Jeritan Sopir Angkot di Mojokerto, Sepi Penumpang hingga Nihil Bantuan Pemerintah

Jeritan Sopir Angkot di Mojokerto, Sepi Penumpang hingga Nihil Bantuan Pemerintah

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 09 Jun 2020 14:20 WIB
Sopir Angkutan Umum di Mojokerto, Sepi Penumpang
Terminal Mojosari (Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto -

Wabah virus Corona membuat puluhan sopir angkutan umum di Mojokerto kesulitan penghasilan karena sepinya penumpang. Di tengah kesulitan ekonomi tersebut, mereka mengaku belum menerima bantuan sosial apapun dari pemerintah.

Kondisi ini dialami para sopir angkutan umum Mojosari-Mojokerto (MM). Angkutan ini beroperasi sejak 1992 silam dengan rute Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto ke Terminal Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Mereka tergabung dalam wadah Koperasi Maju Mapan.

Wakil Ketua Koperasi Maju Mapan Suwari (55) mengatakan, jumlah sopir angkutan MM saat ini 36 orang. Dari jumlah itu, 4 sopir warga Kabupaten Sidoarjo. Termasuk dirinya yang tercatat sebagai penduduk Desa Mergosari, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Sedangkan 32 sopir asal Kabupaten Mojokerto. Yakni dari Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Mojosari dan Pungging.

Sebelum COVID-19 mewabah, lanjut Suwari, penumpang angkutan MM tergolong sepi. Rata-rata para sopir hanya mampu membawa pulang penghasilan Rp 25.000-30.000 per hari. Itu setelah dipotong setoran ke pemilik armada yang rata-rata Rp 40.000 per hari.

Merebaknya virus Corona membuat perekonomian para sopir semakin terpuruk. Sekolah yang diliburkan, serta banyaknya para pekerja yang dirumahkan, membuat penumpang angkutan umum ini semakin sepi.

"Kadang-kadang modal bensin Rp 50.000 tidak kembali karena tak ada penumpang. Kadang dapat penumpang hanya cukup untuk beli bensin lagi. Sampai-sampai juragan tidak tega menerima setoran kami. Karena tidak pernah dapat lebih dari setoran. Akhirnya setoran kami pakai belanja yang di rumah," kata Suwari kepada wartawan di Terminal Mojosari, Selasa (9/6/2020).

Saat ini, kata Suwari, tinggal hanya 10 sopir angkutan MM yang masih aktif mencari penumpang. Termasuk dirinya yang sudah menjadi sopir angkutan umum sejak 1992 silam. Sulitnya mencari pekerjaan lain membuat para sopir terpaksa tetap beroperasi meski kerap kali pulang tanpa penghasilan.

"Kami tetap narik penumpang daripada berdiam diri di rumah. Kalau ada kerjaan serabutan, saya kerjakan," ujarnya.

Kesulitan ekonomi yang diderita para sopir angkatan MM diperparah dengan belum adanya bansos dari pemerintah. Sebagai salah satu unsur masyarakat yang terdampak langsung wabah COVID-19, Suwari mengaku telah dua kali mengajukan bansos ke pemerintah. Namun, sampai hari ini bansos tersebut tidak kunjung mereka terima.

"Kami sudah ajukan bantuan sejak 15 hari sebelum Ramadhan ke Dishub (Dinas Perhubungan Kabupaten Mojokerto). Kami juga mengajukan ke Organda. Sampai sekarang belum keluar sama sekali. Kami belum terima bantuan sama sekali," tegasnya.

Kesulitan ekonomi juga dialami Juanam (56), sopir angkutan MM warga Desa Awang-awang, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Bapak satu anak ini mengaku belum menerima bansos apapun dari pemerintah sejak virus Corona mewabah.

"Untuk sehari-hari makan seadanya. Sering makan hanya lauk kerupuk. Saya tidak pernah didata oleh pemerintah sebagai penerima bansos," ungkapnya.

Sopir Angkutan Umum di Mojokerto, Sepi PenumpangSopir Angkutan Umum di Terminal Mojosari/ Foto: Enggran Eko Budianto

Dia berharap pandemi Corona segera berakhir. Sehingga penghasilan para sopir angkutan MM kembali seperti sedia kala.

"Kalau diberi bantuan pemerintah saya pasti mau," ujarnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Lutfi Ariyono mengaku belum pernah menerima usulan dari Dishub terkait bansos bagi para sopir angkutan MM. Dia menyarankan para sopir mengajukan bantuan ke pemerintah desa masing-masing.

Karena pemerintah akan menyalurkan bansos dari Pemprov Jatim bagi 25.000 KK di Kabupaten Mojokerto. Setiap keluarga bakal menerima Rp 200.000 per bulan selama 3 bulan.

"Kami batasi pendataan di desa sampai Kamis depan. Silakan para sopir mengajukan ke pemerintah desa masing-masing," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.