Ini Syarat Pendonor Darah Plasma Konvalesen Eks Pasien COVID-19

Ini Syarat Pendonor Darah Plasma Konvalesen Eks Pasien COVID-19

Amir Baihaqi - detikNews
Jumat, 03 Jul 2020 20:00 WIB
Pendonor di PMI Surabaya
Pendonor di PMI Surabaya (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Plasma darah dari seseorang yang dinyatakan sembuh total dari virus Corona dipercaya bisa menjadi vaksin pasif. Meski begitu, bukan perkara mudah mendapatkan pendonor mantan pasien positif COVID-19.

Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Surabaya dr Hj Budi Arifah mengatakan untuk mendonorkan plasma darah konvalesen, calon pendonor harus memenuhi sejumlah kriteria yang ditentukan.

Lalu apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi?

"Persyaratannya itu dari usia harus 17 tahun sampai 60 tahun. Kemudian berat badan 55 kg," terang Budi saat berbincang dengan detikcom, Jumat (3/7/2020).

Tak hanya itu, Budi menambahkan calon pendonor juga harus diutamakan pria. Menurutnya wanita bisa saja menjadi donor. Namun ada tambahan kriteria yakni belum pernah melahirkan.

"Untuk donor konvalesen ini diutamakan laki-laki. Diutamakan ya. Kalau terpaksa perempuan, bisa tapi yang belum melahirkan. Nanti jadi ribet. Jadi kami utamakan laki-laki," jelas Budi.

"Karena kalau wanita yang sudah melahirkan itu ada pemeriksaan laboratorium HLA, HNA, HPA yang antibodi-antibodi yang lainnya harus bagus. Tapi itu lebih ribet. Makanya kalau laki-laki kan tidak pakai pemeriksaan itu," tambahnya.

"Kemudian ada pemeriksaan darah lain CRP natrium, kalium itu juga harus normal. Dan diutamakan yang pernah donor darah. Nah itu lebih enak tapi ya biasanya susah," imbuh Budi.

Budi juga menyebut bagi pendonor plasma konvalesen, harus dinyatakan sembuh total dari virus Corona sejak dari 14 atau 28 hari tanpa gejala. Dan hal itu dinyatakan dengan hasil negatif dua kali PCR.

"Kemudian minimal 14 sampai 28 hari sembuh tanpa gejala dari COVID-19 yang dinyatakan dengan dua kali PCR negatif. Kemudian ada persyaratan lain titer antibodinya minimal per 160 seperti itu. Kemudian nanti pada waktu akan diambil (plasma darahnya) kami swab lagi," tuturnya.

Dikatakan Budi, semua persyaratan itu harus terpenuhi semua. Itu mengapa pihaknya mengaku selama ini terkendala dengan pendonornya. Namun untuk teknis pengambilan darah dan biayanya relatif tak ada kendala.

"Iya harus terpenuhi semua, makanya kemarin itu kami susah cari donornya. Misal ada orang sembuh tapi takut. Jadi tidak bersedia, kadang-kadang masih ada keluhan sedikit-dikit seperti agak sesak atau masih trauma saat di rumah sakit," ujarnya.

"Kendalanya itu justru dari pendonornya. Kalau pengerjaan plasma konvalesen sih kami sudah biasa. Jadi yang susah itu cari pendonornya," katanya lagi.

Sedangkan untuk biaya tes swab? Budi mengatakan pendonor darah plasma tidak perlu khawatir dengan biaya. Sebab seluruh biaya swab dan tes pemeriksaan lainnya bukan ditanggung pendonor. Tapi semua biaya ditanggung dari pihak rumah sakit yang membutuhkan darah.

"Tes swab itu bukan tanggungan pendonor lho. Itu sebenarnya biaya swab, antibodi urusannya rumah sakit yang meminta. Tapi di Surabaya ini kami ambil alih biar ndak terlalu ribet. Ibaratnya kami menyiapkan stok nanti siapa yang butuh sesuai golongan darahnya," kata Budi.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.