Kepala komunikasi Boeing mengundurkan diri pada Kamis (2/7) waktu setempat, menyusul komplain atas artikel yang ditulisnya lebih dari 30 tahun yang lalu, yang menyatakan bahwa wanita tidak boleh bertugas dalam pertempuran.
Pengunduran diri petinggi Boeing itu terjadi ketika sejumlah perusahaan AS memeriksa budaya perusahaan mereka setelah berminggu-minggu protes di negara itu atas rasisme dan kebrutalan polisi, menyusul pembunuhan pria Afrika-Amerika, George Floyd oleh seorang polisi kulit putih.
Niel Golightly meninggalkan jabatannya di Boeing setelah baru beberapa bulan menjabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/7/2020), dalam sebuah pernyataan pers, ia mengatakan bahwa artikel itu "adalah kontribusi pilot Angkatan Laut Perang Dingin berusia 29 tahun yang salah arah terhadap debat yang berlangsung saat itu."
"Argumen saya sangat salah dan menyinggung," ujar Golightly seraya menambahkan bahwa dialog yang terjadi sesudahnya "dengan cepat membuka mata saya, mengubah pikiran saya, dan membentuk prinsip-prinsip keadilan, inklusi, rasa hormat, dan keragaman yang telah memandu kehidupan profesional saya sejak itu. "
Tonton video 'Mengenal Teknologi HEPA Filter di Kabin Pesawat Jet Boeing':
Pengunduran diri ini terjadi ketika Boeing berupaya keluar dari krisis yang menyebabkan pesawat 737 MAX-nya dikandangkan menyusul dua kecelakaan mematikan, dan ketika industri penerbangan menavigasi pandemi virus Corona yang telah mengakibatkan pembatasan perjalanan dan tindakan lockdown atau penguncian.
CEO Boeing, David Calhoun mengatakan bahwa dia dan Golightly telah berbicara tentang artikel itu "secara panjang lebar" dan membahas "implikasinya terhadap perannya sebagai juru bicara utama perusahaan."
"Saya ingin menekankan komitmen perusahaan kami yang tak henti-hentinya terhadap keragaman dan inklusi dalam semua dimensinya," tegas Calhoun.
CEO Boeing itu telah mengindikasikan dalam sebuah pesan kepada karyawan pada awal Juni lalu, bahwa dia ingin mengintensifkan dialog tentang topik keragaman.