Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat menargetkan membuat 10 juta masker dengan melibatkan 1.000 UKM yang terdampak COVID-19. Jutaan masker tersebut akan dibagikan kepada masyarakat, pedagang di pasar, pesantren maupun instansi lainnya.
Kolaborasi ini dilakukan untuk membantu menyerap produk dari para pelaku usaha fesyen di Jabar. Pasalnya, selama wabah merebak para pelaku usaha di bidang ini gontai, bahkan sebagian gulung tikar karena sepinya pesanan.
"Kita juga mulai melakukan penyerapan produk UMKM, minimal tukang jahit tertolong produksinya. Karena kebanyakan terhambat karena pandemi ini," ujar Kepala Dinas KUK Kusmana Hartadji di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (6/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belanja masker ini, kata Kusmana, berasal dari dana APBD lewat pembelanjaan tidak langsung. Hartadji mengatakan pada produksi tahap kedua nanti pihaknya akan melakukan seleksi kepada pelaku usaha.
Pasalnya, spesifikasi masker akan beralih ke masker scuba dari masker kain. "Ya ini kita akan buat spesifikasi khusus, kita alokasikan untuk 200-400 UMKM," ucap Kusmana.
Berdasarkan data dari Dinas KUK Jabar, setidaknya 37 ribu UMKM terimbas pandemi COVID-19. Krisis ekonomi yang muncul karena virus Corona ini berbeda dengan saat krisis 1998.
"Kalau di 1998, UMKM tangguh menghadapi krisis, sekarang terdampak sekali. Kita lakukan survei yang berhenti beroperasi hanya 35-40 persen, 50 persen UMKM merumahkan karyawannya," tuturnya.
Sementara itu, ujar Kusmana, pemerintah berusaha mendorong produktivitas UMKM dengan melonggarkan angsuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pelaku usaha. "Selain tidak perlu membayar suku bunga, angsuran tidak dibayarkan selama tiga bulan," kata Kusmana.
(yum/bbn)