Suara keberatan dan permintaan untuk adil datang dari para pedagang soal penerapan sistem ganjil-genap di pasar. PD Pasar Jaya menegaskan penerapan ganjil-genap akan adil untuk semua pedagang di pasar.
"Pasti adil. Jadi prinsipnya itu aja, berpikirnya adalah para pedagang untuk saat ini, baru juga sehari, udah kemudian ini masalah adil nggak adil. Orang kita aja sekarang menghadapi penyakit yang membahayakan," kata Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin kepada wartawan, Senin (15/6/2020).
Arief meminta para pedagang pasar tidak iri dan memastikan kebijakan ganjil genap ini akan berlaku sama untuk semua pedagang. Ia mengatakan para pedagang pasar sudah diberikan sosialisasi dan pengertian terkait sistem ganjil-genap ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini bukan masalah iri-irian. Masalahnya sekarang kan masalah COVID, jadi berpikirnya jangan berpikir iri-irian gitu. Saya kan udah ngomong sama para pedagang Jatinegara, jadi memang udah disepakati bersama. Masalah kaki lima biarin lah mereka mau seperti apa gitu, tapi yang kita ini dalam pasar pastikan aja semuanya rapi, insyaallah kok rezeki nggak ke mana. Sama sudah dijelaskan juga di Pasar Klender, semua sudah dijelaskan, dan harus taat. Sabar, ini baru satu hari," ujar Arief.
Arief menegaskan dirinya tidak ingin pasar di Jakarta menjadi klaster baru penyebaran virus Corona. Karena itulah ia meminta para pedagang untuk bersabar karena relaksasi aktivitas, termasuk di pasar, akan dilakukan secara bertahap.
"Sekarang kalau bicara adil, adil yang kayak gimana sih? Orang kita lagi COVID. Kita itu mau buat supaya pasar tradisional ini bukan titik klaster baru penyebaran COVID. Jadi sekarang kalau nggak mau ya udah, berarti nunggu sampai Agustus aja dibukanya, mau? Kan nggak mungkin. Kita kan mau supaya relaksasinya ini terjadi pelan-pelan," ucap Arief.
![]() |
"Saya cuma minta tolong sama pedagang untuk bersabar. Karena yang kita hadapin itu COVID, bukannya ini kemudian kebijakan-kebijakan yang dibuat sembarangan. Tapi memang kita menghindari pasar itu jadi titik klaster baru penyebaran virus COVID. Itu kan yang terpenting," imbuhnya.
Selain itu, Arief mengatakan pihaknya juga memberikan stimulus ke pedagang pasar dengan menerapkan biaya sesuai jadwal pembukaan kios. Arief pun mengaku PD Pasar Jaya sendiri juga terdampak dengan adanya aturan ini.
"Terpenting kita juga kasih stimulus kok. Kalau bukanya 15 hari berarti kita juga biaya perawatannya bukannya sebulan, tapi 15 hari. (Kalau) nggak buka, ya kita kasih gratis. Sampai seperti itu. Dan itu kan efek ke perusahaan besar. Makanya sama, kita juga maunya dibuka semua. Tapi kalau terjadi COVID, yang terancam itu nyawa," tegasnya.
Seperti diketahui, Senin (15/6) merupakan hari pertama pembukaan pasar dengan sistem ganjil-ganjil sesuai nomor kios. Sejumlah pedagang di Pasar Jatinegara menyuarakan keberatan terhadap sistem tersebut karena pedagang yang hanya memiliki satu kios akan kesulitan mengelola pendapatannya.
Meski demikian, para pedagang menyatakan akan mematuhi kebijakan yang sudah dibuat untuk mencegah penularan COVID-19. Selain itu, pedagang di Pasar Klender juga meminta aturan ganjil-genap itu diterapkan secara adil ke semua pedagang yang berjualan di seluruh area pasar, termasuk para pedagang yang tidak memiliki kios.
"Intinya gini saja, kalau kami dari para pedagang mengikuti apa yang diinginkan oleh Gubernur. Cuman situasi di lapangan kami menuntut proaktif dari para petugas keamanan biar dilakukan penertiban juga ke pedagang kaki lima yang di depan kios-kios ini," kata Yosua, pedagang biji kopi di Pasar Perumnas Klender, Jaktim, Senin (15/6).