Warung rujak gamel milik Wati ini buka sejak pagi hari hingga malam hari. Ia mengaku selalu kebanjiran order saat akhir pekan. Ia mengaku tak bisa menyebutkan secara rinci terkait omzet yang didapatnya setelah rujak gamelnya menjadi populer.
"Omzet mah ya kurang tahu ya. Intinya mah alhamdulillah," ujar Wati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rujak gamel termasuk jajanan murah bagi kalangan milenial. Pembeli cukup merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu untuk satu porsi rujaknya. Sensasi pedasnya dijamin bikin ketagihan.
![]() |
Salah seorang pembeli, Anatsia (27) warga Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon mengaku ketagihan dengan rujak gamel. Lebih dari empat kali ia rela mengantre demi menikmati rasa pedas sambal terasi rujak gamel.
"Pedasnya khas banget. Saya awalnya lihat di postingan-postingan instagram, jadi pengin mencoba. Akhirnya ke sini," kata Anatasia.
Jarak rumah Anatasia dengan warung milik Wati terbilang jauh. Anatasia harus rela berkendara lebih dari setengah jam untuk bisa menikmati rujak khas Cirebon itu. "Kalau ke sini biasanya pas akhir pekan. Kalau penuh ya enggak makan di sini, dibungkus buat di rumah. Sekalian buat keluarga," tutur Anatsia.
Senada disampaikan, Heri Saripudin (30), warga Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Ia mengatakan rujak gamel memiliki cita rasa yang khas. Sebab, terasi yang digunakan merupakan terasi asli Cirebon.
"Pedasnya bikin nagih. Enak, terasinya itu terasa banget," kata Heri.
Heri mengaku kerap mampir di warung rujak gamel milik Wati. "Sering ke sini. Baru tahu yang di sini aja soalnya. Harganya juga lumayan rumah, cuma Rp 10 ribu," ucap Heri.
(bbn/bbn)