Setelah kelompok itu terbentuk, bank emok akan menyerahkan uang belasan hingga puluhan juta. Nantinya, uang tersebut dibagikan oleh kelompok tersebut sesuai dengan kebutuhan yang akan dipinjam.
"Jadi, dari sana itu bisa Rp 20 juta. Nah itu dibagi-bagi sama kelompok. Misal ada yang ambil Rp 1 juta, Rp 2 jtua atau Rp 5 juta. Kalau saya ambil waktu itu yang Rp 1,5 juta, karena memang butuhnya segitu," katanya.
Setelah uang Rp 1,5 juta didapat, IH berkewajiban mencicil Rp 50 ribu per minggu selama 50 kali. Jika ditotalkan IH harus mengembalikan Rp 2,5 juta atau naik Rp 1 juta dari jumlah pinjaman awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sampai di situ, permasalahan juga kerap muncul saat waktu pembayaran. Sebab jika salah satu tak bisa membayar, maka akan dibebankan pada kelompok tersebut.
"Jadi kalau bayar itu seminggu sekali. Kalau saya setiap hari Selasa. Pas bayar semua (anggota kelompok) harus hadir. Kalau enggak ada satu, enggak bisa jalan (bayar cicilan) dan itu ditanggung kita," ucapnya.
Meski merasa berat, IH dan emak-emak kelompoknya tak memiliki pilihan lain. Terlebih kebutuhan yang mendesak ditambah dengan kemudahan syarat yang membuat mereka meminjam pada bank emok.
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini