Meski telah memiliki banyak uang, warga Kawungsari yang mayoritas berprofesi sebagai petani, tidak ingin meninggalkan pekerjaan lamanya itu. Banyak warga yang tetap ingin bertani di tempat barunya nanti.
Namun ketersediaan lahan menjadi kendala warga. Tidak sedikit warga yang masih kesulitan mencari lahan baru untuk bertani nanti.
Hal itulah yang diakui salah seorang warga bernama Nurmadin (50). Meski Ia kini memiliki banyak uang setelah menerima uang ganti untung hingga Rp 400 juta, namun Nurmadin masih belum menemukan lahan baru untuknya bertani nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pindah nanti juga saya tetap bertani ya soalnya bisanya bertani. Tapi sampai sekarang belum dapat lahannya, masih mencari," kata Nurmadin.
![]() |
Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya Desi Widesi. Desi yang mendapat uang ganti untung sebesar Rp 150 juta sebelumnya juga seorang petani. Ia biasa menanam palawija di lahan sewa milik orang lain.
"Saya sama orang tua bertani palawija juga, nanti di tempat baru pengennya tetap bertani. Tapi nggak tahu gimana nanti lahannya dimana, kan belum tahu," ucap Desi.
Fenomena 'Desa Miliarder' tersebut menarik perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali Bupati Kuningan Acep Purnama. Acep menganggap apa yang dilakukan warga Kawungsari dengan membeli kendaraan dari uang ganti untung merupakan hal wajar.
"Kalau sekarang banyak yang membeli motor dan mobil, saya kira itu wajar saja. Yang kemarin tidak bisa beli motor, sekarang bisa, dengan uang ganti untung. Kendaraan itu kan untuk kebutuhan transportasi mereka," kata Acep kepada saat dikonfirmasi Rabu (24/2/2021).
Ia telah mengingatkan warga yang menerima uang ganti untung proyek bendungan untuk bijak dan tidak berlebihan dalam menggunakannya. "Saya sebagai kepala daerah dan juga orangtua bagi warga sudah mengingatkan untuk tidak berlebihan. Gunakan uang sebaik mungkin yang betul-betul untuk kebutuhan. Beli asset lagi, sisanya bisa ditabung," ujar Acep.
(bbn/bbn)