.webp)
Sepulang dari Batam, Wawan mengaku tak memiliki tabungan untuk membeli perlengkapan gamelan. Namun, Wawan tak menyerah.
"Ada yang bersedia meminjamkan (gamelan)," kata Wawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerja keras Wawan membuat aktivitas sanggar mulai hidup. Saban hari, gemelan pinjaman itu selalu ditabuh. Penari dan pemain wayang ikut meramaikan sanggar. Suasana sanggar menjadi lebih hidup di tengah keterbatasannya. Satu yang membuat mereka semangat, yakni kelestarian seni dan budaya.
"Setiap hari latihan. Kalau malam Jumat, kita hanya menggelar macapat," ucap Wawan.
Sekadar diketahui, macapat bisa dibilang sebagai puisi khas Jawa yang ditembangkan. Menurut Wawan, orang yang bisa macapat, sudah pasti bisa menyinden. Tapi orang yang bisa sinden, belum tentu bisa macapat.
Wawan saat ini tengah menyiapkan pementasan wayang wong. Rencananya Agustus nanti, wayang wongnya tampil di gedung kesenian Rara Santang Kota Cirebon. Wawan tak sabar menantikan pementasan tersebut.
"Kita latihan sampai malam. Tujuannya untuk membangkitkan kembali wayang wong," kata Wawan.
Wawan menceritakan di tangan Mama Kandeg, wayang wong bisa tampil di berbagai negara. Seperti Suriname, Belanda, Amerika, Perancis dan lainnya. Beberapa seniman dari luar negeri juga pernah belajar ke Mama Kandeg.
Wawan berharap pemerintah ikut membantunya membangkitkan kembali kesenian wayang wong Cirebon. "Kita butuh bimbingan, bukan hanya dukungan saja. Perlu adanya bantuan pemerintah dalam upaya pelestarian kesenian ini," kata Wawan.
(mud/mud)
