Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali begitu besar dampaknya dirasakan oleh banyak pihak. Tidak sedikit mereka yang terdampak benar-benar membutuhkan bantuan karena adanya pembatasan aktivitas selama masa PPKM.
Berangkat dari hal itulah, seorang pengusaha kuliner di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berinisiatif untuk melakukan aksi solidaritas sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Luthfy Noorhafizh Firdaus (28), pengusaha kuliner mi ramen di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, ini sudah empat hari terakhir menyediakan nasi bungkus gratis bagi warga Kuningan yang membutuhkan.
Luthfy membagikan nasi bungkus dengan cara yang cukup unik. Di depan kedai mi ramen miliknya, Luthfy dan sejumlah orang karyawannya membentangkan kertas yang ditulis beragam kalimat layaknya orang yang tengah menggelar aksi demonstrasi. Salah satunnya bertulis 'Razia Perut Lapar'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu lantas menarik perhatian pengendara yang melintas, termasuk mereka yang terdampak PPKM Darurat mulai dari pedagang keliling hingga sopir truk. Kepada detikcom, Luthfy mengaku sudah empat hari terakhir rutin membagikan makanan kepada warga Kuningan yang terdampak PPKM Darurat. Selain di depan kedainya, Luthfy keliling kota Kuningan untuk membagikan makanan tersebut.
"Iya sudah empat hari ini (bagi-bagi nasi), tiga hari pertama kita bagi-bagi di depan kedai, kemarin hari keempat kita keliling Kuningan pakai mobil," kata Luthfy saat ditemui di kedai mi ramen miliknya, Senin (19/7/2021).
Menurutnya, aksi bagi-bagi nasi bagi warga yang terdampak PPKM Darurat merupakan kegiatan rutin yang telah dilakukan sejak awal pandemi COVID-19 dan tiap hari Jumat. Namun selain itu, aksi tersebut juga sebagai bentuk sindiran bagi pemerintah bahwa masih banyak masyarakat yang tengah merasakan kesusahan dan memerlukan bantuan secara nyata.
"Sebenarnya sudah dari dulu pas PSBB kita juga pernah bagi-bagi nasi bungkus, kemudian setiap hari Jumat juga. Kita emang menganggarkan untuk kegiatan seperti ini. Kalau sekarang kita fokus ke yang terdampak PPKM Darurat niat kita juga ingin agar pemerintah melihat bahwa masyarakat di bawah itu sangat butuh bantuan," tutur Luthfy.
Di balik aksi solidaritas dengan membagikan nasi bungkus, rupanya usaha yang dijalani Luthfy juga ikut terdampak PPKM Darurat. Luthfy yang memiliki tiga kedai mi ramen ini mengalami penurunan omzet hingga 95 persen karena tidak diperbolehkan melayani makan di tempat (dine-in).
"PPKM untuk usaha saya sendiri sangat berdampak. Omzet menurun banget hingga 95 persen, hancur pokoknya," ucapnya.
![]() |
Bahkan kedai mi ramen Luthfy juga sempat terjaring razia PPKM dan dikenakan denda sebesar Rp 5 juta. Saat itu dia mengaku masih ada pembeli yang makan di tempat.
"Kemarin sempat kena denda juga kita Rp 5 juta, karena kita ada yang makan di tempat. Tadinya kita take away, kemudian pas saya bolak-balik di Kuningan banyak yang masih melayani ditempat, makanya saya juga ikut aja buka melayani pembeli tapi gataunya ada razia," tuturnya.
Akibat PPKM Darurat ini ada 29 karyawan di tiga kedai miliknya yang terpaksa dirumahkan. Hal tersebut terpaksa Luthfy lakukan karena tidak cukupnya pemasukan yang didapat untuk membayar gaji karyawan.
"Kita ada tiga outlet, untuk di Cirebon kita tutup karena omzetnya benar-benar ngga masuk, ada empat karyawan di sana dirumahkan. Di Ciawi ada 6 karyawan, tetap buka kita layani takeaway cuma berdua sisanya dirumahkan, yang di pusat di Manislor dari 25 karyawan sekarang cuma 4 yang kerja, 21 pegawai karyawan," ucap Luthfy.
Karyawannya yang mayoritas janda dan ibu rumah tangga itu tidak lagi memiliki penghasilan. Bahkan, kata dia, untuk makan sehari-hari saja karyawannya mulai kebingungan.
Luthfy pun merasa bertanggung jawab atas apa uang terjadi terhadap karyawannya yang sedang dirumahkan. Untuk itu, tiap hari dia juga mensuplai makanan untuk para karyawannya.
"Untuk karyawan yang dirumahkan karena kita kan banyaknya janda, ibu rumah tangga yang ada di sekitar kedai, jadi mereka selama dirumahkan ga ada buat makan gajinya sudah habis. Akhirnya kita mensuplai makanan buat mereka, tiap hari mereka datang buat ambil makan ke kedai," ucap Luthfy.