Menurutnya, warga di sana sudah puluhan tahun tinggal di perkampungan terisolir tersebut. Mereka bukan pendatang, namun merupakan warga asli sana yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Tapi selama tinggal di sana, warga tidak pernah merasakan ada pembangunan signifikan bagi keberedaan kampungnya. Padahal jika dilihat secara geografis, perkampungan Ariman merupakan salah satu wilayah pemasok hasil pertanian di Cigeulis yang tentu ramai hilir mudik orang apalagi jika musim panen tiba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kalau panen, pisang, kelapa sama hasil alam lain itu banyak yang nyari ke sini. Tapi mau gimana, kami kadang susah mau ngejualnya ke luar. Jalan ini geh sebetulnya dibukanya sama warga aja gotong royong, dulu mah lebih parah dari ini kang," ungkapnya.
Ariman menyebut, kondisi jalan di kampungnya sudah terjadi sejak tahun 2000 lalu. Sampai sekarang, belum ada pihak yang berinisiatif membangun sarana vital bagi warga setempat. Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses masyarakat yang biasa digunakan berpergian mengangkut hasil kebun dari kampungnya.
"Ini mah sekolahnya lagi libur, kalau pas normal itu susah banget kang. Kasian, apalagi kalau habis hujan malamnya, anak-anak itu pasti enggak bisa lewat sungai karena airnya meluap," ucapnya.
"Dulu pernah ada yang ngecek ke sini, katanya mau dibangun jalannya. Tapi sampai sekarang enggak pernah ada pembangunan. Ini mah kami bukan cuma ngerasa kayak dianaktirikan, kang, tapi udah kayak diterlantarin aja sama pemerintah," keluh Ariman.
Ariman pun berharap pemerintah setempat bisa turun tangan membangunkan akses jalan yang menjadi urusan vital bagi warga di perkampungan tersebut. Meski tidak seberapa, namun pembangunan itu berarti untuk warga khususnya yang selama ini mendambakan adanya jalan bagus di perkampungan mereka.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Banyuasih Iyat Sanjaya membenarkan kondisi infrastruktur ke kampung di wilayahnya masih belum tersentuh pembangunan secara merata. Namun dia mengklaim, kondisi saat ini masih lebih baik dibandingkan sebelum dia memimpin menjadi kepala desa.
"Kalau saya harus ngomong, situasi sekarang dalam kondisi agak baik itu kang daripada dulu, dulu itu lebih parah mobil juga enggak bisa masuk sama sekali. Kalau sekarang, itu udah banyak perubahan," katanya.
Iyat juga menyatakan, sudah ada beberapa upaya untuk mendukung mobilisasi warga yang tinggal di kampung terisolir tersebut. Salah satunya melalui pengerasan jalan dan memberikan bantuan bagi sejumlah warga setempat.
"Warga di sana juga kan hanya beberapa rumah saja, enggak banyak. Sekarang itu sudah mendingan, kalau dulu masih tanah, motor juga enggak bisa lewat harus jalan kaki, sekarang motor udah bisa nyampe ke ujung kampung," tandasnya.
"Jadi kalau minta cepet jalannya dibangun itu memang susah juga. Sementara kita punya prioritas lain yang penduduknya lebih padat. Tapi Insya Allah semua akan diperbaiki secara bertahap," pungkasnya.
(mud/mud)