Bisnis Sepatu Ceker Ayam Bangkitkan Ekonomi di Kala Pandemi

Bisnis Sepatu Ceker Ayam Bangkitkan Ekonomi di Kala Pandemi

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 29 Jun 2021 21:56 WIB
Sepatu berbahan kulit ceker ayam.
Foto: Sepatu berbahan kulit ceker ayam (Wisma Putra/detikcom).
Bandung -

Dari kejauhan, sepatu kulit satu ini seperti sepatu kulit pada umumnya. Motifnya menyerupai kulit buaya bahkan ular. Namun siapa sangka, sepatu kulit satu ini berbahan baku dari kulit ceker ayam.

Sekadar informasi, sepatu kulit ceker ayam ini baru pertama di dunia dan diproduksi oleh pelaku UMKM asal Kota Bandung lho.

Adalah Nurman Farieka Rhamdani, pemuda kelahiran 1995 itu berhasil menjadi wirausahawan muda dengan produk sepatu kulit ceker ayamnya yang sudah diekspor ke banyak negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak tanggung-tanggung, omzet sepatu yang memiliki bahan utama kulit ceker ayam ini menghasilkan ratusan juta rupiah setiap bulannya. "Hirka sepatu kulit ceker ayam pertama di dunia," kata Nurman saat dijumpai detikcom di UMKM Recovery Center Jalan Mustang, Sukajadi, Kota Bandung, ditemui beberapa bulan terakhir.

Nurman mengungkapkan, ide membuat sepatu dari bahan kulit ceker ayam ini terinspirasi dari jurnal ilmiah milik ayahnya yang meneliti soal penyemakan kulit.

ADVERTISEMENT

"Ide awal pertama pada tahun 2015 saya secara tidak sengaja membuka jurnal ilmiah milik ayah yang membahas tentang teknik penyemakan kulit ceker ayam, sebetulnya tidak hanya kulit ceker ayam tapi ada berbagai macam jenis kulit termasuk ceker ayam, dari mulai ikan pari, kulit kaki bebek, ikan tuna dan lainnya," ungkapnya.

UMKM BandungGedung UMKM Recovery Center di Jalan Mustang, Sukajadi, Kota Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Setelah melihat jurnal tersebut, akhirnya Nurman kepincut untuk membuat produk fesyen yang memiliki nilai jual tinggi hanya berbahan baku dari kulit ceker ayam.

"Akhirnya saya tertarik sama kulit ceker ayam dan kenapa saya tertarik sama kulit ceker ayam, itu mempunyai value lain pengganti dari kulit eksotis lainnya seperti ular dan buaya, maka dari itu campaign yang kita punya kita ingin menggantikan kulit eksotis lainnya ular dan buaya menggunakan kulit ceker ayam," jelasnya.

Selain itu, kulit ceker ayam sendiri mudah dicari dan dijumpai sebagai bahan baku sepatu yang dibuatnya.

"Kalau untuk ceker ayam sendiri sebetulnya semua ceker ayam bisa kita olah, akan tetapi untuk mengoptimalkan dan efisiensikan harus memilih ceker ayam yang diameternya cukup besar karena untuk penyusunannya dan penempelan pada material lainnya agar tidak terlalu rumit," ucapnya.

Dalam produksinya, Nurman bisa memproduksi sepatu full kulit ceker ayam dan semi kulit ceker ayam yang dipadukan dengan kulit sapi atau kulit domba. Karena kulit yang digunakan dalam satu ceker ayam cukup sedikit, untuk satu sepatu dibutuhkan banyak ceker ayam untuk diambil kulitnya.

"Kalau untuk full dari mulai 40-80 ceker ayam, tergantung model dan ukuran. Untuk yang campuran dari 15-18 ceker ayam, dicampur dengan kulit sapi. Kita juga mencoba pakai kulit-kulit yang sudah diproduksi," tuturnya.

Sepatu kulit ceker ayam ini sendiri memiliki seni yang cukup tinggi, dari mulai bentuk dan gradasi warna cukup fesyenebel. Sehingga, harganya pun cukup mahal.

"Untuk harga dari Rp 490 ribu hingga Rp 2,5 juta, Rp 6 juta ada, tapi kalau tetap dari Rp 490 ribu hingga Rp 2,5 juta," ujarnya.

Meski harganya cukup mahal, sepatu berbahan baku kulit ceker ayam ini diminati warga dunia. "Untuk pelanggan kita sudah internasional, Malaysia, Singapura, Jepang, Vietnam, Turki dan beberapa negara lain, Berazil dan Prancis," ucapnya.

Tidak mudah untuk menghasilkan produk sepatu yang memiliki daya jual tinggi, Nurman harus melakukan riset dua tahun lamanya. "Kita mulai tahun 2015, riset membutuhkan dua tahun, pada tahun pertama kita riset soal material, kita uji fleksibilitas dan gradasi warna bagaimana supaya teksturnya menyerupai kulit ular," paparnya.

"Masuk ke 2017 kita masuk produk, akhirnya kita pilih sepatu karena sepatu paling susah menurut kita di bidang fashion," tambahnya.

Pengunjung sedang melihat koleksi sepatu berbahan kulit ceker ayam dipajang di Gedung UMKM Recovery Center, Kota Bandung.Pengunjung sedang melihat koleksi sepatu berbahan kulit ceker ayam dipajang di Gedung UMKM Recovery Center, Kota Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Selain itu, Nurman juga menyebut jika orang awam melihat sepatu ini akan menyebut sepatu tersebut berbahan baku dari kulit ular dan buaya. Namun siapa sangka, sepatu yang dibuatnya dari ceker ayam dan itu membuat minat para pembeli. "Orang awam bilang, kalau enggak kulit ular bilang kulit buaya," katanya.

Owner Hirka Sepatu Kulit Ceker Ayam Nurman menyebut, selepas PSBB berakhir di Kota Bandung dan masuk pada masa AKB usaha sepatunya mulai merangkak kembali.

Pria yang hanya lulusan SMA di SMA 17 Kota Bandung ini menyebut, omzet penjualan sepatu ini mencapai ratusan juta. "Sudah mulai normal penjualan, udah mulai membaik. Omzet Rp 80-100 juta, terakhir kita sampai Rp 200 juta, itu paling terbaik," jelasnya.

Nurman juga mengatakan, sebelum pandemi COVID-19 dirinya yang hanya menjual sepatu tersebut via online sudah mendapatkan banyak pesanan dari luar negeri. Namun, karena pandemi COVID-19, jadi menghambat penjualan.

"Untuk proses pemasaran sebelum COVID-19 kita sudah ada permintaan dari US, UK dan Jepang untuk penjualan yang cukup banyak. Cuman karena problem saat ini adalah COVID-19 semua terhambat," pungkasnya.

Nurman, merupakan salah satu contoh pelaku UMKM yang dapat bertahan bahkan tumbuh di masa pandemi COVID-19. Untuk menumbuhkan kembali perekonomian warga khususnya para pelaku UMKM di Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung, membuat UMKM Recovery Center (URC).

Gedung URC ini ada di di bawah naungan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung yang berada di Jalan Mustang, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Beragam produk UMKM di Kota Bandung dari mulai makanan tradisional, kue, kopi, teh, hingga produk fesyen dan kosmetik terpajang di galeri URC ini.

Peresmian gedung URC ini, dilakukan langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Eric Mohammad Atthauriq, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Handiman dan beberapa perwakilan dari perusahaan BUMN, salah satunya PT Pegadaian.

"UMKM Recovery Center ini merupakan gagasan pemerintah Kota Bandung, beberapa pengusaha UMKM dan mendapat support juga dari beberapa BUMN, sebagai bentuk upaya terhadap stimulus ekonomi atau upaya menghadapai situasi pandemi COVID-19 ini," kata Eric usai melakukan peresmian, belum lama ini.

"Mudah-mudahan dari tempat sederhana ini, kita terus memulai sebagai upaya untuk memulihkan perekonomian di Kota Bandung," tambahnya.

UMKM Recovery Center ini, sudah dilengkapi fasilitas penunjang dan tempat yang nyaman bagi para UMKM. "Di sini ada laboratorium kopi, fasilitas sarana bisnis, coaching clinic dengan enam orang pendamping Dinas Koperasi dan UMKM, pelaku usaha sukses yang bisa mentransfer ilmu kepada para pelaku usaha yang sedang berjalan, akan berjalan dan juga yang terpuruk, di sini juga ada fasilitas perbankan untuk berkonsultasi," ungkapnya.

Tak hanya itu, pelaku UMKM ini juga bisa memasang produk UMKM nya di tempat ini. "Ada juga showroom untuk pemasaran, harapannya dari mulai proses pembiayaan, proses pendampingan dan pemasaran Pemerintah Kota Bandung hadir untuk me-recovery perekonomian," paparnya.

Eric juga menyebutkan, nantinya Gedung URC ini akan ada, meski pandemi sudah usai. "Akan terus, kebetulan ini kolaborasi dari anggota pengurus Koperasi Kota Bandung dan gedungnya milik koperasi. Ini bentuk sinergitas untuk me-recovery perekonomian," jelasnya.

Sementara itu, Pemimpin Wilayah Kanwil X Bandung PT Pegadaian Udin Salahudin, melalui Deputi Bisnis Area Bandung 1 Dadan Kadarsah mengatakan, keterlibatan PT Pegadaian merupakan bentuk kepedulian BUMN terhadap UMKM yang saat ini tengah terpuruk lantaran pandemi COVID-19.

Saat ini, PT Pegadaian lebih kepada memberikan edukasi tentang pemahaman digitalisasi. Salah satunya adalah terkait pemasaran. "Karena tak jarang, pelaku UMKM di Kota Bandung mengaku masih kebingungan bagaimana memberikan pelayanan, packaging dan perluasan market share secara digital," ujarnya.

PT Pegadaian juga berkomitmen membangkitkan perekonomian para pelaku UMKM di Kota Bandung, salah satunya memberikan berbagai pelatihan kepada ratusan pelaku UMKM.

"Untuk sementara ini kami telah memberikan pendampingan pelatihan kepada sebanyak 400 UMKM. Poinnya adalah kebutuhan UMKM. Sebagai contoh apakah soal komunikasi yang harus diberikan pemahaman lebih bagus lagi atau pemasarannya. Ini yang harus kita kembangkan ke depannya," ujarnya.

3 BUMN Bersinergi untuk Pertumbuhan Ekonomi Rakyat

Direktur Human Capital PT Pegadaian Moh Edi Isdwiarto mengatakan, Pandemi COVID-19 memang membuat banyak UMKM menderita, UMKM ini memberikan kontribusi pada perekonomian cukup besar sehingga pemerintah memiliki peran untuk memastikan bahwa UMKM ini bisa berjalan dengan bagus tidak hanya berhenti di UMKM saja, tapi UMKM yang existing dan UMKM baru yang diharapkan muncul juga ikut berkontribusi menopang perekonomian nasional.

Seperti diketahui, pemerintah berencana mengintegrasikan tiga BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk, PT Pegadaian Persero dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero ke dalam holding ultra mikro.

"Salah satu yang dilakukan pemerintah, membentuk ekosistem mikro di mana BRI, Pegadaian dan PNM akan dijadikan satu sehingga membentuk satu ekosistem yang diharapkan dapat memberikan support kepada UMKM lebih baik," kata Edi dalam Zoom meeting Pegadaian dan IJTI dengan tema Holding BRI, Pegadaian dan PNM untuk mewujudkan pemulihan ekonomi nasional.

"Ujungnya UMKM bisa lebih maju, ekonomi bisa pulih dan berkembang. Kami punya lebih dari 4 ribu outlet yang nasabahnya mencapai 16,9 juta. Alhamdulillah pegadaian ini perusahaan cukup solid, cukup sehat, menjadi salah satu penyumbang dividen dari keseluruhan BUMN," tambahnya.

UMKM BandungPT Pegadaian Bandung saluran bantuan bagi pelaku UMKM di Kota Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Edi berharap, dengan terbentuk ultra mikro maka ada banyak manfaat bagi pemerintah, pegadaian dan masyarakat. Bagi pegadaian salah satu upaya berkolaborasi dengan BUMN lain dan bisa jaga relevansi produk dan systemnable melayani nasabah ultra mikro yang diharapkan lebih berkembang.

"Insyaallah lebih meningkatkan kinerja pegadaian, bisa memperluas distribusi dengan BRI, di mana Pegadaian tidak ada kita akan menempatkan penaksir di sana sehingga masyarakat yang ingin menggadaikan barangnya bisa di kantor BRI. Kami bisa sourcing dana dari BRI dengan bunga yang lebih rendah dan itu bisa diteruskan ke nasabah, sehingga nasabah ultra mikro bisa menikmati bunga usaha yang lebih murah," jelasnya.

Selain itu, BRI memiliki satelit sendiri, dengan jaringan digital terbaik di Indonesia. "Diharapkan bergabung dengan BRI bisa mendapatkan manfaat dari kolaborasi khususnya dalam bidang teknologi informasi," tuturnya.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengatakan pihaknya siap menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.

Ia menilai holding tiga BUMN ini akan mendorong perseroan untuk menjadi lebih siap dan kuat dalam menghadapi tantangan lembaga keuangan di masa yang akan datang, baik dari sisi kompetisi maupun digitalisasi bisnis.

"Pembentukan ekosistem ini bertujuan untuk memperkuat dukungan dan memberikan kemudahan bagi 63 juta pengusaha UMi-UMKM di Indonesia untuk dapat pulih dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi, dan berkesempatan untuk dapat mengembangkan bisnisnya dengan mendapatkan akses pendanaan yang lebih mudah," kata Kuswiyoto dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, belum lama ini.

"Ini menjadi momentum bagi Pegadaian untuk dapat terus tumbuh bersama masyarakat. Langkah ini sejalan dengan latar belakang pendirian perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi. Selain itu juga sesuai dengan visi Pegadaian, menjadi The Most Valuable Company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat," tambah Kuswiyoto.

Saat ini, integrasi ekosistem ultra mikro tersebut sedang dalam proses persiapan, termasuk terkait Peraturan Pemerintah (PP). Kementerian BUMN pun memastikan proses pembentukan holding ultra mikro pada tahun ini berjalan lancar.

"Alhamdulillah, proses pembentukan holding ultra mikro sejauh ini sudah sangat baik. Ini hanya menunggu tanda tangan PP dari banyak kementerian," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, belum lama ini.

Melalui holding ini, Erick menegaskan pemerintah akan mendorong suku bunga pembiayaan ultra mikro lebih rendah. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat ekspansi pembiayaan holding dan peningkatan kinerja ultra mikro hingga naik kelas.

"Hal utama yang akan kami dorong adalah suku bunga dari PNM ke depannya lebih rendah," sebutnya.

Menurut Erick, saat ini belum terdapat sinergi yang kuat dari berbagai lapisan BUMN dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan segmen ini perlu didorong dan dilindungi dari dampak pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, pihaknya mengupayakan pembentukan holding ultra mikro sebagai bentuk sinergi dan penegasan fokus bisnis BUMN. Pembentukan holding BUMN untuk sektor ultra mikro pun diperkirakan akan mampu mendorong pembentukan sentra UMKM baru di luar Pulau Jawa.

Halaman 2 dari 2
(wip/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads