RS di Bandung Ketar-ketir Imbas Stok Oksigen Menipis

RS di Bandung Ketar-ketir Imbas Stok Oksigen Menipis

Yudha Maulana, Wisma Putra - detikNews
Senin, 05 Jul 2021 12:51 WIB
Close-Up Image Of Medical Oxygen Tube And The Wheelchair Behind It.
Foto: Ilustrasi (Getty Images/iStockphoto/ozgurkeser).
Bandung -

Stok oksigen medis di beberapa rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat menipis. Hal tersebut, membuat rumah sakit ketar-ketir.

Dirut Rumah Sakit Keluarga Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung Taat Tagore mengaku deg-degan, dengan kondisi tersebut. Pihaknya menyebut lebih dari 300 tabung oksigen dibutuhkan setiap harinya di RSKIA Kota Bandung.

"Untuk COVID-19 aja kira-kira 300 tabung, stok kurang dari itu, paling datang 60, datang lagi 60, dateng 60, kita auto deg-degan, beberapa jam lagi (habis)," kata Taat via sambungan telepon, Senin (5/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taat menyebut tenaga kesehatan yang terpapar dan pasokan oksigen yang tidak stabil menjadi penyebab penutupan sementara sejumlah pelayanan di RSKIA Kota Bandung.

"Masih ada penutupan terutama di poli dan beberapa pelayanan rawat inap kita kurangi, enggak full kaya biasanya. Karena SDM dan pasokan oksigen yang belum stabil," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sudah tidak ada persediaan oksigen untuk beberapa hari ke depan. "Kondisinya enggak ada stok sih, paling biasanya kita ada seharian, ini enggak ada jaminan, sekarang ada 6 jam kemudian kalau enggak ada pasokan ya kocar kacir. Kita harus mengamankan minimal seharilah," ujarnya.

"Mau tidak mau kebutuhan oksigen dikurangi dengan cara menutup rawat pasien kita kurang supaya bisa bertahan lebih lama," tambahnya.

Selain itu, untuk tempat tidur bagi pasien COVID-19 sudah penuh. Bahkan masih ada yang waiting list.

"Penuh, kita kapasitas 150, waiting list di IGD tutup beberapa hari, mudah-mudahan enggak ada waiting list lagi, kalau tadi pagi yang nunggu empat orang," tambahnya.

Taat menyebut, dirinya tidak tinggal diam. Pihakmya terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk pengadaan oksigen.

"Sudah kita minta, semua lagi berusaha memberikan persediaan. Dikejar-kejar, kalau enggak ada persediaannya, ya gimana, semua lagi berusaha. Didata sudah, bikin jalur khusus sudah," ucapnya.

Sementara itu, Dirut RSUD Kota Bandung Mulyadi mengatakan ketersediaan oksigen dari vendor belum dapat dipastikan pendistribusiannya.

"Sampai saat ini vendornya belum bisa menjamin pendistribusian oksigen ke RSUD secara rutin sesuai kebutuhan saat ini, di mana sekarang banyak pasien-pasien COVID-19 yang lagi dirawat," katanya via pesan singkat.

Menurutnya persediaan oksigen yang ada di rumah sakit hanya cukup bagi pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini hingga tengah malam nanti.

"Oksigen yang ada saat ini untuk kebutuhan pasien-paseien yang dirawat di ruang isolasi, IGD non COVID-19 dan OK (operasi yang emergency) diperkirakan bisa sampai Pukul 12 malam. Dan sekarang menanyakan lagi ke vendor jawabannya belum pasti pengiriman oxygen berikutnya jam berapa," pungkasnya.

Sementara itu di RS Al Islam Bandung terpaksa menutup pelayana bagi pasien yang mengalami gangguan pernafasan. Hal itu imbas dari kurangnya stok oksigen. Kabar itu diumumkan lewat media sosial rumah sakit tersebut, Minggu (4/7/2021).

"Pengumuman. Sehubungan dengan tidak tersedianya pasokan oksigen, maka sementara kami tidak dapat menerima pasien dengan keluhan sesak napas dan akan kami evaluasi hingga tanggal 7 Juli 2021," tulis keterangan akun Instagram @rsalislambandung.

Kepala Bidang Informasi dan Pemasaran Rumah Sakit Al Islam Bandung Guntur Septapati mengatakan saat ini cadangan oksigen di rumah sakit hanya cukup untuk dua atau tiga hari.

"Alhamdulillah pagi ini sudah masuk lagi, mungkin cukup untuk dua hari atau sekitar 36 jam. Itu kami prioritaskan untuk pasien internal, seperti HCU dan ICU," kata Guntur saat dihubungi detikcom, Senin (5/7/2021).

Guntur mengatakan, supplier tak bisa memenuhi permintaan oksigen dari rumah sakit. Sehingga pihak rumah sakit pun harus turun langsung mencari pemasok oksigen ke tempat lainnya.

"Asal suplainya rutin ya mungkin bisa memenuhi, kalau suplai tidak rutin bisa menghambat pasien yang sudah dirawat," kata Guntur.

"Karena supplier kita tidak bisa suplai banyak jadi kita harus cari sendiri, yang membuat heboh itu karena ada informasi tak bisa mengirim kemarin padahal kita sudah menipis tinggal 12 jam lagi saat itu, jalan tengahnya kita cari di luar," ujarnya menambahkan.

Guntur mengatakan, saat ini sebanyak 107 pasien tengah dirawat di RS Al Islam, sementara ada daftar tunggu sebanyak 13 calon pasien. Saat ini, ujarnya, Rumah Sakit Al Islam masih menunggu kepastian pasokan oksigen bagi pasien sebelum membuka kembali layanan rawat bagi pasien dengan keluhan sesak nafas.

"Kita buka lagi kalau dari suplier bisa memastikan ketersediaan oksigen baru bisa kita buka lagi. Tetapi kalau kalau suplier tidak bisa ya mau bagaimana lagi. Sekarang kondisi kita bertahan dulu, saya yakin pemerintah bisa meyakinkan suplier oksigen agar tidak terhambat lagi," katanya.

(wip/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads