Sukabumi - Polisi meluruskan kronologi awal kasus pembunuhan-pembakaran ayah dan anak yang mayatnya gosong dalam mobil terbakar di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). Sejumlah fakta dan rentetan cerita baru terungkap.
Selain keterlibatan pembunuh bayaran, ternyata Aulia Kesuma (45) terlibat langsung mengeksekusi suami, Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili (54), dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23). Perbuatan itu dibantu Geovanni Kelvin (25), anak kandung Aulia.
"Kita dibantu Dirkrimum Polda Jabar dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, sejak awal pembuktian kita sudah curiga, tersangka AK (Aulia Kesuma) ini adalah otak pelaku. Kemudian kita lakukan olah TKP awal di kediaman pelaku dan korban di Lebak Bulus. Ada beberapa tempat yakni kamar atas, kamar bawah dan beberapa tempat lainnya terbakar," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi di Mapolres Sukabumi, Rabu (28/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengakuan awal, tersangka AK mengaku menyuruh empat orang mengeksekusi korban. Aulia mengupah para eksekutor, lalu terjadilah peristiwa keji di rumah korban. Mayat ayah-anak tersebut dibawa keluar dan ditinggalkan di SPBU Cirendeu, Jakarta Selatan.
"Setelah penyelidikan lanjutan, kita temukan alat bukti dan pembuktian lain. Ternyata seluruh proses mulai dari pembunuhan hingga menyimpan mayat dilakukan di rumah itu. Dari empat eksekutor hanya ada dua orang yang datang dan melakukan aksi. Ternyata sebelumnya sudah lebih dulu dilakukan oleh AK sendiri," tutur Nasriadi.
Menurut Nasriadi, seluruh eksekutor yang datang setelah dikontak RD, suami dari asisten rumah tangga Aulia, berjumlah tiga orang. Namun saat perjalanan menuju rumah korban, Jumat (23/8), dua urung ikut.
"Para pelaku eksekutor masing-masing SJ, AG, AV dan RD. Kemudian berangkat ke rumah korban hanya SJ dan AG," jelas Nasriadi.
Singkat cerita, mereka tiba di rumah korban. Aulia kemudian meracun sang suami melalui minuman jus. "Setelah meminum hingga habis, saudara Edi masuk kamar dan sempat berhubungan badan dengan Aulia. Setelah itu, korban Edi tidak sadarkan diri," ujar Nasriadi.
Saat itulah, SJ dan AG, yang bersembunyi di dalam garasi, masuk rumah dan membekap Edi menggunakan handuk hingga meninggal dunia. Aksi berlangsung cepat lantaran Dana dalam perjalanan pulang.
"Saat itu saudara KL (Kelvin), anak kandung AK datang. Dia menunggu kedatangan korban, Dana. Tidak lama, Dana datang dan sempat berbincang dengan GK selama beberapa saat. Lalu Dana pergi ke kamarnya di lantai atas. Dana juga sempat diberi minuman jus (beracun). Setelah itu ia sempat bermain game dengan GK," tutur Nasriadi.
 Aulia Kesuma (baju oranye) di Mapolres Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom) |
Tidak lama, pelaku Kelvin turun ke lantai bawah dan menunggu efek racun. Sesekali dia bolak-balik ke atas memeriksa kondisi Dana, hingga akhirnya Dana tertidur.
"Saat itu dua eksekutor (SJ dan AG) kembali melakukan aksinya. Namun Dana sempat tersadar dan berteriak. Karena panik, para pelaku mengikat korban, lalu dipukuli bergantian oleh para pelaku hingga korban dicekik hingga tewas. Setelah itu mayat Dana dibawa ke lantai bawah dan dikumpulkan dengan mayat ayahnya," tutur Nasriadi.
Kelvin dan Aulia sempat membersihkan sisa darah. Mereka sempat beristirahat. Selanjutnya, pada Sabtu (24/8) pagi, mereka merencanakan kejadian kebakaran rumah untuk membuat alibi bahwa korban ikut terbakar.
Sore harinya, Kelvin mendapat kabar rumah itu terbakar. "Tiba di lokasi, KL dan AK kaget, karena hanya kamar atas saja yang terbakar, sementara garasi tidak. Padahal harapannya garasi dan rumah terbakar," ucap Nasriadi.
"Mereka sempat khawatir petugas pemadam dan warga melihat mayat yang mereka sembunyikan. Setelah api padam dan warga pulang, keduanya mengecek ke dalam garasi. Ternyata posisi mayat masih berada dalam mobil," Nasriadi menambahkan.
Tepatnya pada Minggu (25/8), Aulia dan Kelvin kembali mendatangi rumah tersebut menggunakan mobil milik Kelvin. Mayat diangkut ke mobil milik Kelvin dengan posisi mayat Dana di tengah dan Edi di belakang mobil. Setelah itu, keduanya meninggalkan rumah dan menuju ke Sukabumi.
"Di tengah perjalanan, AK membeli satu liter bensin. Lalu mencari tempat untuk membuang dan membakar jenazah. Sampai akhirnya di TKP Cidahu (Sukabumi) AK meminta KL untuk membakar mobil dengan cara menyiram dengan bensin," ujar Nasriadi.
 Rumah korban. (Foto: Farih Maulana/detikcom) |
Percikan api itu mengenai wajah, tangan dan kaki Kelvin. Ia mengalami luka bakar 35 persen. Setelah itu mereka kabur ke Jakarta.
"KL dibawa ke ke RS Pertamina, AK kembali ke apartemen. Sampai kemudian pada Senin (26/8/2019) AK kita tangkap," ucap Nasriadi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini