Aji bekerja sebagai petugas keamanan sekaligus juru bersih gedung King yang lokasinya bersebelahan dengan pohon raksasa itu. Ia menyebut usia pohon hampir 350 tahun. Menurut cerita yang diterimanya, dulu ada pohon beringin yang berdiri tepat di posisi pohon karet munding itu.
"Dulunya tepat di tengah pohon itu ada beringin raksasa. Karena akar karet munding seperti 'mencekik', pohon beringin itu mati. Posisinya berganti dengan pohon karet munding yang menjulang ke atas. Usia pohon ini sekitar 350 tahunan dan jadi tempat persembunyian ular," tutur Aji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ular piton betah tinggal di pohon tersebut karena di bagian akarnya berbatasan dengan gorong-gorong yang jadi tempat tinggal tikus. Akar pohon itu merambat di bawah jalan raya.
"Sejak saya kecil sudah begitu, ada sarang tikus di bawah akar yang masuk ke bahu sungai dan gorong-gorong. Wajar kalau ular hidup di sana, karena makanan alaminya banyak. Saya ingat waktu kecil melihat tikus ada yang hitam dan putih di bawah akar pohon dan gorong-gorong," kata Apit (60), warga setempat.
Keberadaan ular itu masih menjadi misteri. Upaya pencarian dilakukan warga, termasuk dengan cara pengasapan yang biasanya memancing ular keluar.
Sejumlah petugas Damkar yang memanjat ke atas pohon tidak menemukan jejak piton raksasa itu. Mereka hanya menemukan lubang-lubang di batang pohon yang tertutup akar.
(bbn/bbn)