Jakarta -
KPU akan menggelar Pilkada 2020 pada Desember dengan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat. KPU menargetkan jumlah partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 sebanyak 77,5 persen.
"Target yang ingin kami capai masih sama dengan sebelumnya 77,5 persen," kata Ketua KPU Arief Budiman, di kantornya, yang disiarkan secara live di akun Facebook KPU RI, Kamis (18/6/2020).
Arief menegaskan sejatinya pelaksanaan Pilkada di masa pandemi tidak berbeda dengan pelaksanaan pemilu sebelumnya. Namun untuk meningkatkan minat pemilih untuk memakai hak pilihnya harus dijamin protokol kesehatan dengan ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya tidak ada hal yang berbeda yang kita lakukan dalam pemilu kali ini dengan pemilu sebelumnya cara dan hal lain itu sama, tapi keyakinan publik itu harus dibangun bahwa melaksanakan aktivitas di masa pandemi selama protokol kesehatan dijalankan dengan ketat, dengan baik, maka tidak ada yang perlu ditakutkan untuk beraktivitas menggunakan hak pilihnya," kata Arief.
"Itulah kenapa KPU memberikan pelayanan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini dengan prioritas kesehatan dan keselamatan bagi semua, bagi penyelenggara, dan peserta maupun pemilih," imbuhnya.
Arief mengatakan KPU akan terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar mau menggunakan hak pilihnya. Selain itu KPU berharap bakal calon peserta Pilkada nantinya merupakan sosok berkompeten sehingga partisipasi pemilih akan meningkat.
"Tugas agar masyarakat tetap mau menggunakan hak pilihnya itu merupakan tugas bersama kita. Jadi bakal calon perseorangan kemudian calon yang diusung parpol itu harus calon-calon terbaik sehingga masyarakat pun selain karena yakin bisa menggunakan hak pilih dan mendapat calon terbaik sehingga masyarakat semangat dan mau menggunakan hak pilihnya," sambungnya.
Arief mengatakan pelaksanaan Pilkada 2020 di tengah pandemi ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Jika Pilkada ini berhasil maka akan menjadi contoh bagi generasi berikutnya.
"Jadi apa yang kita lakukan hari ini sebetulnya bukan untuk kepentingan hari ini tapi jauh lebih dari itu untuk kepentingan generasi yang akan datang. Yang mereka akan mewarisi, belajar dari apa yang kita lakukan hari ini," imbuh Arief
"Kalau baik maka kita memberikan fondasi yang baik, tapi kalau ini kita laksanakan tidak baik bahkan mungkin banyak problem, maka generasi yang akan datang kalau menghadapi situasi yang sama seperti ini dia harus cari referensi lagi. Dia harus menyesuaikan banyak hal," ungkapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini