Tetap Waspada, 78 Warga Jabar Meninggal Akibat DBD

Tetap Waspada, 78 Warga Jabar Meninggal Akibat DBD

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 25 Jun 2020 19:48 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
Ilustrasi demam berdarah (Foto: thinkstock)
Bandung -

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga patut diwaspadai di tengah pandemi COVID-19 ini. Dari Januari hingga Mei 2020, Dinas Kesehatan Jabar mencatat terdapat 78 kasus kematian.

Dari informasi yang dihimpun, pada Januari terdapat 20 orang yang meninggal dunia (MD) akibat DBD dari 2.213 kasus, kemudian Februari (18 MD, 2.479 kasus), Maret (23 MD, 2.942 kasus), April (10 MD, 888 kasus) dan Mei (7 MD, 759 kasus).

"Data DBD Jabar diperoleh hanya dari 14 kabupaten/kota se Jawa Barat dari Januari - Mei," ujar Berli saat dihubungi wartawan, Kamis (25/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berli menyebut cukup sulit untuk melakukan penyemprotan dengan menggunakan fogging di tengah pandemi COVID-19, oleh karena itu ia harapkan masyarakat bisa menerapkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). "Tantangannya karena situasi pandemi COVID-19 jadi tidak bisa dilakukan fogging focus, karena masyarakat tinggal di rumah," katanya.

"Berbahaya karena yang disemprotkan dengan asap tersebut adalah insektisida," kata Berli melanjutkan.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, pencegahan DBD bisa dilakukan dengan melakukan pemantauan tempat yang berpotensi jadi tempat jentik nyamuk menetas, melalui program 1 rumah satu juru pemantau jentik. Kemudian dengan pemberian obat larva seeding dan memelihara ikan predator alami untuk telur dan larva nyamuk.

"Karena teridentifikasi ada cara penularan melalui transovarial. Sehingga nyamuk tersebut begitu dewasa tidak perlu lagi menggigit penderita positif DBD, sudah bisa menularkan kepada yang lain," ujarnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rosye Arosdiani Rodye merinci jumlah kasus DBD pada tahun ini di Kota Bandung. Bulan Januari, kasus DBD mencapai 248 orang, Februari 330 orang, Maret 479 orang, April 385 orang dan Mei 306 orang.

"Meninggal sembilan orang," katanya.

Terkait upaya fogging untuk membasmi nyamuk penyebab DBD, Rosye mengatakan hal itu tak bisa dilakukan secara langsung. Fogging, kata dia, harus dilakukan sesuai regulasi.

"Fogging itu akan dilaksanakan saat ada kasus kemudian hasil penyelidikan epidemiologis memang memenuhi syarat untuk melaksanakan fogging. Kita tahu fogging itu membunuh nyamuk yang dewasa. Nah itu kan harus tepat waktunya, harus tepat sasaran nya. Jangan tidak ada kasus tapi dilakukan fogging, yang terjadi itu zat kimia sebetulnya. Itu bahayanya melakukan fogging jika tidak tepat sasaran," katanya.

PMI Pastikan Stok Darah Aman untuk Pasien DBD

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah mengatakan, ketersediaan stok darah untuk pasien DBD cukup tersedia.

Saat ini perolehan darah yang didapatkan PMI kota Bandung mencapai 80 persen, meningkat 10 persen dibanding tahun lalu.

"Perolehan kita penuhi sekitar 80 persen dibanding dengan tahun lalu. Kalau dulu 3.400 sekarang ada kenaikan 10 persen dari pemakaian darah tahun lalu dan sekarang kita bisa penuhi," ujarnya.

Pandemi, ujar Uke, malah meningkatkan jumlah pendonor yang datang. Hal itu berkaitan erat dengan semakin tingginya jiwa sosial masyarakat.

"Kebutuhan 500-506 (labu) per hari untuk 30-40 Rumah sakit, dari dampak itu kita tetap himbau untuk lakukan donor tersebut. Memang ternyata perolehan kita dapat, yang datang (mendonor ke PMI) minimal 362 dan ditambah mobil unit sekarang 2 atau 3 yang membantu menyediakan darah," kata Uke.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads