Pemerintah Kota Cimahi meminta masyarakat terutama generasi muda tidak melakukan aktivitas seks bebas di luar nikah untuk menghindari tertular HIV/AIDS.
Pada tahun 2020 terdapat 92 temuan kasus baru HIV/AIDS di mana 36 kasus di antaranya merupakan warga Kota Cimahi. Temuan tersebut didapat dari hasil tes HIV/AIDS yang dilakukan terhadap 10.086 orang.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, sejak tahun 2005 hingga 2020 di Kota Cimahi terdapat 855 orang pengidap HIV/AIDS. Sebanyak 517 orang di antaranya merupakan warga Kota Cimahi, sementara sisanya berasal dari luar Kota Cimahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini cenderung temuan kasus HIV lewat hubungan seksual. Kalau lewat jarum suntik sudah tidak ditemukan lagi," ungkap Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman saat ditemui, Selasa (1/12/2020).
Tahun ini pihaknya mulai melakukan screening ibu hamil untuk menjaring penderita HIV/AIDS. Dalam proses screening tersebut, bukan hanya HIV/AIDS yang disasar melainkan bersamaan dengan Hepatitis B dan Sipilis. Apabila ditemukan, maka pihaknya bisa segera melakukan antisipasi dan pengobatan.
"Proses screening-nya bukan hanya HIV, jadi triple elimination berbarengan sama Hepatitis B dan Sipilis. Mereka diperiksa secara bersamaan," jelasnya.
Pemegang Program HIV/AIDS dan IMS pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mulyono menambahkan penyebab utama penularan HIV/AIDS di Kota Cimahi itu karena aktivitas seks bebas yang tidak aman baik hubungan sesama jenis alias Lelaki Seks Lelaki (LSL) maupun lawan jenis.
"Kebanyakan mereka melakukan hubungan seksual tidak aman karena tidak mengenakan kondom. Atau ada juga yang lewat jarum suntik," katanya.
Ia mengungkapkan, setiap tahunnya temuan penderita HIV/AIDS di Kota Cimahi selalu ada. Hal itu diketahui berdasarkan tes HIV yang dilakukan pada populasi berisiko tinggi.
"Rata-rata penemuan kurang lebih 50 warga Kota Cimahi. Belakangan ini sumbernya ya itu, dari aktivitas hubungan seksual tidak sehat," pungkasnya.
Kasus ODHA di Cianjur
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mencatat jumlah Orang dengan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur sudah mencapai 1.369 orang. Penyimpangan seksual Laki-laki Seks Laki-laki (LSL) atau gay menjadi penyumbang terbanyak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur Yusman Faisal, mengatakan tahun ini ODHA baru mencapai 136 orang. Lebih sedikit dibandingkan 2019 yang mencapai 179 orang.
"Meski cenderung lebih sedikit, tetap saja ada penambahan temuan baru di tahun ini. Dan jumlah tersebut masih bisa bertambah, mengingat masih ada satu bulan hingga 2020 berakhir," kata Yusman saat ditemui di Kantor Dinkes Cianjur, Jalan Prof Moch Yamin, Selasa (1/12/2020).
Menurut Yusman, sejak beberapa tahun terakhir, LSL atau gay menjadi penyumbang terbanyak ODHA baru. Bahkan angkanya mencapai 40 persen dari kumulatif temuan kasus HIV/AID di Cianjur.
"Kumulatif kasus 1.369 orang. Dan LSL atau gay itu mencapai 40 persennya. Di tahun ini saja dari total kasus 136 ODHA baru, ada sekitar 50 orang yang merupakan LSL atau gay," kata dia.
Dia mengatakan untuk perilaku seks bebas atau ibu rumah tangga cenderung lebih sedikit, yakni di angka 12 persen.
Namun untuk di tengah pandemi ini, jumlah LSL yang HIV/AIDS malah tinggi.
"Ini menunjukan jika aktivitas dari LSL terus terjadi, dan kemungkinan angka penyimpangan seksual juga bertambah," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan pencegahan UKW melalui komunikasi dengan semua elemen masyarakat. Tetapi, karena dalam kondisi pandemi, sosialisasi dan pencegahan dilakukan secara virtual.
"Memang akan jadi terbatas, karena virtual. Tapi itu jadi salah satu upaya untuk mencegah HIV/AIDS. Contohnya hari ini, di hari HIV/AIDS kita gelar sosialisasi secara virtual melalui media sosial Dinkes," pungkasnya.
(mud/mud)