Ini Struktur Paguyuban Pengubah Garuda Pancasila, Didominasi Nenek-Kakek

Ini Struktur Paguyuban Pengubah Garuda Pancasila, Didominasi Nenek-Kakek

Hakim Ghani - detikNews
Sabtu, 12 Sep 2020 12:31 WIB
Paguyuban Tunggal Rahayu
Struktur Paguyuban Tunggal Rahayu. (Foto: istimewa)
Garut -

Paguyuban Tunggal Rahayu membuat geger setelah mereka mengubah lambang Garuda Pancasila. Paguyuban yang berbasis di selatan Garut itu disebut-sebut memiliki ribuan pengikut.

Mister Sutarman, bos Paguyuban Tunggal Rahayu, mengklaim paguyuban yang dipimpinnya memiliki pengikut lebih dari 13 ribu orang. Mereka tersebar di seluruh Indonesia.

"Kurang lebih kalau sekarang itu sudah 13 ribu lebih. (tersebar) 34 provinsi," kata Sutarman, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dalam sebuah dokumentasi struktur keanggotaan Paguyuban Tunggal Rahayu, sebagaimana dilihat detikcom, Sabtu (12/9/2020), terlihat anggota Paguyuban merupakan warga Kecamatan Cisewu dan Caringin. Dalam data tersebut, terlihat para pengikut didominasi oleh kalangan lanjut usia. Namun, ada juga beberapa di antaranya yang masih berusia produktif.

Pada data itu juga diketahui, hanya ada Sutarman yang bertindak sebagai 'pejabat' Paguyuban. Para pengikut sendiri hanya memiliki jabatan sebagai anggota paguyuban.

ADVERTISEMENT
Paguyuban Tunggal RahayuStruktur Paguyuban Tunggal Rahayu. (Foto: istimewa)

Tonton video 'Pengakuan Aneh Bos Paguyuban Pengubah Lambang Garuda Soal Gelar Profesor':

[Gambas:Video 20detik]



Kebenaran jumlah pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu sendiri masih menjadi teka-teki. Berdasarkan keterangan para saksi yang diperiksa, polisi menyebut pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu hanya berkisar seratusan orang.

"Keterangan saksi masih beda soal jumlah anggota. Ada yang menyebut di bawah 100, di bawah 200," katanya.

Kendati demikian,Sutarman yang juga menyebut dirinya bernama Prof. Dr. Ir. H. Cakraningrat, SH itu mengaku tidak pernah merekrut anggota. Sutarman juga membantah dirinya menarik upeti Rp 600 ribu dari para calon pengikut.

"Enggak pernah mengajak. Memaksa. Enggak ada iuran sama sekali," ujar Sutarman.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads