Catat! Langkah Mitigasi Hadapi Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa

Round-Up

Catat! Langkah Mitigasi Hadapi Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Minggu, 04 Okt 2020 12:27 WIB
Ilustrasi tsunami
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Kesiapsigaan dan Pengetahuan Masyarakat Penting

Salah satu tim riset ITB, Ahli Tsunami sekaligus Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Abdul Muhari mengatakan, potensi ini harus disikapi dengan meningkatkan kesiapsiagaan. Menurutnya, masyarakat yang ada di kawasan pesisir harus mengetahui arah evakuasi jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Bagaimana caranya?) jika terjadi gempa dirasakan di kawasan pesisir baik itu lemah maupun kuat tetapi goncangannya menerus selama lebih dari 20 detik, maka masyarakat harus segera evakuasi," kata Abdul saat dihubungi detikcom, Rabu (30/9/2020).

Berkaca dari pengalaman tsunami di Pangandaran pada 2006 dan Mentawai pada 2010, menunjukkan bahwa guncangan gempa yang dirasakan oleh masyarakat sangat lemah, tanpa disadari ternyata gempa tersebut diiringi dengan tsunami.

ADVERTISEMENT

"Jadi jika gempa terasa menerus selama lebih dari 20 detik, masyarakat harus segera evakuasi, ada atau tidak peringatan dini secara resmi dari pemerintah," ucapnya.

Untuk itu, langkah mitigasi yang bisa dilakukan masyarakat secara sederhana, kata dia, dari mulai menyiapkan tas siaga bencana (TSB) keluarga dan menyiapkan lokasi evakuasi bersama.

"Jika terjadi bencana dan jika pada saat itu anggota keluarga terpisah satu sama lainnya. Maka nanti bisa bertemu di tempat evakuasi yang sudah ditentukan. Rencana evakuasi di tiap keluarga sangat penting, karena bisa saja tsunami terjadi siang, sore, atau malam," ujar Abdul.

Abdul menjelaskan, TSB tersebut berisikan dokumen penting keluarga (akte, kartu keluarga, surat kendaraan, dan lainnya), makanan kaleng atau minum untuk minimal 3x24 jam, obat-obatan pribadi, senter, masker. "Intinya tas keperluan pribadi yang diperlukan saat bencana atau dalam kondisi darurat," kata Abdul menjelaskan.

Selain itu, peran pemerintah daerah dalam menyikapi hasil riset ini dirasa sangat penting untuk melakukan kebijakan mitigasi. Abdul mengatakan, Pemda wajib menyusun rencana penanggulangan bencana berbasis kajian risiko bencana yang lebih detil di daerah masing-masing.

"Rencana penanggulangan bencana ini nanti akan diturunkan menjadi rencana kontijensi yang berisikan skenario siapa berbuat apa dalam konteks kedaruratan. Semua daerah kabupaten-kota harus memiliki dokumen Kajian Risiko Bencana dan rencana kontijensi," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads