.webp)
"Ada empat orang yang dinyatakan reaktif. Artinya perlu dilakukan follow up tindak lanjut kepastian apakah benar-benar positif atau tidak terpapar Corona," kata Humas PN Surabaya Martin Ginting kepada wartawan, Rabu (17/6/2020).
Menurut Martin, keempat pegawai itu selama ini masing-masing bekerja di bagian IT, panitera pengganti (PP), dan dan dua staf pidana. Saat ini keempat pegawai itu sudah melakukan tes swab dan isolasi mandiri.
"Keempatnya adalah inisial FI itu bagian IT kita alamat di Putat Jaya, IH itu adalah PP domisili di Waru, terus ketiga YP staf bagian pidana itu domisili di Krembangan dan terakhir HR staf pidana juga domisili di Kedungdoro," jelas Martin.
"Setelah kami evaluasi wilayah-wilayah para pegawai yang reaktif ini masuk di zona hitam di wilayah Surabaya. Sehingga kami segera upayakan isolasi mandiri dan juga langsung dilakukan swab," imbuhnya.
Dikatakan Martin, dari total seluruh pegawai yang ikut rapid test massal, diketahui ada sekitar 24 orang yang belum terdata rapid test. Adapun yang belum mengikuti rapid test terdiri dari pegawai cleaning service, pengurus masjid, dan seorang hakim yang kini tengah terbaring sakit.
"Berdasarkan laporan yang terkini ada 300 orang. Dan yang tidak hadir ada 24 orang. Karena seluruh petugas-petugas yang berada di lingkungan pengadilan seperti petugas masjid, cleaning service yang kemarin belum terdata," tutur Martin.
"Dan ternyata kami cek kembali memang ada 24 orang yang belum berkesempatan di-rapid. Dan kini sudah kami perintahkan rapid test secara mandiri," tandasnya.
Sebelumnya, ratusan pegawai Pengadilan Negeri (PN) Surabaya mengikuti rapid test massal. Tes dilakukan setelah seorang hakim dan juru sita meninggal.
Tonton juga video 'Satgas Covid-19 di Mamuju Dianiaya Saat Akan Rapid Test Warga':
(iwd/iwd)
