Ida Novitasari (35) warga Randegan Banjar mengaku dirinya selalu waspada jika tertahan di lampu merah simpang empat alun-alun Banjar. "Kalau sedang ada burung-burung itu, jangan berhenti di bawah kabel. Kalau lagi apes, kotorannya bisa menimpa kepala," kata Ida.
Salah satu dampak kehadiran burung itu adalah kotorannya yang menumpuk di jalan, trotoar, bahkan jendela bangunan-bangunan di sekitar simpang empat alun-alun Banjar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pengunjung alun-alun yang berasal dari luar Banjar, banyak yang tertarik dengan kehadiran burung-burung tersebut, setidaknya dijadikan bahan obrolan sambil duduk-duduk menikmati suasana alun-alun Banjar.Lain lagi cerita Dudung pedagang minuman di alun-alun Banjar.
Menurut dia beberapa tahun lalu, dirinya sempat menyaksikan sekelompok orang tengah meneliti prilaku burung tersebut. "Jadi menurut para peneliti itu, burung ini sebenarnya sedang ngungsi (migrasi). Karena di tempat asalnya sedang musim salju. Makanya sementara waktu pindah dulu ke sini," ujar Dudung.
Pengunjung berharap ada semacam papan informasi yang jelas mengenai ribuan burung tersebut. Sebab hal ini menjadi salah satu daya tarik di kawasan alun-alun Banjar.
(mso/mso)