Situs Kumitir Tempat Pendarmaan Raja Singasari Kembali Diekskavasi Juli-Agustus

Situs Kumitir Tempat Pendarmaan Raja Singasari Kembali Diekskavasi Juli-Agustus

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 18 Jun 2020 19:17 WIB
Talud Barat Ditemukan, Luas Situs Kumitir Diprediksi Susut Jadi 10 Hektare
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto -

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim akan kembali mengekskavasi situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Penggalian arkeologis selama 30 hari nanti ditargetkan menyingkap seluruh talud kuno yang mengelilingi candi tempat pendarmaan Raja Singasari.

"Situs Kumitir akan kami ekskavasi di bulan Juli dan Agustus tahun ini. Ekskavasi selama 30 hari kerja," kata Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho saat meninjau temuan baru berupa talud sisi timur situs Kumitir, Kamis (18/6/2020).

Rencana awal ekskavasi situs Kumitir tahun ini melibatkan seluruh BPCB se-Indonesia dan para akademi dari banyak perguruan tinggi. Namun, wabah virus Corona membuat rencana ekskavasi besar-besaran itu batal digelar.

"Ekskavasi nanti hanya melibatkan BPCB Jatim saja," tegas Wicaksono.

Situs Kumitir diyakini berupa candi tempat pendarmaan Raja Singasari. Karena reruntuhan candi ditemukan di makam Dusun Bendo. Situs purbakala ini dikelilingi tembok penguat tanah atau talud berbentuk persegi panjang. Para arkeolog memperkirakan talud yang membentang dari selatan ke utara sepanjang 250 meter. Sedangkan tembok timur ke barat sekitar 400 meter.

"Target ekskavasi nanti, kami ingin menampakkan dinding terluar atau talud yang mengelilingi situs Kumitir. Sehingga kami bisa mendapatkan gambaran kompleks percandian tempat pendarmaan Mahesa Cempaka yang juga menjadi batas timur kota raja Majapahit," terang Wicaksono.

Sejauh ini, BPCB Jatim baru sekali melakukan ekskavasi di situs Kumitir. Yaitu pada 21-30 Oktober 2019. Saat itu, para arkeolog berhasil menampakkan talud sisi timur sepanjang 197 meter. Ketebalan struktur mencapai 140 cm. Sementara tinggi bangunan yang berhasil digali sekitar 120 cm.

Talud sisi selatan ditemukan penggali pasir di sawah milik Miskan di Dusun Bendo, Desa Kumitir pada Rabu (13/5). Struktur talud kuno ini baru nampak sebagian. Bangunan yang tersusun dari bata merah itu baru nampak sepanjang 15 meter membentang dari timur ke barat. Tingginya sekitar 84 cm. Sebagian besar struktur masih terkubur di dalam tanah.

Sementara talud sisi barat baru ditemukan hari ini di Dusun Bendo, Desa Kumitir. Tepatnya di area persawahan yang dimanfaatkan warga untuk menggali pasir dan berkebun tebu. Struktur yang nampak baru sepanjang 10 meter, membentang dari selatan ke utara. Bangunan kuno ini tersusun dari bata merah yang masing-masing berdimensi 32 x 18 x 6 cm. Tinggi struktur yang nampak 80-90 cm. Sebagian besar talud kuno ini masih terkubur di oleh tanah.

"Kami belum temukan bentangan dinding talud di sisi utara. Karena tanahnya masih tinggi. Kami berharap menemukannya saat ekskavasi nanti," ujar Wicaksono.

Saat ini BPCB Jatim fokus menyelesaikan kompensasi bagi para pemilik lahan. Karena terdapat puluhan bidang sawah milik 29 orang yang akan terdampak proses ekskavasi Juli-Agustus nanti. Dana kompensasi bakal disiapkan oleh Kemendikbud.

"Hari ini kami juga berkoordinasi dengan Camat Jatirejo dan Kades Kumitir untuk memikirkan kompensasi bagi para pemilik lahan yang terlewati jalur ekskavasi," jelasnya.

Camat Jatirejo Aminsun mengaku menerima aspirasi dari para pemilik lahan yang khawatir tidak mendapatkan kompensasi dari kegiatan ekskavasi situs Kumitir. Pihaknya berjanji akan membantu sosialisasi ke para pemilik lahan setelah mendapat kepastian adanya kompensasi dari BPCB Jatim.

"Alhamdulillah pemerintah memyiapkan ganti rugi. Besarannya nanti sesuai aturan. Kami akan memberikan arahan ke warga supaya menerima dan bangga ke depan Kumitir bisa eksis sebagai candi Majapahit. Kami imbau masyarakat mengikuti peraturan yang ada," tegasnya.

Para arkeolog meyakini talud kuno di situs Kumitir mengelilingi bangunan suci berupa candi. Fungsi candi tersebut untuk mendarmakan raja Singasari pada masa lampau. Berdasarkan naskah Negarakertagama dan Pararaton, Raja Mahesa Cempaka yang wafat 1268 masehi didarmakan di Kumeper bersama Wisnu Wardhana. Keduanya merupakan penguasa Kerajaan Singosari. Nama Kumeper diyakini menjadi Kumitir pada masa modern.

Candi tersebut dibangun 12 tahun setelah wafatnya Raja Mahesa Cempaka. Yaitu tahun 1280 masehi. Saat itu Singasari dipimpin Raja Kertanegara. Hingga pada masa Majapahit, candi di situs Kumitir menjadi ujung timur kota raja. Bangunan suci itu juga diperkirakan pernah diperbaiki pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Sehingga candi tetap difungsikan pada zaman Majapahit.

Mahesa Cempaka merupakan putra Ken Arok dan Ken Dedes. Dia juga kakek dari Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Sedangkan Wisnu Wardhana putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes. Semasa hidupnya, Mahesa Cempaka dan Wisnu Wardhana menjadi Raja Singasari secara bersama-sama. Kedua raja ini menjadi ahli waris karena sama-sama menjadi keturunan Ken Dedes dari ayah yang berbeda.

Hipotesis adanya candi tempat pendarmaan dua raja Singasari juga diperkuat dengan penemuan sejumlah batu komponen candi di makam umum Dusun Bendo. Yakni berupa 2 batu pipi tangga candi dengan dimensi masing-masing 130x100x100 cm, batu antefiks sebagai hiasan atas candi, serta balok batu yang menjadi komponen badan dan kaki candi.

Batu pipi tangga candi ditemukan tepat di sebelah barat dan timur makam umum Dusun Bendo. Oleh sebab itu, candi di situs Kumitir ini diperkirakan mengadap ke barat. Candi yang menghadap ke barat pada masa kerajaan Hindu berfungsi sebagai tempat pendarmaan raja. Sementara candi untuk pemujaan atau sembahyang pada umumnya menghadap ke timur.

Candi suci tersebut dibangun dengan memadukan bahan batu andesit dan bata merah. Bata merah digunakan pada konstruksi bagian tengah candi. Sedangkan bagian kelilingnya menggunakan batu andesit. Struktur candi runtuh diduga akibat gempa bumi.

Pecahan keramik yang ditemukan dalam proses ekskavasi talud timur tahun lalu dan di sekitar makam Dusun Bendo juga memberi petunjuk berdirinya bangunan suci di situs Kumitir. Pecahan keramik yang ditemukan dari 3 dinasti kerajaan China. Mulai dari keramik Dinasti Song dari abad 11-12 masehi, Dinasti Yuan abad 12-14 masehi, serta Dinasti Ming abad 15-17 masehi.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.