Selain rapid test massal di kawasan Puncak Kabupaten Bogor serta Puncak Pass di Kabupaten Cianjur, Pemprov Jabar akan menggelar rapid test di stasiun kereta api yang menghubungkan Jabar dan Jakarta. Hal tersebut mengingat berbagai aktivitas di Jakarta seperti perkantoran, mal dan pusat perekonomian sudah berjalan dan menyebabkan adanya peningkatan pergerakan masyarakat.
Koordinator Sub Divisi Penanggulan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, dari hasil rapid test yang dilakukan di Puncak, Pemprov Jabar akan menindaklanjuti dengan proses pendataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendataan ini awal pelaku perjalanan yang melintas di kawasan Puncak. Untuk tempat wisata kan masih ditutup, karena Bogor masih zona kuning," kata Dedi Taufik yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat ini.
Hasil penelitian Labkesda Jabar terhadap 32 orang pelaku perjalanan reaktif akan disampaikan kepada pemerintah daerah domisili. Sehingga pemerintah daerah asal 32 orang reaktif itu dapat melakukan tindakan.
"Dalam dua hingga tiga hari sudah ada datanya, baru diinformasikan ke tempat asal, untuk melakukan tindakan berikutnya," kata Dedi.
Rapid test yang menyasar warga yang tengah perjalanan ke Puncak, khususnya yang datang dari Jakarta. Lokasi rapid test ini berlangsung di empat lokasi yakni rest area Seger Alam Puncak Pass (Cianjur), rest area Gunung Mas, Masjid Attaawun dan Masjid Harakatul Jannah Gadok Kabupaten Bogor. Pemprov Jabar menyiapkan 2.000 tes kit COVID-19 saat rapid test tersebut. Selain itu juga dilakukan swab test dengan mobil fastlab.
(bbn/bbn)