Budi daya ikan juga masih jalan. Walaupun budi dayanya masih relatif tradisional, tetap berjalan. Kebetulan pesantren kami terletak di daerah yang memiliki pasokan air yang melimpah, jadi sangat mendukung budi daya ikan," ujar Wildan.

Selain di sektor pertanian dan perikanan, pesantren ini juga sempat menggarap bisnis lain yaitu produksi kecimpring. Pengurus pesantren dan santri ikut terlibat dalam produksi cemilan khas masyarakat Sunda tersebut. Hanya saja, kapasitas usahanya belum signifikan karena terkendala minimnya penjualan. Produksi kecimpring dilakukan baru sebatas menerima pesanan.

"Semua potensi wirausaha yang kami miliki dan dianggap memungkinkan, akan kami coba. Tujuan kami tentunya agar santri Bustanul Ulum tak hanya menguasai ilmu agama saja. Tapi mereka juga harus memiliki keterampilan untuk berwirausaha. Mereka harus berdikari," ucapnya.

Dia mengapresiasi berbagai program pemberdayaan ekonomi pesantren yang dilakukan oleh sejumlah pihak, baik pemerintah maupun pihak lainnya. "Ya tentunya kami berterima kasih, sekarang mulai banyak program pemberdayaan ekonomi pesantren yang bisa diakses. Walaupun memang jumlahnya terbatas. Tentu ke depan kami berharap, program pemberdayaan pesantren bisa diperbanyak dan lebih beragam. Termasuk kami berharap Pemda juga bisa ikut membuat program serupa," tutur Wildan.

Ponpes yang dipimpin oleh KH Ade Hidayat itu terkenal di Kota Banjar sebagai pesantren yang memadukan pola pendidikan tradisional dan modern. Seperti pada umumnya, Ponpes Bustanul Ulum mengajarkan kajian-kajian salafiyah atau membedah kitab-kitab kuning. Selain itu pun pendidikan formal juga digelar mulai dari tingkat usia dini hingga SMK.

"Pendidikan formal sampai SMK juga tersedia. Kitab-kitab modern juga diajarkan, bahkan semua santri diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab dalam percakapan sehari-hari," katanya.

Di Hari Santri tahun ini, Ponpes Bustanul Ulum juga menggelar kegiatan. Salah satunya kegiatan lomba baca kitab kuning serta menggelar upacara peringatan Hari Santri di lingkungan pesantren.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads