Bea Siswa EF BSD Bukan untuk Prestasi Siswa

Suara Pembaca

Bea Siswa EF BSD Bukan untuk Prestasi Siswa

- detikNews
Kamis, 28 Agu 2008 14:33 WIB
Keluhan
Saya memiliki dua orang anak yang belajar di Englist First Bumi Serpong Damai (EF BSD) sejak kurang lebih 3,5 tahun yang lalu. Sejauh ini saya cukup puas dengan mutu pendidikan yang diberikan oleh EF. Namun, kekecewaan yang amat sangat saya rasakan terjadi pada bulan Agustus 2008.

Berawal pada minggu pertama bulan Juni 2008 ketika EF memberikan pengumuman bahwa akan memberikan bea siswa kepada siswa berprestasi yang mendapat ranking di kelasnya. Pengumuman tersebut saatnya hampir bersamaan dengan surat pemberitahuan yang dikirimkan oleh EF melalui salah satu anak saya (Rizki Dwianandaputra) untuk melakukan pembayaran apabila anak saya akan meneruskan pada kursus pada level berikutnya.

Pada waktu saya melakukan pembayaran untuk Rizki saya sempat menanyakan kepada petugas EF seandainya saya melakukan pembayaran pada saat ini dan ternyata pada minggu ke 3 bulan Juni nanti --pada saat penerimaan rapor, ternyata anak saya memperoleh ranking sekolah, bagaimana perlakuan atas bea siswa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaban yang saya peroleh adalah bahwa bea siswa tersebut tetap bisa digunakan untuk pembayaran pada level berikutnya. Kebetulan Rizki Dwianandaputra memperoleh rangking I, dan memperoleh voucher beasiswa sebesar Rp 900,000 yang dibagikan oleh Wali Kelas SD Al-Azhar BSD. Saya memang tidak membaca ketentuan-ketentuan detail yang berlaku dalam voucher tersebut.

Pada minggu pertama Juli 2008 pada saat saya membayar untuk anak saya yang lain (Riska Ekahanindyadewi). Saya sempat mengkonfirmasikan kembali kepada petugas EF bahwa Rizki memperoleh voucher beasiswa tersebut. Kembali ditegaskan oleh petugas yang sama bahwa voucher tersebut tetap berlaku untuk pembayaran bagi Rizki pada level berikutnya. Tanpa ada penjelasan mengenai batas masa waktu berlakunya voucher yang tertulis dengan huruf kecil-kecil dalam lembar voucher tersebut.

Pada tanggal 7 Agustus 2008 saya menerima pemberitahuan dari EF bahwa Rizki sudah harus membayar sebesar Rp 1,500,000 apabila akan mengikuti kursus level berikutnya. Dengan batas akhir pembayaran tanggal 29 Agustus 2008. Tanggal 20 Agustus 2008 saya datang ke EF dengan maksud untuk melakukan pembayaran sambil membawa voucher beasiswa tersebut.

Namun, oleh petugas EF dinyatakan bahwa voucher beasiswa sudah tidak berlaku lagi karena masa berlaku voucher hanya sampai dengan tanggal 2 Agustus 2008. Dan yang lebih menggelikan lagi ketika saya mengajukan keberatan jawaban yang diberikan adalah supaya fair dengan penerima voucher yang lain yang telah melakukan pembayaran sebelum 2 Agustus 2008. Kebetulan sebelumnya juga ada orang tua siswa yang mengalami nasib serupa dengan saya, dan akhirnya menerima nasib bahwa voucher tersebut hangus.

Sebenarnya saya tidak terlalu mempermasalahkan nilai nominal dari voucher tersebut. Yang saya permasalahkan adalah niat EF ketika menerbitkan voucher 'Bea Siswa' tersebut. Apakah hanya semata-mata untuk marketing gimmick, atau benar-benar peduli dengan siswa yang berprestasi?

Dalam hal ini anak saya yang sudah 3,5 tahun belajar di EF berniat untuk meneruskan ke level kursus berikutnya tanpa cuti. Dengan memanfaatkan voucher 'Bea Siswa' yang ia peroleh atas prestasinya.

Seandainya pihak EF mau melihat record saya dalam memenuhi kewajiban pembayaran atas kedua anak saya selama 3,5 tahun ini, saya tidak pernah menunggak. Saya selalu melakukan pembayaran jauh hari sebelum batas akhir masa pembayaran, sepanjang ada pemberitahuan dari EF melalui surat.

Saya mungkin agak bisa menerima policy voucher yang kadaluarsa tersebut seandainya misalnya saya diingatkan oleh EF tentang batas waktu manfaat voucher. Namun, tidak saya pedulikan. Atau anak saya adalah murid baru yang akan masuk EF ketika menerima voucher dan saya terlambat mendaftar. Atau anak saya melakukan cuti belajar dan baru meneruskan lagi setelah masa kadaluarsa voucher berakhir.

Sebelum saya menulis surat pembaca ini, saya dan istri saya sudah mengirimkan email complaint kepada EF BSD dan EF Pusat. Namun, baru mendapat tanggapan kurang lebih satu minggu kemudian (komunikasi email terlampir di redaksi).

Dari isi tanggapan terakhir yang saya terima dari EF BSD pada hari Rabu, 27 Agustus 2008 menjadi sangat jelas bagi saya, bahwa kata-kata 'Bea Siswa' untuk siswa breprestasi yang dibuat oleh EF dalam voucher tersebut, sebenarnya hanyalah untuk kepentingan promosi / kepentingan bisnis EF semata.

Menafikan prestasi siswa yang sesungguhnya dengan menyebut voucher promosi biasa sebagai seuah 'Bea Siswa'. Bahkan tanpa memberikan toleransi apa pun kepada customer lamanya. Maka hilanglah apresiasi saya terhadap EF dan seluruh program-program yang ditawarkan.

Karena itu saya memutuskan untuk memberhentikan kedua anak saya untuk belajar di EF karena saya tidak lagi merasa nyaman anak saya dididik dalam sebuah lembaga pendidikan yang hanya memikirkan kepentingan bisnis semata. Tidak memiliki komitmen sejati dalam dunia pendidikan dan memiliki standar pelayanan yang mengecewakan kepada customer-nya.

Salam,
V Hanindya GM
Jalan Vinca VI/18, Blok G-6, Sektor I-4
BSD City



Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads