Jabar Hari Ini: Dony Pedro TNI Aktif-Gapura Sumedang Dikritik Publik

Jabar Hari Ini: Dony Pedro TNI Aktif-Gapura Sumedang Dikritik Publik

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 05 Feb 2020 20:43 WIB
Gapura ucapan selamat datang Kabupaten Sumedang di Desa ciherang Kecamatan Sumedang Selatan menuai banyak kritikan netizen di medsos. Begini penampakannya.
Gapura 'Selamat Datang di Sumedang' yang dikritik netizen. (Foto: Muhamad Rizal/detikcom)
Bandung -

Sejak pagi hingga sore hari ini, Rabu (5/2/2020), sejumlah peristiwa berlangsung di Jawa Barat. Mulai pembunuhan sadis di Karawang hingga Dony Pedro pimpinan King of The King berstatus TNI aktif.

Pembunuhan Sadis di Karawang

Suryono secara membabi buta membacok dan menggorok mantan istrinya, Oon hingga tewas. Aksi sadisnya itu dilakukan di hadapan anaknya yang baru berumur 13 tahun.

Pembunuhan itu terjadi di rumah Oon, Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (5/2/2020), sekitar pukul 00.00 WIB. Sang anak sempat meminta tolong warga, namun tak ada yang mendengar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembunuhan itu disaksikan langsung oleh anaknya," kata Roji (49), kakak kandung korban, di RSUD Karawang.

Usai menghabisi nyawa Oon, ia mengumumkan aksinya kepada keluarga korban. Suyono menelepon Roji, kakak korban."Pelaku menelepon kakak korban sambil bilang, 'Saya baru membacok'," kata Kapolsek Pedes AKP Ade Firmansyah kepada wartawan saat olah TKP.

ADVERTISEMENT

Tak lama kemudian, Roji datang ke rumah adiknya. Di perjalanan, Roji mengaku mendengar suara anak korban meminta tolong. Saat tiba di rumah Oon, Roji tak menyangka adiknya telah terkapar bersimbah darah.

Roji kemudian mengecek kondisi adiknya. Melihat adiknya masih bernapas, Roji dan sejumlah warga bergegas membawa Oon ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Suyono tak mencoba kabur setelah menganiaya Oon. Ia tak beranjak dari rumah mantan istrinya hingga warga desa bergerombol. "Pelaku kemudian diamankan ke kantor desa," kata Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Bimantoro Kurniawan melalui sambungan telepon.

Suyono mengaku sakit hati karena merasa terhina oleh mantan istrinya itu. Diduga kuat pelaku merencanakan aksinya tersebut.

"Pengakuan pelaku, sakit hati karena korban pernah menelepon dan SMS. Pelaku merasa terhina. Dia minta ketemu sampai akhirnya ada kasus pembacokan," kata Kapolsek Pedes AKP Ade Firmansyah.

Dony Pedro King of The King TNI Aktif

Pimpinan King of The King, Dony Pedro, terbukti merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif berpangkat Letnan Satu berdinas di Pussenif Bandung. Dony tengah diproses hukum militer.

"Benar bahwa Saudara Dony Pedro anggota TNI aktif, pangkat Letnan Satu, berdinas di Pussenif," kata Kadispenad Brigjen Candra Wijaya kepada detikcom, Rabu (5/2/2020).

Nama Dony awalnya mencuat setelah kemunculan kelompok King of The King. Sejumlah pengikutnya di beberapa daerah bahkan berurusan dengan polisi lantaran tersandung kasus dugaan penipuan. Kini Dony tengah diproses hukum militer karena diduga melakukan penipuan.

"Yang bersangkutan sudah mulai menjalani proses hukum sejak tanggal 31 Januari 2020 di Pomdam III/Siliwangi karena diduga telah melakukan Tindak Pidana penipuan," ujar Candra.

Jabar Hari Ini: Dony Pedro TNI Aktif-Gapura 'Selamat Datang Sumedang' DikritikDony Pedro. (Foto: tangkapan layar YouTube)

Selain berdinas di Pussenif Bandung, Dony mengaku kepada salah seorang pengikutnya, Juanda, pernah bertugas di Badan Intelijen Startegis TNI. Dony pernah menunjukkan kartu berwarna pink tertera nomor ST /80/II/2005-SI. Surat itu dikeluarkan di Jakarta pada 11 Februari 2005 dan berlaku hingga 28 Februari 2006.

Pada surat itu tertera nama Dony Pedro. Pangkatnya letnan dua (letda) infanteri, dengan nomor registrasi pusat (NRP) 623235. Kesatuan Intel Bais TNI, penugasan khusus, dan bertugas di seluruh Indonesia.

Juanda menyatakan Dony kerap mengaku punya akses langsung ke sejumlah petinggi militer hingga menteri dan presiden. "Saya percaya karena dia TNI," ujar Juanda.

Gapura Tahu Sumedang Dikritik

Gapura ucapan selamat datang Kabupaten Sumedang di Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, menuai banyak kritik netizen di media sosial.

Gapura yang bertulisan 'Selamat Datang di Sumedang Kota Tahu' itu dinilai tidak memiliki karya seni atau mencirikan khas Kabupaten Sumedang. Gapura dibangun dengan desain ala kadarnya.

"Tolong legislatif sebagai lembaga pengawas anggaran, sebelum terlambat, coba terangkan ke Rakyat untuk pembangunan gapura selamat datang di Ciherang, yang dirasa tak pantas dan tidak mengandung unsur seni dan estetika dan histori Sumedang sebagai SPBS (SUMEDANG Puser Budaya Sunda) mana atuh cirina, gapura wae jiga kitu," tulis akun Asep Gagak di grup Facebook Komunitas Warga Sumedang.

Jabar Hari Ini: Dony Pedro TNI Aktif-Gapura 'Selamat Datang Sumedang' DikritikGapura 'Selamat Datang di Sumedang' yang dikritik netizen. (Foto: Muhamad Rizal/detikcom)

Hal yang sama dilontarkan warga Desa Ciherang, Cepi (28). Ia menilai gapura itu tidak memiliki karya seni yang mencerminkan khas Sumedang.

"Sebal ngeliatnya juga, tidak ada seninya. percuma dibikin juga, yang di pinggir gapura juga yang niatnya bikin tahu malah bentuknya jadi kaya kardus," kata Cepi (26) saat ditemui di lokasi gapura, Rabu (5/2/2020).

Ia berharap pemerintah segera memperbaiki gapura itu daripada membuat malu warga Sumedang. Pasalnya, Sumedang merupakan salah satu akses perlintasan menuju Jabar kawasan utara dan Jawa Tengah.

"Kalau ada yang nyuruh diancurin, bakalan saya ancurin. Asli kang, soalnya malu. Soalnya ini kan jalur yang banyak dilewati (kendaraan), setidaknya perbaiki, jangan kaya gini juga bentuknya," kata Cepi.

Menurut Cepi, gapura tersebut jauh berbeda dengan gapura yang sebelumnya ada. Gapura sebelumnya memiliki nilai seni meski sederhana.

"Sebelum ketabrak truk Fuso, malah lebih bagus gapuranya, biar simpel tapi ada bentuk seninya, nggak kaya ini, nggak ada nilai seninya, bahan kayak seadanya. Sampai besi-besinya saja keliatan, kayak belum jadi," terang Cepi.

Hal senada disampaikan sopir truk, Bagus (42). Warga asal Cirebon yang sedang beristirahat itu hanya bisa tersenyum melihat gapura tersebut. "Saya kira ini belum jadi, Mas. Soalnya, dilihatnya pembangunannya kayak baru proses awal saja, Kayak kerangka besinya yang kelihatan, terus dilapisi sama fiber. Mungkin ini masih proses mungkin," kata Bagus sambil tertawa.

Revitalisasi Gedung Sate-Pakuan Jilid 2

Pemprov Jabar kembali melanjutkan proyek revitalisasi Gedung Sate, Kota Bandung, di tahun 2020. Tahun lalu, revitalisasi menelan biaya Rp 14,9 miliar, tahun ini disiapkan anggaran lebih besar yakni Rp 23 miliar yang bersumber dari APBD 2020.

Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jabar, Iip Hidajat mengatakan proyek kali ini lanjutan dari apa yang sudah diselesaikan pada tahun lalu dengan anggaran Rp 14,9 miliar. Tahun lalu, pengerjaannya meliputi taman bagian depan dan belakang.

Dia menuturkan tahun ini ada beberapa bagian yang akan dibenahi. Di antaranya ruang perkantoran yang sejak lama belum pernah mendapatkan sentuhan pembangunan.

"Ada juga pembangunan kubah masjid dan pendirian patung dengan tema Jabar dari Selasar Sunaryo. Kemudian, ada sedikit perbaikan taman dan lahan parkir motor. Lahan parkir mobil belum kita lakukan sekarang jadi bertahap. Anggarannya Rp 23 miliar," kata Iip saat dihubungi, Rabu (5/2/2020).

Selain Gedung Sate, program revitalisasi juga menyentuh rumah dinas Guberbur Jabar Ridwan Kamil, Gedung Pakuan, dengan anggaran yang disiapkan Rp 5,8 miliar. Pembangunannya menyentuh pembenahan interior ruang rapat dan pertemuan.

"Jadi memang fokusnya ke pembenahan ruang rapat dan pertemuan. Memang belum ada pembangunan selama ini. Anggarannya Rp 5,8 miliar," ucap dia.

Selain kedua gedung tersebut, Pemprov Jabar juga menganggarkan revitalisasi Lapangan Olahraga Saparua senilai Rp 8,1 miliar. Pembangunannya meliputi penyediaan sarana prasarana pendukung seperti toilet dan lainnya.

Iip menjelaskan saat ini ketiga pengerjaan revitalisasi tersebut masih dalam tahap penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah rampung baru berlanjut pada lelang DED (detailed engineering design) dan lelang penyedia jasanya.

"Tiga bangunan itu berhubungan erat dengan sejarah. Kami berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk mendapatkan rekomendasi. Pengerjaannya kita targetkan selesai akhir tahun 2020," ungkap Iip.

Untuk diketahui, tahun lalu, revitalisasi Gedung Pakuan sempat menuai kontroversi. Pasalnya, salah satu fasilitas yang dibangun di rumah dinas Ridwan Kamil tersebut merupakan kolam renang dengan anggaran Rp 1,2 miliar.

Meski menuai kontroversi, kolam renang dengan panjang 29 meter dan lebar empat meter dan kedalaman 1,25 meter itu sudah selesai dibangun akhir tahun 2019. Kolam tersebut terbagi dua, yakni kolam utama dan kolam kecil atau jacuzzi.

Halaman 4 dari 4
(mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads