Dumyati (49) sempat goyah terdampak pandemi. Bisnis warung nasi yang ia lakoni bertahun-tahun setop sementara.
"Tiga bulan warung yang saya kelola terpaksa tutup," kata Dumyati kepada detikcom, belum lama ini.
Virus Corona yang mulai terdeteksi di Indonesia pada Maret 2020 penyebarannya makin luas. Aktivitas orang dan bisnis dibatasi pemerintah guna memutus mata rantai COVID-19. Imbasnya, sendi-sendi perekonomian lumpuh dan produktivitas masyarakat berantakan. Gelombang pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) bermunculan serta banyak tempat usaha kolaps berujung menghentikan operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah bergerak memulihkan ekonomi nasional dan mengajak masyarakat bangkit. Para pegiat usaha mikro dikawal pemerintah dengan kemudahan peminjaman modal. Cerita pejuang ekonomi kelas bawah bangkit dari Corona pun menyeruak.
Dumyati kembali memperkokoh fondasi semangat diri dalam mengarungi usaha warung nasi di Jalan Cisokan, Kota Bandung, yang tiga bulan tak melayani pembeli. Bapak tiga anak ini mendatangi kantor PT Pegadaian (Persero) untuk meminjam modal.
"Tiga bulan tutup, saya kembali bangkit. Ada tambahan modal dari PT Pegadaian. Saya meminjam uang Rp 10 juta lewat program Ultra Mikro (UMi)," tutur Dumyati.
Bukan hanya di Jalan Cisokan, jaringan warung makan milik Dumyati di Jalan Maleer V, Kota Bandung, tetap menggeliat berkat suntikan modal program Kreasi UMi. Selain itu, dia turut memperkerjakan dua orang yang berkeliling dari pintu ke pintu rumah warga.
"Setiap harinya ada 19 jenis makanan yang dijual. Mulai ikan, ayam hingga sayuran. Omzet per hari dari dua warung, rata-rata mencapai dua juta rupiah," tutur Dumyati.
Kisah serupa dirasakan Bambang Aminto (41), pelaku usaha mikro lainnya di Kota Bandung. Pageblug virus Corona bikin jantungnya dag-dig-dug. Dia dan kantor tempatnya bekerja kena imbas.
"Pandemi COVID-19 membuat saya kesulitan bergerak aktivitas kerja," ucap Bambang.
Kelusuh-kelasah berkecamuk di benak Bambang. Gejolak jiwanya dituntun menghadapi dua pilihan penting yang bermuara demi keluarga. Tetap bertahan sebagai marketing perusahaan swasta yang telah digelutinya selama 10 tahun atau mempertebal isi dompet dengan merintis jalur bisnis.
"Saat pandemi, sekitar Juni tahun lalu (2020) saya memutuskan untuk resign. Lalu, saya memilih fokus usaha," tutur bapak tiga anak ini.
Butuh waktu satu tahun bagi Bambang membulatkan tekad melepaskan pekerjaan. Ia ogah kesehatannya remuk gegara berjibaku merampungkan sekaligus tugas kantor dan mengurus usaha.
"Waktu itu nggak langsung keluar kerja marketing bidang hotel, restoran dan kafe. Saya dan istri pun mencoba merintis buka usaha kuliner yang modalnya lima juta rupiah. Kebetulan istri hobi masak," ujarnya.
"Selama setahun bisnis berjalan, ternyata omzetnya melampaui dan menggantikan dua hingga tiga kali lipat nominal gaji UMK saya per bulan. Akhirnya, istri merestui saya fokus usaha ayam goreng," tutur Bambang menambahkan.
![]() |
Gerobak 'Ayam Goreng Palasari Bunga' yang dikelola Bambang mangkal di Jalan Palasari, Kota Bandung. Selagi masa pandemi, Bambang mengklaim usahanya berjalan lancar.
Dia memanfaatkan program UMi yang disiapkan Pegadaian untuk memperkuat modal tambahan. "Waktu itu saya pinjam modal lima juta rupiah ke kantor Pegadaian," tutur Bambang.
Simak video 'Indonesia Masuk Gelombang Kedua Kenaikan Kasus COVID-19':
Merangkul 'Akar Rumput'
Pemerintah membentuk holding Ultra Mikro (UMi) tiga BUMN terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program holding tiga perusahaan tersebut diinisiasi Kementerian BUMN.
Sinergi ekosistem ultra mikro ini bertujuan mendukung visi dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar sekitar 57 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta di antaranya belum terakses ke sumber pendanaan lembaga keuangan formal atau bank. Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada 2024.
Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto mengatakan holding BUMN ini memberikan dampak positif kepada pelaku UMi-UMKM untuk maju dan berkembang dalam mewujudkan pemulihan ekonomi nasional serta memperluas pelayanan. Pelaku usaha tersebut pun berkesempatan mengembangkan bisnis dengan mendapatkan akses pendanaan yang lebih mudah.
"Pembentukan ekosistem ini bertujuan memperkuat dukungan dan memberikan kemudahan bagi 63 juta pengusaha UMi-UMKM di Indonesia untuk dapat pulih," kata Kuswiyoto melalaui keterangan tertulisnya.
Dia menegaskan Pegadaian senantiasa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi. Selain itu, sesuai visi Pegadaian, menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat
"Ini menjadi momentum bagi Pegadaian untuk dapat terus tumbuh bersama masyarakat," kata Kuswiyoto.
Pegadaian sebagai Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dipercaya menyalurkan pembiayaan UMi kepada pelaku usaha di lapisan terbawah yang selama ini belum menikmati program Kredit Usaha Rakyat (KUR) difasilitasi perbankan. Sekadar diketahui, program pembiayaan UMi maksimal Rp 10 juta per nasabah atau penerima kredit UMi.
![]() |
Akses program UMi sudah dirasakan wong cilik yang mengelola usahanya secara individu atau keluarga di Kota Bandung. Pegadaian membuka pintu lebar-lebar kepada pemilik kios, warung nasi, tukang cukur, pedagang, dan usaha mikro lainnya.
"Kami ini menyasar dan merangkul kalangan 'akar rumput'. Pedagang di pasar hingga pemilik kios kecil bisa memanfaatkan program pembiayaan UMi," ucap Vice President PT Pegadaian Kantor Area Bandung 1 Eko Supriyanto kepada detikcom.
Dia menjelaskan kiprah Pegadaian menjalankan mandat melayani wirausaha menengah bawah atau pelaku usaha mikro yang tidak tersentuh perbankan. "Tujuan kami mengangkat industri kecil yang tak punya akses ke bank. Kelak mereka naik kelas menjadi usaha kecil," ujar Eko.
Untuk mendapatkan dana Kreasi UMi ini syaratnya yaitu nasabah atau penerima kredit tidak sedang dibiayai oleh lembaga keuangan atau koperasi, warga negara Indonesia, dan memilki ijin usaha atau keterangan usaha dari instansi pemerintah. Dia menjelaskan pengajuan kredit terbilang cepat dan mudah dengan barang jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Selain itu, nasabah atau debitur UMi mendaptkan pendampingan dari pihak Pegadaian.
"Plafon pinjaman mulai Rp 1 juta hingga Rp 10 juta. Jangka waktu pinjaman fleksibel dan bunganya rendah," ucap Eko.
Semangat Pelaku Usaha Mikro
Bambang Aminto, penjual ayam goreng, mengaku terbantu dana Kreasi UMi. Semangatnya kian menggelora melakoni usaha kuliner tersebut.
"Terus terang saja, program UMi ini sangat membantu usaha saya. Uang modalnya digunakan juga untuk pengembangan bisnis daging ayam fillet," ujar Bambang.
Bisnis kuliner yang digeluti Bambang tak hanya menjaring pembeli yang datang langsung ke lapaknya di Jalan Palasari, Kota Bandung. Dia eksis melayani konsumen melalui layanan ojek online. Harga makanannya mulai Rp 2 ribu hingga Rp 15 ribu.
"Tiap hari buka mulai jam lima sore sampai jam dua belas malam. Kuncinya usaha kuliner itu jangan sering tutup. Enggak ada libur, tiap hari buka. Awal-awal pembeli itu saudara dan teman-teman, alhamdulillah sekarang banyak pelanggan," tuturnya.
![]() |
Pria tamatan SMA ini berharap memiliki tempat yang representatif guna menopang aktivitas usahanya tersebut. Selama ini dia menyewa lapak di pinggir jalan. "Sekarang jualan pakai roda, ke depannya ingin punya tempat semacam ruko untuk berjualan," kata Bambang.
Senada diungkapkan Dumyati, pemilik warung nasi di Jalan Cisokan dan Jalan Maleer V. Bisnis kuliner ini turun temurun dijalani keluarganya.
"Usaha seperti yang saya jalani ini sangat terbantu adanya program UMi," katanya.
Berkat usaha warung nasi ini, dia dapat mempekerjakan orang-orang terdekat. Dumyati tetap bersemangat wirausaha selagi masa pandemi.
"Pekerjanya ada beberapa saudara. Alhamdulillah, usaha masih tetap berjalan meski saat ini pandemi Corona," ucap Dumyati.