Total 45 unit bus bantuan dari Kementerian Perhubungan beroperasi di Kota Palembang, Sumatera Selatan, hari ini. Bus tersebut beroperasi sesuai standar agar dapat mencegah penyebaran COVID-19.
"Hari ini resmi 45 bus bantuan Kemenhub beroperasi di Palembang. Bus-bus ini akan beroperasi di 3 rute utama," ucap Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Selasa (2/6/2020).
Menurut Harnojoyo, bus beroperasi dalam kota sebagai angkutan massal. Bahkan bus sudah dilengkapi fasilitas pendukung agar dapat menunjang mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19. "Bus ini beroperasi dengan standar-standar COVID-19. Seharusnya bus 40 penumpang, tatapi saat ini hanya isi 20 penumpang dan dilengkapi teknologi canggih," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun teknologi yang ada dalam bus itu, salah satunya deteksi asap rokok, deteksi saat sopir mengantuk sampai kontrol laju kendaraan. Termasuk aplikasi yang dapat melaporkan keberadaan bus secara real time.
"Ini fasilitasnya sudah lengkap, namanya TEMAN BUS yang bekerjasama dengan PT Transmusi Palembang Jaya. Ini juga telah terintegrasi dengan angkutan lain, seperti LRT dan sebagainya," tutup Harnojoyo.
Kepala Seksi Angkutan Massal Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Hadi mengatakan pengoperasian TEMAN BUS ini menjadi layanan pertama di Kota Palembang dalam program Buy The Service (BTS). Bus hadir sebagai angkutan Bus Rapid Transit (BRT) untuk penunjang mobilisasi masyarakat yang terintegrasi dengan layanan angkutan massal LRT.
"Layanan TEMAN BUS dibutuhkan karena melihat kondisi layanan angkutan umum di wilayah perkotaan yang perlu penanganan lebih baik dan berkelanjutan. Disamping itu juga ikut merespon kebutuhan masyarakat perkotaan, termasuk tuntutan perbaikan lingkungan karena perubahan iklim yang sudah di depan mata," kata Hadi.
Baca juga: PSBB Palembang Diperpanjang 14 Hari |
Adapun 3 rute utama adalah yaitu terminal Alang Alang Lebar-Dempo, Asrama Haji-terminal Sako dan terminal Plaju-Pasar Induk Jakabaring. Tercatat ada 2 jenis bus yang beroperasi, bus sedang berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk dan bus besar berkapasitas 60 penumpang dengan 30 tempat duduk serta kursi prioritas.
"Setiap bus mempunyai 1 pintu masuk di bagian depan dengan low deck dan 1 di pintu bagian tengah adalah high deck. Ini dilengkapi dengan peralatan IoT (Internet of Things) yang dapat memonitor perilaku pengemudi," katanya.
"Bus beroperasi dengan jarak antar bus itu 10 menit, ini real time. Beroperasi sampai Desember gratis. Setelah itu baru regulasi akan kami atur untuk tarif, tapi tidak lebih dari taris angkutan pada umumnya," tegas Hadi.