Asal-Usul 'Rambut Merah' dan Kiprah Kelompoknya di Cianjur

Round-Up

Asal-Usul 'Rambut Merah' dan Kiprah Kelompoknya di Cianjur

Ismet Selamet - detikNews
Senin, 24 Mei 2021 09:32 WIB
Kelompok Rambut Merah Cianjur
Pemdes Bojong melakukan musyawarah bersama MUI dan kelompok 'rambut merah' yang diduga menganut ajaran menyimpang. (Foto: Ismet Selamet/detikcom)
Cianjur -

Pekan lalu, Warga Kampung Ciroyom, Cianjur, Jawa Barat, dihebohkan dengan kemunculan kelompok 'rambut merah' yang diduga menjalankan ajaran menyimpang.

Adanya kelompok tersebut pertama kali diketahui pada Ramadan lalu, dimana masyarakat kerap mendapati beberapa warga dengan ciri khas rambut yang diwarnai merah dengan terang-terangan tidak berpuasa.

Ketika diajak untuk salat, terutama salat Jumat, para anggota kelompok rambut merah mengabaikannya serta menyebut jika ibadah cukup dengan niat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan beberapa kali masyarakat melihat anggota rambut merah pergi ke hutan untuk bersemedi. "Informasinya sudah ada sejak Ramadhan lalu. Tapi Awal laporan dari masyarakat, Senin (17/5) kemarin. Jika ada kelompok yang diduga sesat," ucap Kepala Desa Bojong Uyeng Handoko.

Setelah ditelusuri, Pemdes Bojong bersama MUI mendapati jika kelompok tersebut ternyata dipimpin oleh DJ, seorang pengurus masjid yang dikenal taat beribadah. Diduga DJ terpengaruh ajaran yang menyimpang usai berguru pada seseorang yang berasal dari Kecamatan Sukaluyu Cianjur.

ADVERTISEMENT

"Jadi DJ ini berguru pada seseorang, kemudian dia mengajak beberapa orang yang memang dekat dan bahkan diantaranya juga pengurus masjid untuk mengikuti ajaran dia. Dengan iming-iming, dalam ajarannya tidak perlu salat atau berpuasa, cukup niat dan bersemedi," tuturnya.

Khawatir ajarannya meluas dan menimbulkan gejolak di masyarakat, Pemdes dan MUI Bojong pun membentuk tim khusus untuk melakukan pembinaan terhadap anggota rambut merah. "Kita bentuk beberapa tim. Setiap tim membina maksimal 4 orang. Jadi lebih efektif, jika pembinaannya tidak terlalu banyak," ucap dia.

Menurutnya total ada 17 anggota kelompok rambut merah. Mereka masih memiliki hubungan keluarga. "Kalau total anggota 17 orang. Tapi yang terpapar cukup parah ada 9 orang. Tujuh diantaranya laki-laki dan 2 lainnya perempuan," kata Uyeng.

Uyeng mengatakan setelah beberapa kali pembinaan, beberapa anggota kelompok rambut merah langsung bertaubat dan kembali mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia menyebut pembinaan akan diteruskan hingga para anggota kelompok itu benar-benar meninggalkan ajaran yang diduga menyimpang. "Kita kuatkan akidahnya supaya tidak lagi menyimpang," ucapnya.

Simak video 'Heboh Kelompok 'Rambut Merah' di Cianjur Tak Wajibkan Salat-Puasa':

[Gambas:Video 20detik]



Sekretaris MUI Desa Bojong Insan Budiman menjelaskan pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemerintah Desa dan melakukan musyawarah terkait kelompok tersebut. Setelah dikonfirmasi, kelompok yang terindikasi melakukan penyimpangan ajaran agama dengan tidak melaksanakan salat dikarenakan malas dalam beribadah.

"Fakta-faktanya mereka tidak melaksanakan salat karena malas saja. Terus ada juga hal-hal yang sifatnya mungkin mereka khilaf dan mereka juga mengakui. Tapi untuk pastinya masih kami dalami," ujar Insan.

Soal aktivitas mereka yang kerap semedi di hutan, Insan sudah klarifikasi kepada pemimpin kelompok tersebut. "Terkait semedi di hutan mereka mengaku hanya refresing," kata Insan.

Sosok Pemimpin 'Rambut Merah'

DJ, menjadi pemimpin dari kelompok rambut merah yang diduga menyimpang. Namun sebelum terjerumus dalam penyimpangannya, DJ dikenal merupakan pengurus dari masjid di lingkungan tempatnya tinggal.

Bahkan sosok DJ dikenal alim serta rajin melaksanakan ibadah salat ataupun ibadah wajib lainnya. "DJ dikenal sosok yang alim, taat ibadah, dan memang jadi salah seorang pengurus di masjid," ujar Kepala Desa Bojong Uyeng.

Menurut Uyeng, sikapnya berubah usai mengenal seseorang yang dijadikan guru. Bahkan dalam beberapa kali pertemuan, sosok yang menjadi gurunya itu dihadirkan untuk memperkuat keyakinannya yang dinilai menyimpang oleh masyarakat.

"Jadi mulai berubah itu setelah kenal warga Kecamatan Sukaluyu yang dijadikan guru olehnya. Terlihat mulai mengabaikan ibadah dan diduga menyimpang itu saat Ramadan kemarin," ucap Uyeng.

Dia juga pada akhirnya menyebarkan pemahamannya tersebut pada lingkungannya, terutama beberapa orang yang turut menjadi pengurus masjid. "Makanya warga lapor, karena heran dari yang awalnya rajin ibadah tapi diduga menjadi menyimpang. Ditambah sudah ada beberapa orang yang ikut," ucap Uyeng.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads