RS Unair Masih Teliti Plasma Darah untuk Sembuhkan Pasien Corona Gejala Berat

RS Unair Masih Teliti Plasma Darah untuk Sembuhkan Pasien Corona Gejala Berat

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 21:35 WIB
Jubir Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP
Jubir Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rasyid SpP/Foto file: Esti Widiyana
Surabaya -

Menkes Terawan Agus Putranto menyarankan untuk mengobati pasien Corona dengan kondisi berat menggunakan plasma convalescent. Plasma darah diambil dari pasien Corona dengan kondisi berat yang sudah sembuh.

Menurut Jubir Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rasyid SpP, saat ini pihaknya melihat, pasien Corona dengan kondisi berat tidak semuanya survive atau bisa sembuh. Artinya, orang-orang yang memiliki gagal napas, tingkat kematiannya tinggi.

Dari 10 orang dengan kondisi tersebut, ada 7 orang yang meninggal. Atau hanya ada 2 sampai 3 orang yang survive atau sembuh.


"Orang yang survive perlu diperiksa, diambil darahnya tapi belum tentu pasiennya berkenan. Kalau pasien berkenan bisa jadi donor diambil plasmanya bukan darahnya. Kemudian dites apakah darahnya tersebut eligible, yaitu memenuhi kriteria sebagai donor plasma kepada recipient yang lain," jelas Alfian saat dihubungi detikcom, Jumat (5/6/2020).

Recipient merupakan kelompok orang yang sama dengan pasien survive. Artinya, sama-sama pernah melewati kondisi berat. Seperti infeksi berat gagal napas yang menggunakan ventilator.

Alfian menambahkan, data tersebut masih terbatas. Sebab, pendonor sangat minim. Bahkan, ketika mendapatkan 10 pendonor, belum tentu semuanya eligible sebagai pendonor.


"Bisa jadi hanya 2 yang eligible dari 10 dan itu dicocokkan dengan recipient apakah cocok golongan darahnya. Kondisinya juga ndak semudah teori dalam kertas," imbuhnya.

"Dalam pelaksanaan lapangan juga perlu detail dan itu juga masih perlu penelitian out camp dari orang yang mendapatkan hal tersebut perlu," lanjutnya.


Menurutnya, di Indonesia, plasma convalescent diteliti multicenter. RS Unair menjadi salah satu bagian dari rumah sakit yang melakukan penelitian tersebut.

"Jadi kalau saat ini Indonesia belum ada penerapan yang sudah dipublikasikan atau dilakukan secara baik. Artinya secara etisnya oke dari peneliti multicenter itu setahu kami belum ada publikasinya," tambahnya.

Bahkan, lanjut Alfian, tentang yang pernah dipublikasikan beberapa waktu lalu, ia belum tahu apakah sudah etis atau baik secara ilmiah. "Tapi yang ini sedang running. Setahu saya ada delapan center di Indonesia untuk menjalankan penelitian tersebut," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.