Ilustrasi: Edi Wahyono
Sebuah mobil Toyota Starlet keluaran 1990-an meluncur di Lapangan Parkir Utara Mall @ Alam Sutera, Tangerang. Mobil berwarna silver yang catnya sudah memudar ini kelihatan mencolok ketimbang deretan mobil keluaran terbaru di sekitarnya. Di jok depan, ada sepasang lansia berusia kira-kira 70-an tahun yang terlihat begitu antusias. Mereka sedang antre untuk ambil bagian dalam teater kendara alias drive-in cinema. Teater kendara ini dibawakan oleh Drive In Senja semenjak 1 Agustus lalu. Sebelumnya, mereka wajib mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan selama masa pandemi COVID-19 ini.
Saat hari mulai gelap, sekitar lebih dari 100 mobil sudah berjajar rapi menghadap sebuah proyektor besar. Ketika film dimulai, mereka kompak mematikan lampu kendaraan. Malam itu jatahnya pemutaran film musikal komedi ikonik Grease. Film yang dirilis pada 1978 ini diadopsi dari musikal Broadway, yang menceritakan kisah percintaan antara Danny Zuko, anak laki-laki keren dan terkenal di SMA-nya, dan Sandy Olsson, yang diperankan Olivia Newton-John, seorang anak gadis lugu dan polos.
“Untuk generasi milenial, ini merupakan pengalaman pertama mereka merasakan yang namanya drive-in cinema. Tapi ternyata di lapangan tadi kita lihat ada suami-istri sudah lansia. Mungkin mereka lagi mengingat-ingat waktu pacaran dulu di Ancol. Kita jadi ikutan senang drive-in cinema bisa jadi hiburan buat semua kalangan,” ujar Ashram Shahrivar, co-founder Drive In Senja, kepada detikX, beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Sensasi Nonton Bioskop Drive-In
Setiap pertunjukan dimulai, penonton wajib mematikan lampu kendaraan mereka.
Foto: dok. Drive In Senja
Drive In Senja merupakan official drive-in theater terkonsep pertama di Indonesia pada 2020 yang diselenggarakan oleh event organizer Katarsis Live. Drive In Senja hadir untuk memberikan hiburan yang aman dan nyaman di tengah pandemi. Indonesia memang pernah mempunyai drive-in cinema di kawasan Ancol pada era 1970 sampai 1980. Teater Kendara Pantai Binaria (sekarang bernama Ancol) di Jakarta adalah yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Bioskop terbuka itu merupakan drive-in cinema terbesar di Asia Tenggara.”
Bioskop terbuka tersebut mulai dibuka pada 1970 atas prakarsa Ciputra, seorang konglomerat Indonesia yang meninggal dunia tahun lalu. Ciputra mengaku memang tertarik dan memiliki keinginan besar untuk membangun Ancol dan menyulapnya menjadi tempat rekreasi baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Saat menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung, pengusaha kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, itu sering mendengar tentang Disneyland yang dibangun Walt Disney. Ia pun terinspirasi membangun taman hiburan serupa. Selain itu, di Ancol akan ada akuarium, sirkuit balap, dan tak terkecuali teater kendara.
Ciputra tak ragu menghadirkan teater kendara pertama di Indonesia. Luasnya 5 hektare dan mampu menampung 800 mobil. “Bioskop terbuka itu merupakan drive-in cinema terbesar di Asia Tenggara,” catat Kompas, 2 Mei 1970, dan dikutip oleh Historia. Semua jenis mobil boleh masuk, kecuali pikap dan truk.
Ciputra melibatkan 340 pekerja. Terdiri atas orang-orang Batalyon Zeni Konstruksi Angkatan Darat, PT Technik Indonesia, dan PT Jaya Steel (anak perusahaan Pembangunan Jaya). Para pekerja memasang layar raksasa sepanjang 40 meter, lebar 19 meter, dan tinggi 27 meter. Didesain agar bisa dilihat oleh mobil yang jaraknya 200 meter sekalipun.
Baca Juga : Gaya Baru Layar Tancap
Seorang anak ikut menonton teater kendara di Mal @ Alam Sutera
Foto: dok. Drive In Senja
Alat-alat pemutar filmnya dibeli dari perusahaan Toshiba, Jepang. Untuk semua pembangunan itu, Pembangunan Jaya mengeluarkan Rp 260 juta, atau setara dengan Rp 10,4 miliar nilai uang sekarang. Teater kendara mulai terbuka untuk umum pada 11 Juli 1970. Ratusan mobil undangan memenuhi teater kendara. Ali Sadikin memuji upaya Ciputra memberikan rekreasi terbaik kepada warga Jakarta. “Rekreasi sangat penting untuk keseimbangan hidup,” kata Ali dalam peresmian teater kendara, dikutip Kompas, 13 Juli 1970, seperti ditulis Historia.
Pada masa itu, teater kendara dijadikan ajang bagi muda-mudi untuk pacaran. Sampai istilah 'mobil goyang' melekat pada teater kendara. Ciputra mengakui stok film yang ditayangkan kebanyakan film dewasa. Walaupun ada pula keluarga yang memboyong serta anak-anaknya. Masa jaya teater kendara berakhir pada awal 1990-an. Ciputra menutup dan mengubahnya menjadi pusat belanja busana berbahan denim atau jin, Cahaya Jeans Centre.
Baca Juga : Layar Penghibur Kaum Jelata
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban