Pemerintah China menanggapi laporan yang menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta bantuan Presiden Xi Jinping untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) November 2020. Seperti apa respons China?
Upaya Trump untuk minta bantuan Presiden Xi agar dia bisa kembali menang dalam pilpres AS, yang akan digelar November mendatang, terungkap dalam kutipan buku karya mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.
Seperti dilansir media nasional China Global Television Network (CGTN), Jumat (19/6/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, memberikan tanggapan atas laporan tersebut dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Kamis (18/6) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (19/6/2020):
- Korut Ledakkan Kantor Penghubung, Menteri Unifikasi Korsel Mundur
Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel), orang penting untuk hubungan Korsel dengan Korea Utara (Korut), mengundurkan diri pada hari Jumat (19/6/2020). Pengunduran dirinya dilakukan di saat hubungan kedua negara memanas usai peledakan kantor penghubung antar Korea oleh Korut.
Seperti dilansir dari AFP, Jumat (19/6) Presiden Korsel Moon Jae-in dalam pernyataannya mengatakan telah "menerima surat pengajuan Menteri Unifikasi Kim Yeon-chul untuk mengundurkan diri". Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait hal ini.
Kim telah mengajukan pengunduran diri sejak hari Rabu (17/6), sehari setelah Korut menghancurkan kantor penghubung antar Korea. Dia mengaku "bertanggung jawab" atas memburuknya hubungan kedus negara.
Sejak awal Juni, Korea Utara telah mengeluarkan serangkaian kecaman pedas kepada Korea Selatan atas selebaran anti-Pyongyang, yang dikirimkan para pembelot secara teratur, yang biasanya ditempelkan pada balon udara atau diapungkan dalam botol.
- Sosok John Bolton yang Dipecat Trump dan Bikin Heboh Lewat Bukunya
John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), tengah menjadi sorotan karena membuat geram Presiden Donald Trump terkait berbagai tuduhan yang disampaikan dalam buku memoir terbarunya. Buku kontroversial karya Bolton yang tahun lalu dipecat Trump ini, disebut berisi 'informasi rahasia'.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (19/6/2020), Bolton (71) merupakan penasihat keamanan nasional ketiga yang ditunjuk Trump selama pemerintahannya. Mantan Duta Besar AS untuk PBB ini, ditunjuk Trump menjadi Penasihat Keamanan Nasional AS pada Maret 2018. Dia menggantikan HR McMaster yang meninggalkan jabatan itu setelah berbeda pendapat dengan Trump dalam sejumlah isu.
Penunjukan Bolton saat itu memicu kritikan dan kekhawatiran, sebabnya dia dikenal sangat keras terhadap Korea Utara (Korut) dan Iran. Reaksi negatif sempat muncul dari beberapa anggota Kongres AS yang mempertanyakan alasan Trump menempatkan Bolton di posisi kritis untuk Gedung Putih dan pemerintah AS.
- Trump Minta Bantuan untuk Menangkan Pilpres AS, Ini Tanggapan China
Otoritas China menanggapi laporan yang menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta bantuan Presiden Xi Jinping untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) November 2020. Seperti apa respons China?
Upaya Trump untuk minta bantuan Presiden Xi agar dia bisa kembali menang dalam pilpres AS, yang akan digelar November mendatang, terungkap dalam kutipan buku karya mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.
Seperti dilansir media nasional China Global Television Network (CGTN), Jumat (19/6/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, memberikan tanggapan atas laporan tersebut dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Kamis (18/6) waktu setempat.
- Geram dengan Buku Karya Mantan Penasihatnya, Trump: Itu Fiksi Murni!
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menampik tuduhan yang dilontarkan mantan penasihatnya, John Bolton, dalam buku barunya yang akan dirilis pekan depan. Trump menyebut buku karya Bolton itu 'fiksi murni'.
Seperti dilansir AFP, Jumat (19/6/2020), Trump dalam komentarnya via Twitter menyebut Bolton yang mantan Penasihat Keamanan Nasional AS itu sebagai 'sick puppy', yang berarti sosok yang gila dan kejam.
Trump geram dan menyebut buku karya Bolton sebagai 'kompilasi kebohongan dan kisah rekayasa, semua dimaksudkan untuk membuat saya terlihat buruk'.
"Banyak pernyataan konyol yang dia sebut soal saya yang tidak pernah dibuat, fiksi murni," cetus Trump.
- AS Sebut Korut Ancaman Luar Biasa, Sulit Menebak Apa yang Akan Terjadi
Amerika Serikat (AS) masih menganggap Korea Utara (Korut) sebagai ancaman luar biasa bagi kawasan Indo-Pasifik. Hal ini disampaikan setelah Korut meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan (Korsel).
"Seperti yang telah kami ingatkan dengan jelas dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara terus memberikan ancaman luar biasa bagi kawasan ini dan yang menuntut kewaspadaan kita yang berkelanjutan," ujar pelaksana tugas (Plt) Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, David Helvey, seperti dilansir AFP, Jumat (19/6/2020).
"Sulit untuk menebak apa yang akan terjadi dalam beberapa hari dan pekan ke depan. Tapi saya pikir penting untuk menyatakan bahwa kita tetap waspada terhadap segala bentuk ancaman dan provokasi," tegasnya.