Bandung -
Sejak pagi hingga Kamis (23/1/2020) sore, sejumlah topik menarik menghiasi pemberitaan di Jawa Barat. Mulai dari bocah di Bandung tewas dipatuk ular hingga kawanan monyet teror warga Kuningan.
Berikut rangkuman beritanya:
Kemenag Tunda Atur Teks Khotbah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung m menunda rencana mengatur teks khotbah salat Jumat di Bandung. Hal ini menyusul banyaknya penolakan atas wacana tersebut.
"Kalau memang seperti itu (banyak kontra), berarti memang belum siap. Ya kita akan tunda," ucap Kepala Kantor Wilayah Kemenag Bandung Yusuf Umar saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (23/1/2020).
Yusuf mengatakan sementara waktu, pihaknya akan memaksimalkan program pembinaan yang sudah ada selama ini."Kita kan mewacanakan, kalau banyak kontra, ya sudah kita tunda. Kita lanjut program yang sudah ada, ya seperti pembinaan saja," tuturnya.
Sebelumnya, Kemenag mewacanakan untuk mengatur teks khotbah salat Jumat di masjid-masjid Kota Bandung. Namun wacana ini banyak mendapat penolakan.
Salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat. Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar menilai wacana itu dapat menimbulkan reaksi di masyarakat.
"Kalau maksudnya itu menyeragamkan apalagi sampai menyediskan teks umpamanya, ini menurut saya tidak bagus. Bahkan berpotensi mengundang reaksi yang menimbulkan keriuhan juga," ucap Rafani kepada detikcom via sambungan telepon, Rabu (22/1/2020).
Lebih jauh, Rafani menilai bila aturan itu dilaksanakan, hal ini justru bakal mengekang kebebasan masyarakat. Menurutnya, hal itu dapat berujung pada hak asasi manusia.
"Karena kalau penyeragaman, kalau diseragamkan apalagi teks sama itu artinya sama dengan mengekang kebebasan beragama. Nanti orang mengait-ngaitkan dengan hak asasi. Kan hak asasi harus mengakui kebebasan beragama," kata dia.
Suku Baduy Jinakan Kawanan Monyet di KuninganKawanan monyet menyerbu perkampungan warga di Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Suku Baduy turun tangan menangkap kawanan monyet tersebut.
Menurut Kepala Desa Cibeureum Suheri, serbuan kawanan monyet sudah lama terjadi. "Empat bulanan terakhir semakin banyak yang masuk ke rumah-rumah warga," kata Suheri kepada detikcom, Kamis (23/1/2020).
Suheri mengaku bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk mengantisipasi serbuan kawanan monyet. Caranya dengan mengendalikan populasi monyet yang berada di kawanan hutan lindung TN Gunung Ciremai.
"BKSDA meminta sejumlah orang dari suku Baduy, Banten, untuk menangkap monyet yang mengganggu aktivitas masyarakat, yang sering merusak perkebunan juga. Nanti monyet itu akan dikarantina," katanya.
Menurutnya pihak desa serta BKSDA Jabar dan BTNGC sengaja mengundang warga Suku Baduy untuk membantu menjinakkan monyet liar itu.
"Sudah ratusan ekor (monyet) yang ditangkap," jelas Suharti.
Kawanan monyet yang masuk permukiman penduduk itu, menurut Suheri, kerap merusak perkebunan dan mengambil makanan yang di dalam rumah warga. Ia berharap kawanan monyet yang menyerbu ke perkampungan itu berkurang setelah dijinakkan orang Suku Baduy.
Polisi Periksa 8 Saksi Sunda Empire
Polisi masih menyelidiki polemik Sunda Empire-Earth Empire. Sebanyak delapan orang saksi sudah diperiksa.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso mengatakan sejak Senin (20/1) penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar sudah memeriksa total delapan orang.
Pemeriksaan dilakukan baik terhadap dedengkot Sunda Empire Nasri Banks hingga ahli-ahli budaya dan sejarah.
Dari kelompok Sunda Empire, penyidik sudah mengambil keterangan terhadap Nasri Banks dan pria berinisial A. Sementara dari pihak pengelola tempat, penyidik sudah memanggil staf dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Selain itu, penyidik juga meminta keterangan dari para ahli. Penyidik meminta tanggapan dari ahli pidana Unisba, ahli sejarah dari Unpad, ahli dari UPI hingga budayawan.
"Kita juga sudah meminta keterangan dari Kesbangpol Provinsi Jawa Barat. Hasil keterangannya selama ini Sunda Empire belum terdaftar sebagai ormas," ucap Erlangga di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (23/1/2020).
Bocah di Bandung Tewas Dipatuk Ular
Tragedi ular kembali memakan korban. Kali ini seorang bocah laki-laki di Bandung tewas setelah dipatuk ular weling.
Insiden itu menimpa Andi Ramdani (11), bocah asal Jalan Nagrog, Gang Keramat RT 04/09, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Andi tewas saat dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Bandung pada Rabu (23/1) siang.
Ibu Andi, Diah (38) menuturkan kejadian bermula saat anak keduanya itu tengah bermain-main dengan ular kemarin pukul 08.00 WIB. Andi lantas dipatuk dan memberi tahu Diah."Saya obati dulu pakai air hangat dan garam," katanya.
Menurut Diah, saat itu Andi tak terlihat kesakitan. Diah lalu meninggalkan rumah untuk mengikuti rapat di kantor desa. Sepulang rapat, Diah kaget saat melihat kondisi anaknya terkapar.
"Anak saya sudah tidak berdaya, mulutnya sudah mengeluarkan busa. Terus dibawa ke IGD (RSUD) Bandung, tapi sudah meninggal dunia," tuturnya.
Ia mengaku ular tersebut merupakan pemberian seseorang yang tak dikenal. Ular itu lalu dipelihara oleh anaknya.
"Enggak tahu dari mana. Saya juga kaget kenapa bisa bawa ular. Saya tanya dari mana, kata dia ada yang ngasih, enggak tahu siapa," ucap Diah.
Andi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrog tak jauh dari kediamannya.
Ezechiel Dilarang Tampil Lawan Persib 1 Musim
Ezechiel N'Douassel dilepas Persib Bandung ke Bhayangkara FC dengan klausul kontrak larangan main saat kedua tim berhadapan. Itu cuma berlaku setahun.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahyono mengatakan bomber asal Chad itu dilarang bermain melawan Persib karena hengkang ke Bhayangkara FC dalam situasi masih terikat kontrak satu musim. Pihak Bhayangkara FC juga disebutnya memahami situasi tersebut.
"Memang ada klausul itu, karena dia kan sebenernya kontraknya sampai akhir 2020. Jadi logikanya pada saat transfer kami sepakat sama Bhayangkara, bahwa Eze tidak bisa bermain di 2020 ketika lawan Persib," kata Teddy kepada wartawan, Kamis (23/1/2020).
Ia menegaskan larangan bermain ketika berjumpa Persib untuk penyerang 31 tahun itu hanya berlaku satu musim."Tahun 2021 bisa bermain lagi," ucap Teddy.
Kabar larangan bermain saat bertemu Persib pertama kali disampaikan agen Ezechiel, Agwa Aliba."Ada perjanjian khusus, dia (Ezechiel) enggak boleh main lawan Persib," kata agen Ezechiel, Agwa Aliba kepada wartawan, Rabu (22/1).
Ezechiel menuntaskan kepindahan ke tim berjuluk The Guardian dengan durasi kontrak 2 tahun opsi perpanjang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini