Menurut Nugroho saat ini progres perbaikan DAS Citarum melalui program Citarum Harum sudah berada di atas 25 persen dan akan terus ditingkatkan setelah pandemi COVID-19 yang menghambat pelaksanaan program tersebut.
"Untuk program Citarum harum sampai saat ini terus berjalan. Berdasarkan laporan dari Satgas, progresnya sudah di atas 25 persen," ungkap Budi saat ditemui usai kegiatan pengecekan Posko Satgas Citarum Harum Sektor 21 Cimahi, Rabu (17/6/2020).
Indikator peningkatan progres dari program Citarum Harum terlihat dari kualitas air di sungai terpanjang di Jawa Barat itu semakin membaik. Limbah industri dan rumah tangga yang masuk ke Citarum sudah semakin berkurang.
"Saat ini kulitas airnya sudah cukup bagus, dengan BIOS 44 atau cairan kimia yang dikembangkan di Satgas Citarum Harum. Mudah-mudahan terus meningkat kualitasnya," katanya.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum terdapat 77.037 hektare lahan kritis di DAS Citarum hulu. Dari luas tersebut, 61.681 hektare lahan kritis milik masyarakat.
Sementara itu Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna mengungkapkan industri di Cimahi sudah cukup disiplin dalam melakukan pengolahan dan pembuangan limbah.
"Untuk program Citarum Harum, memang di Cimahi industri cukup banyak dan sebelumnya jadi sorotan sebagai kontributor kerusakan Sungai Citarum. Tapi kita terus edukasi industri biar mengelola limbah dengan lebih baik," kata Ajay.
Pihaknya terus melakukan pengawasan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cimahi. Selain itu mengajak warga sekitar mengawasi perilaku industri yang melanggar dan melaporkannya ke pihak berwenang.
"Kalau mengandalkan DLH saja tidak cukup karena tidak selalu standby, makanya mengajak masyarakat juga melakukan pengawasan. Sekaligus mengedukasi mereka biar tidak melakukan pelanggaran serupa industri," ujarnya.
(mso/mso)