.webp)
Sebanyak 250 face shield dan sarung tangan dibagikan kepada para pedagang di Pasar Pon. Alat pelindung diri itu dibagikan oleh jajaran kepolisian untuk menyiapkan pasar tangguh di Kota Blitar menyambut new normal.
Pembagian 250 face shield dan sarung tangan itu merupakan pembagian tahap awal. Targetnya, semua pedagang di tiga pasar besar Kota Blitar, wajib memakai face shield dan sarung tangan ketika melayani para pembeli. Yakni pedagang di Pasar Templek, Legi dan Pon.
Kapolresta Blitar AKBP Leonard M Sinambela mengatakan, persiapan pembentukan pasar tangguh merupakan implementasi penguatan 9 kampung tangguh di wilayah hukum Polresta Blitar.
"Kita sudah membentuk 9 kampung tangguh. Nah persiapan pasar tangguh ini untuk memaksimalkan fungsi dan perannya dalam menekan penyebaran COVID-19," kata Leo kepada detikcom, Kamis (18/6/2020).
Fungsi dan peran kampung tangguh, lanjut Leo, di antaranya mengedukasi, mengawasi dan menangani dampak pandemi Corona di masyarakat. Baik itu di sektor sosial, ekonomi maupun keamanan warga.
"Persiapan pasar tangguh ini juga pengembangan kampung tangguh yang telah kita lakukan di pondok pesantren dan industri rokok tempo hari. Tujuannya, mengajak peran serta warga untuk disiplin secara gotong royong menghadapi new normal ini," jelasnya.
Leo menilai, protokol kesehatan harus dikuatkan dan didisiplinkan di ruang-ruang publik. Dalam hal ini, harus melibatkan peran serta warga untuk saling mengingatkan satu sama lain. Karena disiplin diri dalam protokoler Corona berarti menyelamatkan potensi penularan bagi lainnya.
"Semoga kita bisa pertahankan Kota Blitar di zona kuning. Syukur kalau bisa turun zona hijau. Semua yang masuk pasar wajib pakai masker, pedagang pakai face shield. Disiplin terapkan protokoler kesehatan. Hanya itu kuncinya supaya pasar tangguh dalam pandemi Corona," pungkasnya.
