Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi menengok bocah perempuan berusia enam tahun yang diduga menjadi korban penganiayaan ibu tiri.
Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan mengatakan pihaknya prihatin sekaligus geram dengan kejadian tersebut. Pihaknya cepat tanggap memberikan perlindungan untuk korban.
"Tentu kami para ibu, merasa sedih sekaligus geram juga. Masih Ada stigma yang buruk tentang ibu tiri ini mudah-mudahan tidak terjadi lagi. Anak itu harus dilindungi, bukan hanya anak sendiri tapi anak siapa pun harus mendapat perlindungan," ujar Yani yang juga istri dari Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Jumat (5/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yani sempat bercengkerama dengan korban yang masih terbaring sakit di ruang perawatan RSUD Palabuhanratu. Sesekali ia berbincang dengan Jamal, ayah kandung korban.
"Tentunya kami tanggap dengan apa yang terjadi. Kami dari P2TP2A hari ini melihat kondisi sesungguhnya anak korban KDRT. Sudah mendapat penanganan baik dari RSUD Palabuhanratu. Ditangani dokter ahli, ortopedi juga dokter anak. Lukanya bisa cepat sembuh, tulangnya tersambung. Karena ditangani dengan tepat dan cepat," ucap Yani.
P2TP2A akan memberikan pendampingan psikologi bocah perempuan tersebut. "Psikologinya tidak kalah penting, kami akan memberikan pendampingan psikolog," kata Yani.
Kondisi Bocah di RS
Direktur Utama RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Damayanti menjelaskan kondisi pasien anak sudah mulai membaik. Hanya tinggal saat ini trauma healing harus segera dilakukan. "Kondisi saat ini sudah mulai membaik, tapi memang kita harus mengobati trauma healing-nya. Tadi sudah disampaikan oleh ibu bupati, mungkin nanti ada pendampingan untuk traumanya," ujar Damayanti.
"Untuk kakinya, kalau penjelasan dari dokter bedah dan dokter bedah tulang, memang ada fraktur dan dislokasi. Makanya dilakukan pemasangan pen supaya tulang yang tadinya dislokasi itu atau tidak di tempatnya itu bisa kembali ke posisi semula," dia menambahkan.
Soal luka bakar bocah perempuan itu, Damayanti menjelaskan luka menurut pengakuan pasien akibat siraman air panas. "Kaki sebelah kanan memang ada luka bakar. Tapi mungkin masuk di dalam luka bakar grade dua. Pengakuannya sempat disiram air panas. Di leher ada bekas cakaran, untuk di punggung sepertinya trauma benda tumpul cakaran atau sejenisnya," tutur Damayanti.