Syahdunya Peringatan Korban Perang di Ereveld Pandu Bandung

Syahdunya Peringatan Korban Perang di Ereveld Pandu Bandung

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 10 Nov 2020 15:36 WIB
Peringatan Korban Perang di Ereveld Pandu Bandung
Suara khas yang keluar dari lubang doedelzak (bagpipes) atau tas pipa membuat peringatan bersama yang dilakukan Lokra dan Oorlogsgraven Stichting Indonesie semakin syahdu. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Robbert berharap peringatan yang dilakukan secara bersama ini bisa membuat pemahaman yang lebih baik antara Indonesia dan Belanda, begitu juga agar generasi mendatang bisa belajar dari masa lalu.

"Inilah hasilnya dari perang, banyak korban yang berguguran. kenapa kita kemudian harus memperingati bersama-sama, kami pikir ini hal yang baik untuk kebaikan bersama. Supaya kita memiliki relasi yang lebih baik ke depannya," ujar Robbert.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan Korban Perang di Ereveld Pandu BandungPeringatan jatuhnya ribuan korban perang yang dimakamkan di Ereveld Pandu, Kota Bandung. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Meski diperingati bersamaan dengan Hari Pahlawan, Robbert mengatakan orang-orang yang dimakamkan di Ereveld tak bisa disebut pahlawan. Ia menyebutnya korban perang.

"Tidak ada pahlawan, kami menyebutnya sebagai korban perang. Bahkan militer sekali pun kami menyebutnya korban perang, para militer juga disuruh berperang oleh para politikus, di mana sebenarnya mereka tidak mau untuk berperang," kata Robbert.

ADVERTISEMENT

Ia pun menguak sejarah, sedianya pada masa kolonial dahulu warga sipil Belanda pun dipaksa untuk terjun ke daerah jajahan. Bila menolak, sipil Belanda yang rata-rata berusia 18 tahun itu akan dihukum kurungan penjara selama lima tahun.

"Jika kamu sudah diperintahkan kau harus pergi, kamu harus pergi. Peraturannya begitu, seperti petani dan mereka harus pergi. Tidak hanya cukup dari militer, jadi kamu-kamu lelaki usia 18 tahun harus pergi berperang. Jika tidak mereka akan dipenjara," tutur Robbert.


(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads