Pemandangan keramaian di pasar-pasar tradisional menjelang lebaran bukanlah hal yang janggal. Namun beda cerita bila hal itu terjadi di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).
Seperti tampak pada Jumat, 22 Mei 2020 atau setidaknya H-2 lebaran di Jakarta. Hampir semua pasar tradisional di penjuru Ibu Kota dijejali warga.
Ada yang mencari kebutuhan pokok untuk keperluan hari raya nanti, ada pula yang memilah sandang baru untuk dipakai saat lebaran. Potret keramaian di pasar saat wabah yang penularannya masif ini tentu membuat siapapun menghela napas panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun apa mau dikata. Para warga yang terjun langsung ke pasar merasa tidak ada pilihan lain, setidaknya seperti itulah yang disampaikan salah satu di antaranya yang bernama Ita.
"Sebenarnya takut tapi karena kebutuhan mau lebaran ya jaga-jaga aja belanja seperlunya aja," kata Ita di Pasar Kramat Jati di bilangan Jakarta Timur.
Ita pun tidak ingin konyol di pasar tanpa perlindungan diri yang cukup menangkap virus. Masker selalu terpasang serta menghindari kerumunan menjadi kunci baginya.
"Ramai tapi ya jaga diri aja, karena berita terakhir tetap ada yang kena (Corona) dan Jakarta makin banyak. Jadi kalau saya sih jaga diri aja sebisa mungkin cari jalan yang tidak banyak kerumunan," ucap Ita.
Setali tiga uang, warga lain bernama Susan mengaku akan langsung mandi sepulangnya dari pasar. Namun beda cerita dari Netrawati yang mengaku sama sekali tidak takut bila harus berbelanja ke pasar di masa saat ini.
"Saya sih tidak takut, saya sih berpasrah diri ke Allah. Kalau seandainya sakit ya, sakit. Kita memang harus jaga diri tapi nggak harus dikunci di rumah," ujarnya di tempat terpisah.
Netrawati mengaku tetap mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker. Hanya saja dia merasa tidak mungkin harus selalu di rumah karena adanya berbagai kebutuhan yang membuatnya ke pasar.
"Pakai masker sesuai yang diajurkan, pakai masker tapi kalau disuruh di rumah 100 persen nggak mungkin," sebutnya.
Dari Jakarta Timur, detikcom bergerak ke arah selatan Jakarta tepatnya di Pasar Kebayoran Lama. Kondisi yang tak jauh beda juga tampak meski Jakarta saat ini masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau biasa disingkat PSBB.
Seorang warga bernama Yuli memberikan alasan yang sama dengan pengunjung pasar di Jakarta Timur. Kebutuhan disebut Yuli membuatnya mau tidak mau terjun ke pasar.
"Sebenarnya takut juga, habis gimana karena kebutuhan juga," kata Yuli.
Yuli mengaku datang ke pasar bersama anaknya, hendak membeli kebutuhan lebaran seperti makanan dan baju lebaran untuk anaknya. Dia memilih datang ke Pasar Kebayoran Lama karena pasar itu cukup memudahkan mencari barang yang hendak dibelinya.
Senada dengan Yuli, warga bernama Wisniatih juga datang ke Pasar Kebayoran Lama untuk membeli kebutuhan Lebaran. Meskipun sudah tahu ada larangan berkerumun agar terhindar dari virus Corona, dia mengaku pasrah saja.
"Mengenai itu, ya, saya pasrah aja sama Allah, yang penting ikuti anjuran pemerintah jaga kesehatan, cuci tangan," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Achmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 maklum dengan situasi di lapangan. Yuri--panggilan karibnya--menilai apa yang dilakukan masyarakat merupakan tradisi tapi tetap menurutnya harus diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Dalam situasi seperti sekarang ini, sepertinya itu bisa kita lakukan dengan menyiasati untuk tetap aman dari kemungkinan tertular COVID-19. Tidak ada larangan untuk membeli baju yang baru, tidak ada larangan untuk ke pasar, namun tetap dengan etika sesuai dengan protokol kesehatan," kata Yuri.
Yuri meminta masyarakat tetap menggunakan masker hingga menjaga jarak. Hal itu menurutnya untuk melindungi masyarakat dari risiko terpapar virus Corona.
"Menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang paling bijak di dalam kaitan ini," ujar Yuri.
"Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian, mari kita lindungi keluarga kita dengan membiasakan untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aspek kehidupan. Karena tujuannya satu adalah untuk melindungi kita," lanjut dia.