Soal Ojol Surabaya yang Dimakamkan Tanpa Protap COVID-19 Meski Positif Corona

Round-up

Soal Ojol Surabaya yang Dimakamkan Tanpa Protap COVID-19 Meski Positif Corona

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 13 Jun 2020 12:21 WIB
Seorang perempuan berinisial DAW, 39 merupakan ojol yang meninggal dengan status PDP. Jenazah dimakamkan pada Senin (8/6/2020) pukul 00.30 WIB di Makam Mataram dan diantar oleh ratusan ojek online.
Saat ratusan Ojol menjemput jenazah temannya di rumah sakit/Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Driver Ojol di Surabaya, DAW (39), meninggal sebagai PDP Corona. Jenazah kemudian dimakamkan tanpa protap COVID-19 meski hasil tes swab menyatakan DAW positif Corona.

Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong menjelaskan soal apa yang dialami DAW. Mulai dari kecelakaan hingga pemakaman sang driver.

Menurutnya pada Kamis (4/6) di kawasan Darmo Harapan, DAW mengalami kecelakaan. Ia kemudian dibawa ke RS Mitra Keluarga Bundaran Satelit. Sehari berselang, pihak keluarga memindahkan DAW ke RSU dr Soetomo.

Namun pada Minggu (7/6) sekitar pukul 14.30 WIB, DAW mengembuskan napas terakhir. "Saya dapat info dari grup Ojol, saya pikir sudah dimakamkan tapi selepas magrib saya dikabari jenazah masih di kamar mayat, karena tidak bisa keluar. Katanya terindikasi kena COVID-19," kata Daniel saat dihubungi detikcom, Senin (8/6/2020).

"Selepas isya saya ke sana dan sudah banyak teman-teman Ojol yang di parkiran kamar mayat, ada ratusan ojol maupun pihak keluarga, adik sama kakaknya di kamar jenazah," imbuhnya.


Ia kemudian bertanya pada Humas RSU Soetomo, dr Pesta Parulian Maurid Edward SpAn, mengenai DAW yang dinyatakan sebagai PDP terkait Corona. Menurutnya, dr Pesta mengatakan, status PDP diberikan karena DAW memiliki flek di paru-parunya.

Setelah itu sekitar pukul 21.30 WIB, jenazah diperbolehkan dibawa pulang. Jenazah dibawa pulang menggunakan ambulans tanpa menerapkan protokol COVID-19.

Ratusan driver Ojol mengiringi kepulangan jenazah sampai di rumah duka, Dukuh Kupang Barat. Pihak RT/RW turut membantu pemakaman jenazah DAW secara umum.

"Sampai di rumah duka jam 22.00 WIB kurang. Sampai di rumah duka ada perwakilan keluarga bilang akan dimakamkan malam itu juga jam 24.00 WIB. Teman-teman Ojol menunggu akhirnya mundur sampai 00.30 pagi baru bisa dimakamkan ke makam Mataram, di belakang rumah korban tanpa harus melalui protokol pemakaman jenazah yang terindikasi kena COVID-19," urainya.

Daniel menjelaskan, awalnya RSU Soetomo meminta jenazah dimakamkan dengan protokol COVID-19. Tapi, akhirnya jenazah dimakamkan secara umum.


"Awalnya ada permintaan seperti itu. Tapi akhirnya nggak tahu kenapa tidak ada pemakaman secara COVID-19. Berarti kan negatif bukan positif (Corona). Bisa dibawa pulang tanpa menggunakan protokol jenazah COVID-19," lanjutnya.

Humas RSU dr Soetomo, dr Pesta Parulian Maurid Edward SpAn buka suara terkait peristiwa yang terjadi pada malam itu. Ia membenarkan bahwa waktu itu pihak keluarga dan ratusan Ojol menjemput jenazah yang berstatus sebagai PDP tersebut.

Ditanya apakah jenazah itu sudah dilakukan tes swab? dr Pesta menyebut sudah. Meski begitu, ia enggan menyebut hasil tes tersebut.

"Sudah (di-swab), sudah kami sampaikan (hasilnya) kepada keluarganya," terang Pesta.

"Artinya semuanya kami kembalikan kepada keluarganya. Jadi kami tidak bisa memberikan informasi-informasi (hasil swab) tanpa seizin keluarganya," imbuhnya.


Menurut Pesta, usai dijemput keluarga dan ratusan Ojol, malam itu pihak rumah sakit langsung menyerahkan jenazah dan langsung dimakamkan. Meskipun jenazah merupakan PDP.

"Kami sudah menyerahkan jenazah tersebut untuk dimakamkan sendiri. Dan kami sudah menyerahkan jenazah setelah dirawat sesuai dengan prosedur PDP," tambahnya.

Pesta tak mempermasalahkan adanya penjemputan jenazah yang akan dimakamkan oleh keluarganya. Namun dengan catatan, warga sekitar menerimanya.

"Untuk perawatan jenazahnya kami pakai protokol. Tapi keluarga kan boleh memilih mau dimakamkan di mana. Asal keluarga dan warga sekitar menerima," paparnya.


Selasa (9/6), terungkap bahwa almarhumah ternyata positif Corona. "Ini hasil swab-nya, bahwa Ojol yang kawan-kawan ketahui beberapa waktu lalu meninggal karena kecelakaan, swab-nya positif Corona," kata Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Joni menjelaskan, dalam pemeriksaan yang dilakukan RSU dr Soetomo, ditemukan flek di paru wanita tersebut. Selain itu, DAW juga memiliki penyakit bronkitis.

Dirut RSU dr Soetomo ini menambahkan, pihak keluarga sebenarnya mengerti bahwa DAW positif Corona. Namun keluarga ngotot hasil rapid test negatif.

"Keluarga sebenarnya tahu ada COVID-19, tapi (pasien) meninggal sebelum PCR keluar. Pemulasaraan jenazah diminta pihak rumah sakit sudah sesuai protokol karena status PDP, tapi keluarga berdasar rapid test negatif dan tidak mau sesuai protokol. Padahal justru rapid negatif yang bahaya karena belum terbentuk antibodi," terangnya.

"Setelah meninggal, hasil swab-nya keluar, positif. Pesan yang kita sampaikan, beliau sebelum kecelakaan mungkin OTG, kemudian kecelakaan, mengalami patah tulang, saat pemeriksaan menderita Corona, dan di-swab. Virus ini benar-benar bahaya, bisa menular dari banyak sel tubuh," tambahnya.

Sehari berselang, Manajemen Gojek angkat bicara soal DAW (39) yang meninggal positif COVID-19. Pihak Gojek saat itu tengah berkoordinasi dengan sejumlah pihak.


"Terkait informasi ini yang disampaikan oleh Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, kami tengah berkoordinasi lebih lanjut dengan para pihak," jelas VP Strategic Regional Head Gojek Wilayah Jatim dan Bali Nusra Leo Arifin dalam keterangan resminya yang diterima detikcom.

"Kami juga mengimbau untuk senantiasa mematuhi semua protokol kesehatan yang disampaikan oleh pihak yang berwenang. Mengingat pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan tengah bekerja keras memitigasi pandemi COVID-19 ini," tambah Leo.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto meminta kepada ratusan driver ojol yang turut mengantar untuk segera mengikuti rapid test. Kini Tim Gugus Tugas tengah berkoordinasi dengan Dishub Surabaya untuk meminta data.

"Wajib di-rapid itu, makanya kita masih koordinasi dengan Dishub untuk meminta datanya," kata Irvan saat dihubungi detikcom.

Semntara Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut pihaknya akan melakukan langkah penegakan hukum. Namun tetap mengedepankan langkah edukasi dan preventif.

"Langkah-langkah penegakan hukum, maka akhirnya kembali lagi tidak bosan, tidak lelah, tidak pernah capek bahwasanya kita ini dalam gugus tugas. Polda Jawa Timur juga memberikan preventif artinya edukasi tetap terus ya," pungkas Truno.

Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.