Jabar Hari Ini: Din Syamsuddin Mundur dari MWA ITB-Pelaku Pelucutan Bendera Ditangkap

Jabar Hari Ini: Din Syamsuddin Mundur dari MWA ITB-Pelaku Pelucutan Bendera Ditangkap

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 27 Agu 2020 19:50 WIB
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas sejumlah tokoh dan aktivis seperti Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Syahganda Nainggolan, dan M Jumhur Hidayat, mengajak masyarakat untuk menghadiri acara deklarasi yang akan digelar pada Selasa, 18 Agustus 2020 di Lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Din Syamsuddin (Foto: Grandyos Zafna/detikcom).
Bandung -

Sejumlah peristiwa terjadi di Jabar, Kamis (27/8/2020). Mulai dari ditangkapnya lima bocah pelaku pelucutan bendera merah putih di Garut hingga kabar Din Syamsuddin disebut telah mundur dari MWA ITB.

Berikut rangkuman beritanya di Jabar Hari Ini:

Din Syamsudin Mundur dari MWA ITB

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (ITB) Yani Panigoro mengatakan Din Syamsuddin sudah mengundurkan diri sebagai anggota MWA.

"Dari MWA sudah mengundurkan diri dan sudah left," ujar Yani lewat pesan singkat kepada detikcom, Kamis (27/8/2020).

ADVERTISEMENT

Ihwal kapan dan bagaimana proses pengunduran diri tokoh Muhammadiyah itu, Yani enggan menyampaikan secara detail.

Begitupun dengan Sekretaris MWA ITB Heni mengatakan, surat terbuka yang disampaikan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB sudah disampaikan kepada Ketua MWA.

"Surat sudah kami teruskan ke pimpinan kemarin, Mbak," ujar Heni.

Saat ditanyai perihal pengunduran diri, Heni mengaku kurang mengetahui persoalan tersebut, "Mohon maaf, saya kurang tahu, Mbak. Sebaiknya tanya Bu Yani saja," tuturnya.

Sekedar diketahui, alumni ITB terbelah dua kelompok perihal posisi Din Syamsuddin, yang tercatat sebagai anggota MWA dari 2019-2024. Di satu sisi, ada alumni yang mengatasnamakan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) yang menginginkan pencopotan keanggotaan dan di satu sisi ada Keluarga Alumni Penegak Pancasila Anti Komunis (KAPPAK) yang mendukung Din Syamsuddin tetap di MWA.

GAR membuat surat terbuka yang diteken 2.065 alumni ITB lintas angkatan dan jurusan pada Selasa (25/8/2020), yang ditujukan untuk Ketua MWA ITB. Permintaan GAR ini merupakan bentuk penegasan lebih lanjut dari permintaan serupa yang telah disampaikan sebelumnya, melalui Surat GAR tertanggal 25 Juni 2020 serta melalui siaran pers GAR pada 16 Juli 2020.

Dalam surat terbuka tersebut, ada sepuluh poin yang disampaikan berkaitan dengan permintaan penegasan Ketua MWA ITB. Beberapa poin membahas persoalan keterlibatan Prof Din sebagai pimpinan kelompok Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Mereka menganggap hal tersebut adalah perwujudan dari sikap yang selalu menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun Pemerintah Republik Indonesia yang sah.

"Sedikit-banyak ada pengaruhnya, Mbak. Deklarasi KAMI hanya semakin menguatkan alasan kami untuk minta supaya pak Din diberhentikan dari MWA. Karena semakin terbukti bahwa sikapnya yang menentang pemerintahan NKRI," kata juru bicara GAR Alumni ITB Shinta Madesari saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (26/8/2020).

Ridwan Kamil Ungkap Klaster COVID-19 di Bekasi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan ada tiga pabrik di Kawasan Industri MM2000 Cikarang, Kabupaten Bekasi yang disergap oleh virus Corona. Tiga pabrik itu yakni pabrik LG, pabrik otomotif Suzuki dan satu pabrik lagi yang akan diumumkan lagi kemudian.

"Sekarang epidemiologi ditemukan klaster baru di kawasan MM2000 , itu kawasan industri di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi. Nah di MM2000 ini adalah kawasan di mana dia punya kavling-kavling besar untuk industri-industri besar," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (27/8/2020).

Dari hasil pengetesan, ujarnya, ditemukan satu klaster sebanyak 242 orang yang bekerja di pabrik tersebut positif COVID-19. Mayoritas mereka berdomisili di Kabupaten Bekasi, Kota Jakarta dan Kabupaten Karawang. "Nah sudah dilakukan isolasi mandiri, salah satunya di President University, jadi kita punya zona isolasi mandiri, tidak di rumah, tidak di rumah sakit," katanya.

Selain pabrik LG, Kang Emil juga mengungkap ditemukan 71 kasus terkonfirmasi COVID-19 di pabrik Suzuki. "Kemudian yang ketiga baru dites tadi, beritanya mungkin baru bisa besok ada tambahan di pabrik mana lagi," katanya.

Ia pun kembali mengingatkan kepada semua pelaku industri untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini. "Harusnya industri ini yang paling disiplin karena mereka tempatnya khusus terjaga dan punya kekuasaan, kekuatan memaksa karyawannya untuk disiplin," katanya.

Menurutnya, klaster virus Corona di industri ini membuktikan bahwa pelaku industri pun tidak kebal dengan serangan wabah yang pertama kali muncul di Wuhan ini. Ia meminta agar semua pihak waspada, jangan pemulihan ekonomi ini sia-sia karena wabah.

"Tapi kalau ternyata ada klastering berarti ada perilaku selama ini yang kurang mengikuti protokol, apakah memakai maskernya tidak disiplin? Apakah jaga jaraknya tidak dilakukan apakah cuci tangan tidak dilakukan atau ada orang OTG yang tidak teridentifikasi wara-wiri melakukan kegiatan. Ini yang kita sedang khawatir," katanya.

"Tolong ceritakan ya jadi tolong waspada ya kepada seluruh industri di Indonesia utamanya Jawa Barat bahwa terjadi klaster ini menunjukkan industri tidak kebal. Tolong hati-hati jangan sampai akhirnya sudah buka untuk pemulihan ekonomi tutup lagi gara-gara COVID-19 ini," pungkasnya.

Satu Lagi Pelempar Molotov ke Markas PDIP Ditangkap

Polisi kembali menangkap satu orang pelaku terkait insiden pelemparan molotov ke markas PAC PDIP Cileungsi, Bogor. Total saat ini sudah ada 10 pelaku yang ditangkap.

"Polres Bogor sudah menangkap satu orang lagi atas kasus pelemparan bom molotov yang ada di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (27/8/2020).

Satu orang pelaku yang ditangkap tersebut berinisial K (26). Dia ditangkap penyidik Polres Bogor dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar di Kecamatan Cilodong pada Rabu (26/8) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

"Dia itu termasuk ke dalam salah satu dari sembilan orang yang sudah diamankan," tuturnya.

Dengan ditangkapnya satu orang pelaku ini, total sudah ada sepuluh orang yang diamankan. Sebelumnya polisi menangkap tujuh orang terlebih dahulu antara lain AS (25) (LPI Cileungsi), M (26), AS (32), S (35) (Anggota LPI Gunung Putri), NM (23), MRR (21), AK (24). Menyusul, dua orang berinisial MTK dan DS ditangkap polisi.

"Untuk sementara yang sudah diamankan itu adalah sepuluh orang, yang pertama tujuh kemudian kemarin dua orang dan tadi malam Alhamdulillah Polres Bogor menangkap satu orang lagi," kata dia.

Teror bom molotov itu terjadi di tiga lokasi. Lokasi pertama terjadi di kantor PAC PDIP Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada Selasa (28/7) lalu. Diketahui ada tiga kali lemparan ke kantor tersebut yang mengakibatkan kerusakan.

Kerusakan pertama terdapat di bagian pintu utama. Kemudian mobil yang terparkir di lokasi kejadian juga dilempar molotov meski tidak mengalami kerusakan yang cukup parah.

Sehari berselang atau pada Rabu (29/7) pukul 01.30 WIB, teror bom molotov kembali terjadi di kantor PAC Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Seperti di Megamendung, ada tiga kali lemparan ke kantor tersebut.

Terakhir insiden pelemparan bom molotov terjadi di kantor DPC PDIP Kabupaten Cianjur. Insiden tersebut terjadi dini hari tadi atau Jumat (7/8/2020) sekitar pukul 03.00 WIB.

Kepada polisi, pelaku melempar molotov karena emosi foto Habib Rizieq Syihab dibakar. "Sampai dengan saat ini pemeriksaan tersangka ini karena ada emosi dari masing-masing pribadi atas awal kali terjadinya pembakaran foto di Gedung DPR RI," ujar Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy di Mapolda Jabar.

Saat ditegaskan terkait foto yang dimaksud, Roland membenarkan foto yang dimaksud tersebut ialah foto habib Rizieq Syihab. "Foto habib Rizieq," kata Roland.

Domba Warga untuk Bayar kWh Rusak Dikembalikan

Yn kini sudah bisa kembali tersenyum. Domba miliknya yang sempat diserahkan ke oknum petugas PLN sebagai biaya perbaikan kWh meter sudah dikembalikan.
Dikonfirmasi detikcom Kamis (27/8/2020), Yn membenarkan hal tersebut. "Dombanya sudah dikembalikan lagi. Kemarin sudah diantarkan," ucap wanita 37 tahun tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Yn terpaksa menyerahkan dombanya kepada petugas pemasang listrik lantaran tidak memiliki uang untuk mengganti meteran kWh rumahnya yang rusak. Oknum petugas tersebut meminta uang Rp 450 ribu kepada Yn agar kWh di rumahnya bisa normal kembali.

Kejadian itu berlangsung pada April 2020 lalu. Peristiwa bermula saat Yn merasa listrik di rumahnya tidak beres. Setelah ditelusuri, ternyata meteran kWh rusak.

Yn lantas berkoordinasi dengan seorang petugas yang dulu membantu memasang listrik di rumahnya. Oknum petugas tersebut menyanggupi untuk mengganti meteran kWh di rumah Yn. Namun dia meminta uang senilai tersebut.

Lantaran tidak memiliki uang yang diminta, Yn akhirnya sepakat dengan sang suami, Ekr (50) untuk memberikan anak domba peliharaan mereka ke oknum petugas itu.

Pihak PLN Garut angkat bicara terkait kejadian itu. Manajer PLN UP3 Garut Fauzan membenarkan peristiwa tersebut.

"Ade Suryana (oknum petugas) melakukan penggantian kWh meter. Setelah kWh dipasang, Ade atas inisiatif sendiri meminta biaya sebesar Rp 450 ribu. Karena pelanggan tidak memiliki dana, pelanggan menawarkan memberikan domba miliknya yang diterima oleh Ade Suryana," ucap Fauzan dalam keterangan tertulisnya.

Fauzan memastikan, oknum petugas yang meminta uang dan menerima domba dari masyarakat itu bukan anak buahnya. Fauzan mengatakan, perusahaan vendor selaku atasan Ade telah ditegur.

Selain memberikan sanksi dan teguran kepada Ade dan pihak ketiga, PLN juga meminta Ade untuk mengembalikan domba milik masyarakat tersebut.

"PLN langsung memberikan sanksi dan teguran keras kepada Ade Suryana dan perusahaan pihak ketiga. Oknum juga diminta mengembalikan domba milik pelanggan," tutup Fauzan.

Pelaku Pelucutan Bendera Merah Putih Ditangkap

Polisi menangkap pelaku pelucutan bendera Indonesia di Kabupaten Garut. Ada lima orang yang diringkus personel Polres Garut.

"Kemarin sudah berhasil ditangkap kelima orang itu. Kita membenarkan memang ada penangkapan yang dilakukan oleh Polres Garut terkait masalah pencopotan bendera," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (27/8/2020).

Erdi menuturkan saat ini kasus tersebut masih ditangani oleh Polres Garut. Sebelumnya, sekelompok orang di Kabupaten Garut bikin geger lantaran melucuti bendera Indonesia yang terpasang di pinggir jalan. Aksi mereka terekam kamera pengintai.

Dalam video rekaman CCTV yang beredar, sejumlah orang melucuti bendera Indonesia. Ciri-ciri mereka menggunakan sarung. Ada yang dipakai, ada juga yang diselendangkan.

Halaman 2 dari 5
(mud/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads