Gunung Ciremai sedang ramai diperbincangkan pascapenemuan 35 kilogram bahan peledak TATP 'Mother of Satan' oleh Densus 88 Antiteror Polri pada Jumat 1 Oktober 2021 kemarin. Sekadar diketahui, gunung ini menjadi salah satu favorit tujuan pendaki karena keindahannya.
Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3.078 mdpl, yang menjadikannya gunung tertinggi di Jawa Barat dengan topografi yang ada yaitu berombak, berbukit, hingga bergunung. Gunung Ciremai juga merupakan gunung api soliter dengan kawah ganda (barat dan timur) dengan radius 600 meter dan kedalaman 250 meter.
Dilansir dari laman kuningankab.go.id, Gunung Ciremai mempunyai kawasan seluas +15.500 hektare yang berada di wilayah administratif antara Kuningan dan Majalengka. Di dalam kawasan tersebut tersimpan keindahan hingga kekayaan alam mulai dari habitat flora fauna unik dan langka hingga wisata alam yang menakjubkan, termasuk di dalamnya jalur pendakian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk flora, hutan Gunung Ciremai memiliki +119 koleksi tumbuhan terdiri dari 40 koleksi anggrek dan 79 koleksi non-anggrek, termasuk koleksi tanaman hias yang menarik seperti Kantong semar dan Dadap Jingga. Selain itu di puncak Ciremai juga tumbuh bunga abadi edelweis.
Sementara untuk fauna, Gunung Ciremai saat ini menjadi habitat bagi sejumlah satwa langka seperti macan tutul jawa, surili dan elang jawa. Selain itu ada juga lutung, kera ekor panjang dan elang hitam. Di kawasan Gunung Ciremai juga terdapat 20 jenis burung sebaran terbatas yang di dalamnya ada 2 jenis burung terancam punah yaitu cica matahari dan poksai kuda serta dua jenis burung status rentan yaitu ciung mungkal jawa dan celepuk jawa.
Selanjutnya, yang tidak kalah menarik dari Gunung Ciremai, yakni panorama alamnya. Panorama alam gunung ini cukup unik dan variatif serta memiliki nilai estetika yang tinggi. Misalnya pesona sunrise di puncak Ciremai, hutan alam, air terjun di daerah lembah, pemandian alam dan sumber air panas.
Beberapa wisata alam yang berada di kawasan Gunung Ciremai di antaranya Lembah Cilengkrang, Curug Sawer, Curug Sabuk, Telaga Remis dan Curug Putri di Kuningan, kemudian Curug Sawer, Curug Tonjong dan panorama alam Sadarehe di Majalengka.
Tidak hanya itu, sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai tentunya memiliki jalur pendakian. Setidaknya ada 4 jalur pendakian menuju atap Jawa Barat, yakni jalur Linggasana, Linggajati dan Palutungan di Kuningan serta jalur Apuy di Majalengka.
Jejak 'Mother of Satan'
Dibalik segala keindahan yang terdapat di Gunung Ciremai, baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan penemuan bahan peledak TATP 'Mother of Satan' sebanyak 35 kg di lereng Ciremai. Bahan peledak TATP itu ditemukan di sebuah lokasi tersembunyi di ketinggian 1.450 mdpl yang berjarak 7 kilometer dari Dusun Malarhayu, Desa Bataragung, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan penemuan bahan peledak itu bermula dari pengakuan napi terorisme jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bernama Imam Mulyana.
"Berdasarkan keterangan Imam Mulyana tersebut, pada hari Jumat, 1 Oktober 2021, tim Densus 88 AT Polri bersama dengan tim Jibom Brimob Polda Jabar, Inafis Polres Majalengka, tim Polres Majalengka, dan tim Lapas Sentul yang mengawal napiter Imam Mulyana melakukan pencarian. Seluruh tim membelah hutan yang lebat dengan rute yang tidak lazim selama berhari-hari," ujar Ramadhan kepada wartawan, Senin (4/10/2021).
Setelah ditemukan, bahan peledak TATP kemudian dimusnahkan oleh Tim Jibom Brimob Polda Jawa Barat. Proses disposal tersebut menimbulkan suara ledakan yang terdengar oleh warga Dusun Malarhayu.
Udi (45) Kepala Dusun Malarhayu mengatakan banyak warga yang mengira suara ledakan pada Jumat siang itu adalah suara petir. Namun setelah mendapat kabar, rupanya suara ledakan itu berasal dari proses disposal 'Mother of Satan'.
"Suara ledakan kencang, orang-orang pada dengar semua. Dikiranya petir mau hujan, itu habis jumatan lah kedengarannya," ucap Udi, Selasa (5/10/2021).
Menurutnya, suara ledakan yang terdengar tidak hanya sekali. Warga mendengar ledakan dari atas bukit berulang kali. "Ada beberapa kali suara ledakan itu," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi mengungkapkan Tim Densus 88 telah meyakinkan tidak ada lagi bom yang tersimpan di sekitar lokasi temuan 'Mother of Satan'. "Memang beberapa waktu lalu telah diambil oleh Densus 88 bom yang disimpan oleh tersangka teroris. Terakhir diyakinkan bahwa tidak ada lagi bom yang tersimpan di wilayah sekitar," kata Edwin di Mapolres Majalengka, Rabu (6/10).
"Kemudian kemarin juga Densus 88 sudah menyisir mencari ulang dan dipastikan tidak ada," ucap Edwin menambahkan.
Menurutnya bom tersebut memang sudah tersimpan lama di lokasi yang berada di berada di ketinggian 1.450 mdpl itu. "Bom ini memang sudah disimpan oleh pelaku sejak lama. Lokasi juga di atas gunung jauh dari pemukiman," kata Edwin.