Warga sekitar, kata Rican, sebenarnya sudah menaruh kecurigaan terhadap Karyo. Karena Karyo menghilang bersamaan dengan hilangnya Bunda Maya pada Minggu (1/11).
Malam itu, menurut Rican, Karyo menelepon istrinya yang sedang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid dan pamit pergi ke luar kota karena urusan kerja. "Jadi pas malam Senin itu dia (Karyo) kan nggak ikut ke masjid. Dia nelpon istrinya sekitar jam 10 malam, pamit mau ke Jawa, mau anterin orang. Dia kan kerjanya sopir," ujar Rican.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga juga sudah curiga di situ. Dia pergi pas almarhum hilang. Almarhum kan mulai hilang malam itu," ujar Rican.
![]() |
Polisi memantau pergerakan Karyo. Setelah mengetahui Karyo pulang ke rumah, polisi cepat meringkusnya. Polisi menangkap Karyo yang saat itu tengah belanja di warung, kawasan Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (4/11).
Lelaki tersebut mengaku nekat bertindak keji kepada Bunda Maya karena sakit hati ditagih utang Rp 1 juta dan rahasia utangnya diketahui sang istri. Kepada polisi, Karyo mengungkapkan sejak sebulan sebelumnya berniat membunuh Bunda Maya.
Karyo kini masih mendekam dalam tahanan kepolisian. Ia dijerat Pasal 338, 340, 365, dan 351 ayat 2. "Ancaman hukumannya bisa penjara seumur hidup," sebut Kapolsek Cibinong AKP I Kadek Vemil.
(bbn/bbn)