Satgas Sektor 6 Citarum Harum mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. Bahan bakar yang dihasilkan di antaranya minyak tanah, solar dan bio solar.
Seperti yang dilihat detikcom di Posko Sektor 6 Citarum Harum, Bojong Soang Kabupaten Bandung. Terlihat sebuah tungku pembakar tersimpan di dalam sebuah ruang khusus.
Bila dilihat dari luar, terlihat cerobong asap khusus pembuangan sisa pembakaran plastik. Cerobong tersebut dimaksudkan untuk membuang racun yang dihasilkan dari pembakaran sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan Sektor 6 Kolonel ARH Dodo Irmanto melalui Kasi Penmedlek Pendam III/Siliwangi Mayor Kav Susanto mengatakan, alat tersebut diberikan langsung dari Kodam III Siliwangi. Alat tersebut diberikan khusus untuk sektor 6 dikarenakan jumlah sampah plastik banyak menumpuk di wilayah kerja Sektor 6.
"Alat pembakar plastik, ini diberikan oleh Kodam III Siliwangi. Karena menurut beliau awalnya plastik banyak menumpuk di sini, sehingga memberikan alat ini ke Sektor 6," kata Susanto, Senin (6/7/2020).
Sebelum plastik dimasukkan ke dalam tungku pembakar. Sampah dipilah dan dikeringkan terlebih dahulu. Tungku pembakar tersebut mampu menampung sekitar 15 - 20 kilogram plastik.
"Sampah plastik berasal dari subsektor-subsektor yang ada. Termasuk sampah plastik yang ada dari warga," tuturnya.
Kemudian plastik dimasukkan ke dalam tungku, ditekan paksa sampai memenuhi ruang tungku pembakaran, lalu ditutup hingga kedap udara.
"Alat ini dibuat di Solo oleh PT DAG Martapur tahun 2018. Di posko kami baru sekitar satu bulan," ujar Susanto.
Mesin pun dinyalakan menggunakan bahan bakar oli bekas atau minyak bekas. Mesin tersebut hanya butuh sekitar 5 liter bahan bakar dalam proses pembakaran.
Proses pembakaran memerlukan waktu sekitar tiga jam dengan panas suhu mencapai 300 - 360 derajat celsius. Sampah yang terbakar akan meleleh dan ditampung ke dalam sebuah tangki.
Perlu waktu dua jam sampai bahan bakar menetes habis melalui tiga selang dari tangki penampung. Tiga selang tersebut di antaranya selang minyak tanah, solar dan bio solar.
Susanto tidak mengetahui bagaimana proses pemisahan bahan bakar yang terjadi di dalam tangki tersebut. "Itulah istimewanya alat ini," ujarnya.